Single Forever
Waktu baca judul diatas kita semua
pasti terkaget-kaget. Masa sih mau jadi jomblo seumur hidup? Atau kita mulai
berpikir, wah wah wah amit-amit deh gw jadi single selamanya. Eit… tenang
dulu, jangan takut! Karena saya juga nggak pernah mikir buat jadi jomblo seumur
hidup hehehe… kita lihat dulu apa yang akan dibahas. Saya nggak ngajarin kita buat
jadi biarawan yang seumur hidup melayani Tuhan tanpa menikah. single
disini maksudnya adalah keutuhan dalam diri kita, komplit, terpisah,
keseluruhan.
Pernah coba bandingin kehidupan Adam waktu
dia dikasih pasangan ama Allah? Apakah waktu dikasih pasangan Hawa ama Tuhan,
Adam lagi nyari-nyari pasangan hidup? Bukan kan! Adam itu lagi ngerjain tugas
yang dikasih Allah buat memelihara bumi. Jadi Adam adalah pribadi yang utuh, single
dan sempurna. Adam begitu sibuk sampe-sampe dia nggak merasa kalo dia butuh
teman.
GF!ers, kapan kita tahu kalo kita siap buat menerima pasangan?
Pastor Jeffry Rahmat bilang kalo kita bakal siap menerima pasangan kalo kita ngerasa
nggak butuh pasangan, karena disitulah kita merasa kompilt, utuh! Adam
membuktikannya! Hawa datang bukan pada saat dia lagi sibuk cari pasangannya.
Tuhan memberikan pasangan justru pada saat Adam dalam kondisi terbaik, saat
sedang complete, utuh, single dan menikmati panggilannya.
Cuman orang yang single yang bisa
masuk dalam tahap pernikahan. Sebab pernikahan harus terjadi antara 2 orang
yang utuh. Tapi seringkali faktanya, pernikahan terjadi antara 2 orang yang nggak
saling utuh, yang saling mencari keutuhan dari diri pasangannya. Waktu kita
menikah, kita harus siap buat mengasihi diri sendiri dan siap mengasihi orang
lain.
Bahkan lebih lanjut lagi Pastor Jeffry bilang
kalo orang yang nggak utuh, nggak dapat kasih apa-apa buat pasangannya karena emang
tujuan awal dia mencari pasangannya adalah sifat selfish, cuman buat mengisi
kekosongan dirinya sendiri. Orang kayak gini cuman banyak menuntut, banyak
minta diperhatiin. Dia bakal mengganggu konsentrasi hidup kita, pekerjaan,
karier, bisnis.
Setelah baca penjelasan diatas, semoga
kita bisa belajar untuk menjadi single dulu sebelum kita mencari
pasangan hidup. Saya juga mengalami proses single
ini. Dulu saya punya seorang kekasih yang udah pacaran selama 4 taon (2003-2007).
Awalnya saya cuman menikmati pacaran seperti layaknya orang biasa, seminggu
sekali jalan bareng, datang ke rumahnya, dsb. Tapi kami berdua belum jadi single.
Kekasih saya itu butuh banyak perhatian. Sehingga penulis merasa kewalahan buat
kasih “perhatian ekstra besar” dan akhirnya saya ngerasa kalo pacaran itu bikin
cape dan menguras banyak waktu, tenaga, dsb. Waktu itu sih saya rela. Sampai
akhirnya kami memutuskan buat putus hubungan karena ada saling ketidakpercayaan
satu sama lain.
Waktu putus sih saya sangat sedih. Dan
hal ini, sekali lagi ngebuktiin kalo penulis belum jadi seorang yang single.
Saya nge-jomblo selama 6 bulan dan belajar buat jadi single. Setelah
merenungkan mengenai arti pacaran dengan mendalam, akhirnya pada suatu waktu saya
seolah mendapat ilham dari Tuhan (hehehe…), saya sadar makna inti dari pacaran kalo
kita harus jadi utuh secara pribadi dan menggunakan waktu dalam hidup yang
terbatas ini dengan baik. Saya berdoa pada Tuhan buat pasangan hidup, dan minta
hikmat supaya kelak kalau pacaran lagi, bisa menjalani dengan baik dan jadi
pribadi yang sama-sama utuh.
Sekarang bagaimana? Sekarang saya udah
pacaran lagi ama cewe yang sama tapi dengan pribadi yang sama-sama utuh. Saya juga
berusaha menerapkan konsep ini padanya biar bisa jadi pribadi yang saling menghargai,
saling menghormati, saling percaya. Dan apa hasilnya? Hubungan kami jadi jauh
lebih baik dibanding dengan dulu. Kami tahu prioritas hidup dan bisa bagi waktu
buat Tuhan, pekerjaan, pendidikan dan bahkan waktu pacaran.
Apakah kita masih mau mencari pasangan
hidup tanpa menjadi single terlebih dahulu? Kalau begitu sama saja kita
sedang membuang-buang waktu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan kita. Karena itu bagi GF!ers yang mau pacaran, cari dahulu
kehendak Allah dalam diri kita dan jadilah single terlebih dahulu, ok!
Izin komentar dikit yaa.. hehe..
ReplyDelete" Pernah coba bandingin kehidupan Adam waktu dia dikasih pasangan ama Allah? Apakah waktu dikasih pasangan Hawa ama Tuhan, Adam lagi nyari-nyari pasangan hidup? Bukan kan! Adam itu lagi ngerjain tugas yang dikasih Allah buat memelihara bumi. Jadi Adam adalah pribadi yang utuh, single dan sempurna. Adam begitu sibuk sampe-sampe dia nggak merasa kalo dia butuh teman "
waduh, padahal Alkitab dalam Kejadian 2:20 mengatakan bahwa waktu Adam melakukan tugas dari Allah dalam memberi nama kepada segala mahluk hidup, dia tidak bisa menemukan "penolong yg sepadan" dengan dia.
" Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia." (Matius 2:20)
Itu artinya, jauh dalam diri Adam, ada sebuah kerinduan untuk memiliki teman hidup, bukan?
Saya setuju kalo dikatakan bahwa kita harus benar-benar dewasa dalam hal rohani sebelum siap untuk menggumulkan teman hidup.
Tetapi kalau dikatakan bahwa Adam begitu sibuk "sampe-sampe dia nggak merasa kalo dia butuh teman " saya kurang setuju. Karena pada dasarnya Allah sudah menciptakan Adam dengan natur UNTUK tidak bisa hidup seorang diri tanpa teman. Itulah entah kenapa Adam merasa masih ada yg kurang dan belum menemukan penolong yang sepadan buat dia.
" GF!ers, kapan kita tahu kalo kita siap buat menerima pasangan? Pastor Jeffry Rahmat bilang kalo kita bakal siap menerima pasangan kalo kita ngerasa nggak butuh pasangan, karena disitulah kita merasa kompilt, utuh!"
Kalau kita ngerasa ga butuh pasangan, lalu buat apa kita mendoakan teman hidup?
Allah sendiri BAHKAN mengatakan bahwa manusia butuh pasangan hidup. Dia mengatakan bahwa "tidak baik manusia itu seorang diri". Tetapi Allah tidak menciptakan seorang pria lain untuk Adam. Tetapi Allah menciptakan seorang wanita untuk Adam. Jadi konteks "seorang diri" yg dimaksudkan Allah dalam firman Nya ini tentulah merujuk kepada pasangan hidup.
Lalu mengapa kita bisa mengatakan tidak butuh teman hidup?
CMIIW :)
Oh ya, sdikit tambahan.. jangan sampai perasaan kita tentang teman hidup mendikte kebenaran Alkitab (apa yg Alkitab katakan) tentang teman hidup. Mood manusia berubah, kebenaran tidak :)
ReplyDelete