John Bunyan
Melahirkan Sang Musafir di Penjara
Pernah
nggak kamu baca buku yang judulnya Perjalanan
Sang Musafir? Buku yang judul aslinya The
Pilgrim’s Progress ini mungkin adalah buku yang paling dikenal dalam dunia
Kekristenan setelah Alkitab sendiri. Buku ini sangat berpengaruh soalnya di dalamnya terkandung sebuah kisah alegoris
(sebuah gaya bahasa yang sarat pengandaian) tentang seorang yang berkelana
dalam hidupnya dari Kota Kehancuran sampai ke Kota di Langit, buat mencari Tuhan, dan menemukannya.
Penulis
buku itu adalah seorang pendeta Baptis bernama John Bunyan. John dilahirkan di
awal abad ke-17 (tahun 1628) di sebuah kota kecil di Inggris yang namanya
Barrowden. Dia nggak dibesarkan kayak anak biasanya, soalnya dia cuman mengenyam pendidikan
dasar yang sangat singkat, sekitar 4 taon
aja. Dia ikut ayahnya berdagang ke seluruh negeri, dan di
usianya yang masih 17, John mendaftar menjadi pasukan parlemen Inggris selama
tiga taon.
John
bercerita kalo usia mudanya dia adalah seorang
yang hidupnya bengkok; nggak jelas arahnya dan
sangat memalukan. Waktu itu, dia emang udah beragama Kristen, tapi belum
mengenal Tuhan secara pribadi. Bahkan, menurut catatan autobiografinya, Grace Abounding to the Chief of Sinners (Berkat Melimpah bagi Orang yang Paling Berdosa),
John ngerasa kalo waktu muda dia pernah melakukan dosa yang “nggak termaafkan”
(Matius 12:31-32) dan waktu itu dia sama sekali nggak merasa bersalah.
Beberapa
kali pikiran John sempet dihantui ama kata-kata “juallah Kristusmu.” Ini yang bikin hatinya nggak
tentram dan jiwanya terganggu. John ngalamin serangkaian konflik batin yang
bikin dia tersiksa banget. Tapi akhirnya dia
sanggup memenangkan pergumulannya, dan mulai nunjukkin perubahan sejak saat
itu.
Perubahan
ini tampak kentara dalam seluruh aspek kehidupan John. Kekristenan pun ia
dalami lebih lanjut, dengan cara masuk sebagai anggota resmi Gereja Baptis. Di
usianya yang ke-27, John Bunyan yang semangat memberitakan Injilnya berapi-api
ini dilantik sebagai diakon gereja, dan ia mulai berkhotbah di atas mimbar.
Salah
satu hal yang paling dikenal dari hidup John Bunyan selain karya fenomenalnya, Perjalanan Sang Musafir, adalah perdebatannya
yang sengit dengan umat Kristen Quaker (tentang siapa itu kaum Quaker, baca
kisahnya William Penn di edisi lalu)
yang baru saja bertumbuh di Inggris. Hebatnya, perdebatan ini dilakukannya
secara tertulis, yaitu masing-masing pihak bikin pamflet bahkan hingga buku!
Pada
periode ini, istrinya yang seorang perempuan saleh meninggal. Baru empat taon setelahnya John memutuskan buat menikah
lagi. Karena sebenernya dia nggak punya izin buat berkhotbah di atas mimbar
(izin ini waktu itu cuman boleh dipegang ama para pendeta Church
of England), di taon 1658 John dituduh
ngelanggar hukum. Tapi ia masih dibiarin bebas ama pihak yang berwajib. Kesempatan ini justru dia pake lagi
buat berkhotbah lebih banyak dan lebih sering, sampai akhirnya, karena gerah,
polisi menangkapnya taon 1660. Dia ditahan selama tiga bulan di Bedford, lalu ditanya,
“Apa kamu udah nggak akan berkhotbah lagi
kalo kamu dikeluarin dari tahanan?”
John
Bunyan dengan tegas menjawab, “Saya nggak akan berhenti
berkhotbah.”
Penahanan
selama tiga bulan itu pun akhirnya memanjang jadi sampe kira-kira 12 taon, gara-gara John nggak pernah mau berubah pendiriannya!
Tapi justru saat-saat 12 taon inilah yang jadi
momen terpenting dalam hidupnya. Karena di sini, di waktu-waktu luangnya dalam
tahanan, dia punya kesempatan buat nulis
magnum opus-nya, Perjalanan Sang Musafir.
Buku ini ditulisnya dalam dua bagian, yang pertama diterbitin taon 1678, dan yang
kedua enam taon kemudian, 1684.
Pada
taon 1672, waktu Raja Charles II
ngeluarin suatu dekrit yang memperbolehkan kebebasan beragama
dan berkhotbah di luar ajaran Church of
England, John Bunyan praktis mendapatkan kebebasannya. Dia nggak lagi dituduh
berkhotbah tanpa izin sekarang. Lucunya, cuman tiga
taon berselang, Charles II tiba-tiba menarik kembali dekrit
itu, dan bikin John kembali ditangkap. (waktu itu John Bunyan udah jadi seorang pastor yang sangat
dikenal di gereja Bedford.) Untungnya cuman enam bulan dia dipenjarakan, dan dia
nggak pernah ditangkap lagi setelahnya.
John
Bunyan meninggal karena terkena penyakit flu parah cuman empat
taon setelah dia melihat bukunya
itu dibaca ama banyak orang. Sekarang, ratusan tahun setelah ia
meninggal, buku itu konon adalah buku berbahasa Inggris yang paling banyak
dibaca di dunia, setelah Alkitab. Kisah Sang Musafir ini adalah kisah yang nggak akan pernah lekang dimakan usia. Dan kamu yang belum
pernah membacanya, ayo coba temukan dan baca! [cs]
No comments:
Post a Comment
copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com