SEJARAH KEBANGUNAN
ROHANI
First of all, gF!ers perlu en harus
tau apa aja yang Tuhan udah buat di masa lampau.
·
Sebelum kegerakan
kebangunan rohani terjadi, biasanya ada sejumlah Umat Tuhan yang rela melakukan
perubahan radikal terhadap setiap kebenaran yang diselewengkan. Setelah Yesus
terangkat ke sorga, gereja mula-mula malah tumbuh pesat dibawah tekanan dan
penindasan bangsa Romawi. Hingga akhirnya, ketika penguasa kerajaan Romawi
menerima bertobat, mulailah agama kristen diresmikan sebagai agama nasional
bangsa romawi. Ratusan tahun kemudian, kondisi kerohanian orang-orang Roma
mulai berubah dibanding pendahulunya. Pada tahun 1517, seorang Pendeta Augustinian, Martin Luther mengeluarkan
95 dalil yang mencela penjualan surat penebusan dosa yang dikeluarkan
oleh gereja Roma pada masa itu. Hal ini dipandang sebagai skandal pemanfaatan
kepentingan manusia berkedok institusi keagamaan.
·
Kegerakan rohani
di Amerika diawali juga oleh pembaruan-pembaruan yang memakan waktu puluhan
tahun, hingga tiba masanya kegerakan yang disebut “Kebangkitan Agung” pada tahun 1725. Waktu itu Amerika masih belum
berbentuk negara seperti yang kita kenal sekarang. Gerakan ini mulai surut
sekitar tahun 1760.
·
Momentum kegerakan
berikutnya terjadi tahun 1780-an
hingga sekitar tahun 1820. Hal ini
ditandai dengan diadakannya serangkaian kebaktian menggunakan tempat terbuka
yang ada di Kentucky, Amerika. Ada
20 ribu orang yang menghadiri kebaktian camp 6 hari yang diselenggarakan oleh
Barton Stone, gereja Presbytarian dan gereja Methodist setempat. Terjadi perubahan secara massal, dengan
manifestasi orang-orang yang tersentak dan rebah ke tanah.
·
Tahun 1850 ketika James Turner, seorang pengkotbah methodist berkotbah secara
berapi-api di Skotlandia, membuat aktivitas perdagangan terpaksa berhenti. Hal
ini karena begitu banyak orang yang ingin memperoleh pembenaran dari Allah.
Sejumlah besar para pemabuk telah diubahkan oleh Allah. Kebaktian-kebaktian
berlangsung selama 14 hingga 18 jam. Banyak orang yang yang jatuh secara tak sadar tapi akhirnya
bangkit kembali memuji Allah setelah menerimanya.
·
Yang tercatat
sebagai kegerakan dahsyat kemudian terjadi pada tahun 1857 di Amerika. Gerakan ini relatif berbeda dengan gerakan-gerakan
sebelumnya. Roh Allah menyapu bersih beberapa kota di Amerika dengan
pertobatan. Hampir tidak ditemukan orang yang tidak diselamatkan. Baik pemabuk,
penjudi maupun jemaat yang duduk di gereja, semuanya dilawat Allah tanpa
terkecuali. Gudang-gudang tua, gedung bioskop, gedung dansa, hingga gua-gua
tempat orang berjudi, semuanya dijadikan sebagai tempat ibadah. Kebutuhan orang
untuk berdoa terjadi dengan dahsyat. Hampir di tiap desa yang ditemui, selalu
ada kebaktian di siang hari bolong.
·
Roh Tuhan kembali
beraksi di Wales (Welsh) pada tahun
1904. Bagai tornado yang dahsyat, Roh Tuhan menyapu wilayah ini hingga seluruh
gunung-gunung, lembah-lembah kota dan desa. Tak terkecuali, semua dilawat oleh
Allah. Dr. Campbel Morgan, dalam
kotbahnya tentang kegerakan besar ini di Gereja Westminster tahun 1904 berkata.
“Inilah kegerakan yang datang dari surga.
Nggak ada kotbah-kotbah, aturan-aturan, buku-buku nyanyian, tidak ada paduan
suara, tidak ada kolekte!…, Di sana ada organ tapi tak berbunyi. Ada pendeta
tapi tak ada kotbah”. Tidak heran, karena saat itu orang sangat larut dalam
suasana hadirat Allah. Surat kabar setempat menuliskan berita “ Pengolok-pengolok bertobat,
pemabuk-pemabuk, penjudi-penjudi dan pencuri-pencuri selamat. Dan beribu-ribu
orang menjadi warga negara yang terhormat. Pengakuan dosa hebat-hebat
terdengar, hutang-hutang lama dibayar. Gedung-gedung bioskop dan salon-salon
bir dalam kesukaran karena kekurangan pengunjung. Beberapa sidang-sidang
kepolisian benar-benar menjadi pengangguran. Dalam lima minggu 20.000
pertobatan diberitakan. “
·
Sekitar tahun 1904 – 1906, Allah kembali melawat
ciptaanNya di jalan Azusa, Los Angeles
Amerika. Peristiwa ini melahirkan munculnya berbagai macam gerakan pantekosta
modern. Menurut orang-orang di sana, gerakan ini diawali pula dari peristiwa
yang terjadi di Wales dekat Los Angeles. Seorang pemuda bernama Evan Roberts berdoa memohon kepada
Allah, agar negerinya diberi kesegaran rohani. Terkait dengan hal ini, Wiliam Seymour, seorang penginjil dari
Afrika-Amerika mengadakan doa di sebuah rumah kecil di Los Angeles. Pada
tanggal 9 April 1906, rumah
sederhana tempat Seymour dan Timnya berdoa menjadi tempat pentakosta yang
kedua. Banyak orang datang ke tempat itu dan menerima karunia berbahasa lidah.
Orang berdatangan mencari karunia roh, hingga mereka harus pindah ke Jalan Azusa no 312. Kebangunan rohani
ini terus berlanjut selama 3 tahun.
·
Peristiwa jalan
Azusa menyebabkan munculnya sejumlah denominasi pantekosta baru, termasuk
Assemblies of God yang dibentuk tahun 1914. Kebangunan rohani berikutnya muncul
tahun 1947 hingga 1958. Menurut
sejarawan David Edwin Harrel,
kejadian ini diilhami oleh Charles
Parham, dan dipromosikan oleh Oral
Roberts. Mereka berkeliling di Amerika dan berkotbah tentang kesembuhan
dari Tuhan di tenda-tenda kebangunan rohani yang besar. Banyak orang yang
bersumpah bahwa mereka betul-betul mengalami kesembuhan, tapi para wartawan
bersikap skeptis. Bahkan para pimpinan denominasipun bersikap kritis.
·
Suatu kelompok
yang terdiri dari bermacam-macam pimpinan telah membantu suatu gerakan 1960-an, termasuk Demos Shakarian, pendiri Full
Gospel Business Men’s Fellowship. Pada tahun ini juga tingkat keberanian
orang-orang muda untuk mengkonsumsi obat-obat terlarang meningkat. Gaya hidup
yang cenderung anti agama dan pengaruh agama timur yang menolak kekristenan
bermunculan. Karenanya, di kedai-kedai Kristen bermunculan konser musik Kristen
kontemporer, yang sangat berbeda dari musik-musik gerejawi klasik.
·
Ketika Jepang
menginvasi China pada tahun 1937,
kehidupan bangsa dan gereja di wilayah ini menjadi kacau. Walau harus mengalami
berbagai macam penganiayaan, namun jumlah orang percaya malah bertambah pesat
hingga mencapai 700.000 pada tahun 1945. Puncak kesulitan umat Tuhan diawali
pada tahun 1966, ketika terjadi revolusi kebudayaan dibawah pimpinan Mao.
Kesulitan demi kesulitan muncul sejak saat itu, dan memuncak pada tahun 1990
ketika pemerintah China secara resmi memberi kebijakan untuk menindas gereja.
Namun kegerakan rohani juga bertambah pesat. Kehausan akan Tuhan begitu kuat
melanda warga China. Mereka tidak takut menghadapi penganiayaan. Kebaktian
dimulai mulai jam 12.00 hingga jam 03.00 dini hari. Mereka rela dibenamkan dalam
air es dingin di sungai sebagai tanda baptisan. Mukjizat banyak terjadi,
termasuk bangkitnya orang mati.
·
Gerakan kebangunan
rohani di akhir abad ke-20 semakin berkembang. Tahun 1995, kota Torronto,
Canada dilawat kemuliaan Allah, hingga memunculkan berbagai macam polemik yang
terkait dengan peristiwa itu. Pada tahun yang sama banyak orang berduyun-duyun
menuju Brownsville Pensacola karena
mereka memiliki kehausan akan Tuhan. Deborah Sharp, penulis USA today di dalam
artikelnya yang diterbitkan tahun 1997 menulis”Anggota-anggota jemaat dari berbagai denominasi telah mengalir ke
Pensacola dalam dua tahun terakhir ini untuk diselamatkan dari kutukan : orang
katholik, Methodist, baptis. Orang Indian Amerika berlutut di sebelah orang
Amish, orang Afrika Selatan di sebelah orang Korea.”
·
Hingga awal abad
21 ini, semakin banyak kebangunan rohani yang terjadi, termasuk di Cali di Colombia, Kiambu di Kenya,
Almolonga di Guatemala dan Hemet di California, India dan tempat-tempat
lain. Pertobatan massal dalam sebuah kota pernah dialami oleh Yunus di kota
Niniwe. Saat itu Raja merasa hancur hatinya. Dia memerintahkan semua manusia
dan ternak di wilayahnya untuk berkabung dan berpuasa serta merendahkan diri di
hadapan Allah. Maka Allahpun memberi belas kasihan kepada kota ini. Kebangunan
rohani terjadi, satu kota bertobat karena Tuhan melawat mereka.
You see? Keren banget kan
apa yang Tuhan udah bikin untuk manusia! Padahal kita suka nggak tau diri, udah
bertobat bikin dosa lagi, tapi Tuhan sayang sama ciptaannya. Kalo kita rindu
dilawat Tuhan, DIA lebih rindu daripada kita! Dan itu masih berlaku sekarang!
Tuhan bisa buat itu untuk gF!ers dan untuk bangsa ini! BUT HOW?
ARTI KEBANGUNAN ROHANI
·
Charles Finney, yang dikenal
sebagai bapak kebangunan rohani
(revival), menyebut revival sebagai sauatu “kesadaran akan dosa, pertobatan
yang diperbarui, yang diikuti dengan keinginan yang kuat untuk hidup dalam
ketaatan kepada Allah; suatu penyerahan kehendak pribadi kepada Tuhan dengan
penuh kerendahan hati
·
Kebangunan rohani
merupakan karya Allah yang berdaulat sebagai jawaban doa, dampaknya seperti bom atom rohani – Bill Bright
REVIVAL DI
INDONESIA? OF COURSE!
Urbanus Kuser,
Dobo, Maluku Tenggara
Dulu saya pelayanan di Jakarta. Dalam
rangka kunjungan keluarga, saya pulang ke Irian. Waktu saya balik ke Jakarta,
Tuhan berencana lain. Mulai terjadi revival
dalam pribadi saya. Allah menyuruh saya untuk melayani di Maluku Tenggara,
Kepulauan Aru. Keadaan mereka di sana dibatasi adat istiadat. Sebagai generasi
penerus, harus ada yang menerobos. Visi saya adalah Dobo harus jadi terang bagi
Maluku.
Yahya, Lampung
Lawatan Tuhan di Lampung saat ini masih sangat kurang bisa terlihat.
Kesuaman di sana lebih dominan. Kami sangat perlu adanya kesatuan antar gereja.
Visi saya, di sana ada generasi yang penuh kemuliaan, radikal buat Tuhan. Saya
rindu lawatan yang dahsyat sampai setiap anak muda di sana punya hati yang
terbeban untuk menjangkau generasi mereka sendiri. Ada persatuan di sana,
meninggikan panji Kristus.
Fenny, GBI
Getsemani, Ambon
Keadaan rohani di Ambon menurun karena
kerusuhan yang terjadi selama tiga tahun terakhir. Sehingga memacu pemuda di
sana untuk cenderung melakukan hal-hal yang kriminal, suka berkelahi. Dibanding
tahun sebelumnya, revival-nya bagus
sekali. Di gereja kami, jumlah jemaat mengalami penurunan drastis. Kami
berharap kalau keadaan agak tenang, akan ada pemulihan dan semua pemuda di sana
punya impian untuk memulihkan kerohanian mereka.
Lita, GBI Eben
Haezer, Sukabumi
Buat saya, situasi di Sukabumi monoton.
Saya rindu anak muda di Sukabumi mengalami lawatan Tuhan lebih lagi.
Selly, Papua
Kegerakan Allah yang terjadi di Papua saat-saat ini
sungguh dahsyat. Tapi masih banyak yang belum tahu kebenaran di sana. Kalau
kita berdoa menyembah, kita rasakan kasih Allah sungguh nyata. Saya rindu
supaya di sana diadakan KKR. Pemuda di sana baru dalam taraf mulai bertumbuh,
kurang lebih jumlahnya 35 orang. Baru-baru ini di salah satu kota, jauh dari
Kota Manokwari, ada kerusuhan, tapi bisa dibilang aman. Kami percaya karena
kemurahan Tuhan, kota kami aman. Saya minta dukungan doa agar Papua lebih maju
dalam kehendak Tuhan. Kami juga sangat membutuhkan buku-buku. Kekurangan akan
buku menyebabkan pemahaman akan Firman Tuhan sangat kurang. Anak-anak sekolah
minggu juga sangat kekurangan bacaan.
Pdt. Ir. Timotius
Arifin, Denpasar
Cara anak muda mempersiapkan diri terima lawatan Tuhan
adalah dengan personal holiness dan holiness lingkungan. 2 Korintus 6&7.
Pisahkan dirimu baru Tuhan akan dwell
di tengah-tengah kita. Buat anak muda atau orang tua berlaku sama. Itu saja. 2
Timotius 2, kita harus melarikan diri, flee
from youthful lust, segala sesuatu yang membangkitkan nafsu ya…jangan
dilakukan.
Pnt. Eddy Leo, Jakarta
Revival tidak bisa diteruskan tanpa
multiplikasi. Multiplikasi terjadi kalau ada figur bapa dalam gereja. Kita
nggak usah nunggu revival, sebenarnya
revival yang menunggu kita. Kuncinya, gereja mesti memiliki
substansinya, yaitu membangun hubungan dan mengalami Kristus. Kalau itu
ada, terjadilah revival, setelah itu
mesti ada “bapak”. Pembapakan itu tidak berbicara gender, tapi fungsi. Sama seperti Paulus, bisa berfungsi sebagai
ibu, demikian juga wanita bisa berfungsi sebagai bapak. Bapak itu mengembangkan
potensi orang lain sampai maksimal sehingga bisa menggenapi rencana Allah.
Wanita bisa jadi bapak, tapi tentunya harus pria dulu. Menurut saya, di
Indonesia kurang sekali “bapak”. Buktinya, orang pindah-pindah gereja sehingga
nggak ada kematangan rohani.
Pdt. Bambang
Jonan, Medan
Lawatan Tuhan sekarang ini sudah terjadi,
hanya scope-nya masih belum terlalu
luas, masih sporadis. Kita nunggu, sebentar lagi akan jadi massal. Saya percaya
dengan kitab Yoel 2 katakan, bahwa Tuhan akan mencurahkan RohNya yang kudus
kepada setiap orang. Anak-anak muda
justru akan dipakai di sana. Yang bernubuat kan biasanya orang-orang tua,
yang punya “jam terbang” yang cukup tinggi, pemimpin-pemimpin rohani, tapi di
Yoel, justru katakan bahwa anak-anak muda yang akan dipakai untuk melihat
hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Di Medan sekarang sedang
dipersiapkan untuk jadi rumah doa.
George Anadorai, seorang nabi dari
Singapura, menyatakan 3 hal yang harus kita lakukan menghadapi lawatan Tuhan. Pertama mendoakan Israel, di Mazmur 122:7,
kedua harus ada doa, pujian, penyembahan 24 jam atau sama dengan menara doa.
Ketiga rekonsiliasi tubuh Kristus
SEMUA REVIVAL
PASTI MENYANGKUT ANAK MUDA
Pdt. Andreas
Rahardjo, Yayasan Masa Depan Cerah (MDC), Surabaya
Lahir dari kegerakan yang terjadi di
tahun 80-an. Nama MDC lahir dari KKR besar anak muda yang pertama kali diadakan
di gedung Go-Skate, Surabaya, namanya “Malam Dermaga Cinta” disingkat MDC. Maksudnya, anak muda
mencari cinta, tapi kemana bisa berlabuh dan tetap, hanya dalam Yesus. Dalam KKR
itu seluruh gedung penuh. MDC dipakai kemudian jadi nama yayasan tapi
kepanjangannya jadi “Masa Depan Cerah”, pusatnya di Surabaya, untuk seluruh
Indonesia, bergerak pertama kali menangani persekutuan doa, pos PI, anak-anak
muda. Yayasan ini awalnya interdenominasi, tapi dalam perkembangannya, Yeremia
Rim (almarhum, Red) merasa perlu mem-follow-up
jiwa-jiwa yang sudah dimenangkan dalam KKR untuk masuk ke gereja. Ibarat
seorang anak, dia bisa lahir di mana saja, tapi harus secepatnya dimasukkan
dalam satu keluarga. Itulah gereja. Maka GKPB, Gereja Kristen Perjanjian Baru,
tahun 1987. Mulai dari Surabaya. Yayasan ini berkembang pelayanan sosial,
sekolah dan lain sebagainya.
Pada awal tahun
80-an, waktu saya masih 18 tahun, Tuhan melanda anak-anak muda di Bandung,
Surabaya, Jawa Tengah, mungkin di Jakarta juga, saya kurang tau. Terjadi
kegerakan besar yang saya alami secara langsung. Yang paling keliatan waktu itu
adalah antusiasme anak-anak muda, pertobatan jiwa-jiwa yang luar biasa, dan
lalu timbul banyak persekutuan anak-anak muda yang makin lama makin menjamur.
Semua revival
pasti menyangkut anak-anak muda.
Selain itu juga praise and worship,
doa syafaat. Yang perlu diwaspadai adalah
kedangkalan dari pertobatan. Yang penting adalah kualitas pertobatan.
Menurut saya, yang
serius mau terima lawatan Tuhan banyak. Cuma, pencobaan-pencobaannya jauh lebih
banyak daripada dulu. Sehingga ditakutkan kualitasnya agak sulit terdeteksi
dibandingkan yang lalu. Apakah cuma sekedar “rame-rame” atau benar-benar
bertobat. Yang satu teriak “I love Jesus”,
yang lain ikut-ikutan teriak. Padahal belum tentu mereka sungguh-sungguh cinta
Yesus. Kita tidak bisa menghalangi trend-trend seperti ini. Peran gereja,
pertama nggak boleh batesin. Tetapi kita buat satu foundation, prinsip yang solid, baru mereka bisa menyaring sendiri
apa yang mereka anggap baik dan tidak.
Ada 3 hal yang saya
mau bagikan:
1. catch
the fire. Karena revival tidak bisa kita usahakan dari diri kita. Jangan berusaha
membangkitkan gelombang dari Tuhan, kalau belum waktuNya. Jangan merangsang
kebangunan rohani dengan mengundang hamba Tuhan terkenal. Tapi cari wajah
Tuhan, sampai api Tuhan itu turun dan kita tangkap. Sekecil apapun kalau itu
api, akan bisa bakar hutan. Tapi kalau bukan api, ya nggak bisa bakar apa-apa.
Jadi yang penting menangkap api kebangunan rohani. Yakinkan dalam acara apapun,
minta supaya api kebangunan rohani itu terpercik dalam hati kita.
2. keep the fire. Orang nggak bisa keep the fire of revival kalau nggak ada
kesungguhan dan kekudusan. Kalau kita biarkan kepahitan, attitude yang nggak benar, sulit mengampuni, api yang sudah
terpercik bisa hilang.
3. spread the fire. Siapkan diri untuk menyebarkan api.
Yang paling penting, kalau kita nggak sungguh-sungguh haus, kita nggak akan
dapat api. tapi bukan berarti kalau sudah dapat api sudah puas. Tidak. Kita
harus terus menjaganya. Kalau tidak akan hilang. Ada seorang anak muda yang
bisa baca 16 pasal sehari. Tapi dia nggak jaga itu. Sekarang ke gereja pun
enggak. Hidup rumah tangganya pun hancur. Saat-saat ini sedang terjadi
regenerasi pemimpin. Tuhan bangkitkan anak-anak muda untuk taking over the leadership. Tapi untuk jadi pemimpin, nggak cuma bondo nekat. Kita harus siapkan,
lengkapi diri kita.
REVIVAL SEKOTA
Pdt. Petrus Agung Purnomo, Semarang
Istilah revival kedengerannya terlalu keren,
saya lebih suka menyebutnya kegerakan anak muda. Sebetulnya ini bukan yang
pertama. Yang pertama adalah tahun 1979. Waktu itu ada sekelompok anak muda
bikin KKR pelajar SMA. Di situ 300 anak muda bertobat terima Tuhan Yesus,
termasuk saya, Pastor Jimmy Oentoro, Pak Bambang Budianto yang pendiri Pesat
(Pelayanan Desa Terpadu, Red). Jadi tahun itu melahirkan banyak hamba Tuhan.
Lalu bulan Agustus 1979, kami KKR lagi dengan Pak Yeremia Rim (almarhum, Red),
yang pertama tadi dengan Pak Damaris yang di Bandung. Kira-kira ada dua sampai
tiga ribu pelajar yang bertobat, terus nyebar ke Surabaya dan luar negri. Dalam
skala lebih kecil, dalam tahun 1991, terjadi lagi tuaian, tapi yang ngalami
kebanyakan pelajar-pelajar sekolah negeri. Lalu pada 1999, terjadi lagi dan
bertahan cukup lama, jadi nggak sekedar KKR terus ilang. Tapi aneh, kegerakan
tidak dimulai dari KKR di Hall yang besar, tapi lewat pelayanan kotbah di
sekolah-sekolah. Jadi saya dan tim masuk ke sekolah-sekolah, pelajar itu
dikumpulin, kami diberi waktu 2 jam. Memang tiap kali dimulai kebaktian,
suasana kacau dan tidak ada respon, tapi ketika di-altar call, hampir semua maju. Diajak terima Tuhan Yesus mereka
mau, maju, ditumpangi tangan, nangis seperti anak kecil. Jadi record-nya adalah di atas 95% yang
terima Tuhan Yesus waktu di-altar call.
Sekolah apa aja
tuh?
Sekolah Katholik, Kristen, Swasta, dan beberapa dari
Negeri
Apa waktu itu
memang targetnya sekolah-sekolah atau gimana?
Bukan. Saya melihat seperti Tuhan yang buka pintu dan kita masuk. Jadi bukan kita
yang rancang. Beberapa saat kemudian agak tertutup, karena beberapa agak kaget
(guru-gurunya) melihat kok ada yang histeris, nangis-nangis, mereka kan nggak
mau ngerti kalo itu Tuhan kerja. Nah terakhir ini, pintu terbuka lagi. Bahkan lebih
dahsyat dari yang pertama. Karena sekarang ini kita masuk dari TK, Kelas 5, 6,
sampai ke SMU. Tapi jalurnya aneh, lewat seminar narkoba. Kami punya tempat
rehabilitasi untuk anak-anak narkoba, namanya Rumah Damai. Saya bersyukur, I think kami punya reputasi yang cukup
bagus di Jawa Tengah. Sehingga pembimbing yang ada, sekarang jadi salah satu
penasehat gubernur di sana untuk urusan narkoba. Cara Tuhan buka jalan buat
pelayanan ke sekolah itu aneh. Ada anak dari jemaat kami, masih SMP. Di sekolah
dia ditawari obat sama temennya, dia lapor mamanya, lalu mamanya dateng ke
kepala sekolah untuk complain. Kepsek
bilang, kami tau, tapi nggak bisa buat apa-apa, karena mereka ada club-nya, dan lain-lain. Lalu ibunya
anak ini menawarkan pelayanan untuk anak narkoba. “Boleh nggak kami bersaksi di
sekolah-sekolah?” Jadi kami memanggil anak-anak yang sudah dipulihkan dari
ketergantungan narkoba untuk bersaksi di kelas-kelas, dan mereka juga yang
ngundang anak-anak itu untuk terima Tuhan Yesus. Jadi terjadi lagi kegerakan.
Selain itu kami juga punya radio, namanya Rhema FM. Di situ ada jam-jam khusus
untuk anak muda, lewat situ juga kami jangkau anak muda. Kalo diliat dari
kacamata manusia, seperti rangkaian kebetulan. Bukan rancangan manusia, tapi
murni campur tangan Tuhan.
Gimana cara melayani para pelajar,
mulai dari TK, SD, sampai SMU?
Itulah hebatnya
Tuhan. Kalau Tuhan nyentuh hati orang, kadang-kadang otak kita nggak bisa
ngejangkau. Padahal waktu awal kebaktian dimulai, mereka liar sekali, tapi
begitu altar call, atmosfer langsung
berubah. Mereka tiba-tiba mau terima Tuhan Yesus. Saya sendiri nggak ngerti
gimana jelasinnya. Saya beberapa kali ngalami, pernah di hall, mereka sudah
begitu liar, kotbah saya udah jadi khotbah paling jelek, bahkan nggak tuntas,
tetep saya altar call, dan mereka
maju terima Tuhan, didoain, nangis kayak anak kecil sampai guling-guling di
lantai. Terus mereka di-counseling
dan menceritakan hidup mereka. Di situ saya belajar anak muda kita ini begitu
banyak yang rusak kehidupannya tanpa sepengetahuan orang tua. Banyak anak SMP
yang sudah gugurkan kandungannya tanpa orang tua mereka tahu. Padahal kami
tinggal bukan di Jakarta lho, ini Semarang. Kenyataannya kan makin besar suatu
kota, makin mengerikan tantangannya.
Jadi menurut Anda, gimana cara supaya
anak muda mengalami kegerakan?
Setiap orang itu
butuh kehidupan dari Tuhan, termasuk anak muda, dan mereka sebetulnya lebih
responsif, struggle-nya nggak terlalu
banyak, paling pasangan hidup, hubungan dengan orang tua, sekolah. Jadi kalo mereka
dikenalkan kepada Yesus, dan melihat ini sebagai kehidupan, ini tantangan buat
gereja, apakah atmosfernya membuat mereka sungguh-sungguh ketemu Tuhan.
Perubahan ini yang membuat mereka jadi radikal. Kalo mereka dibawa ke kebaktian
yang “adem ayem”, mereka pikir “ini buat orang tua”. Terus terang saya nggak punya resep apa-apa, ini
murni anugrah Tuhan yang membawa kami ke situ. Ada intervensi Tuhan di
dalamnya.
Jadi murni nggak ada program/acara
khusus seperti praise and worship,
atau lain-lain yang menarik?
Iya. Menurut saya,
dimana Tuhan hadir, di situlah ada kehidupan. Tapi kalo ada yang nggak beres di
dalam gereja, ada banyak ketidaksehatian, “atmosfer”nya jadi redup. Tapi kalo
kita sungguh-sungguh cari Tuhan, maka kehidupan Tuhan itu akan memancar. Jujur
saya nggak bisa memberikan resep apa-apa. Tuhan bisa buka pintu dengan berbagai
cara. Satu kali dalam kebaktian kami, tiba-tiba orang memuji Tuhan sambil
loncat-loncat, itu nggak dibuat-buat lho. Padahal culture kami nggak begitu, saya pun bukan tipe seperti itu. Ini
memang murni campur tangan Tuhan.
Apakah kegerakan ini akan bertahan
lama?
Tergantung respon
kita sebagai gereja. Apakah kita jadi sombong lalu mengklaim kegerakan ini
menjadi milik kita atau tetap murni di hadapan Tuhan. Menurut saya, selama hati kita murni di
hadapan Tuhan, itu masalah kepercayaan Tuhan, menurut saya akan terus
berkelanjutan. Kami sudah mengalami selama 3 tahun ini untuk kegerakan pelajar.
Tadi Anda bilang kegerakan itu dimulai
tahun 1979, 1991, 1999, itu kan berarti kegerakan sempat terhenti?
Di tahun 1979,
sebetulnya karena nggak ada follow up-nya.
Dulu kita nggak punya gereja, cuma persekutuan, dan nggak punya pemimpin yang
ngarahin. Di tahun 1991, kami sudah punya gereja tapi kecil dan movement-nya terbatas sekali. Kami nggak
bisa menampung semuanya.
Memangnya nggak ada gereja lain yang
mendukung mungkin?
Nggak ada. Yang saya
tau, dulu itu masih “kaget”. Itu menyedihkan. Padahal dunia kita ini sebagian
besar dipenuhi anak-anak muda. Bagi saya itu anugrah kalau diberi bagian untuk
menjangkau mereka.
Apa sih yang disebut dengan pertobatan
sejati?
Radikal, jatuh cinta
sungguh-sungguh dengan Yesus. Gereja perlu membimbing mereka karena di dalamnya
pasti ada unsur emosi, di-maintain
supaya nggak memadamkan Roh, dibina, dikasih Firman. Jadi jangan dikasih
kegiatan, dan berbagai program, mati mereka. Mereka butuh Firman Tuhan yang
kuat, keras.
Gimana ngajar anak muda supaya hidup
dalam Roh?
Oh itu perlu waktu
dong. Kita ini ada blessing
sampingan. Pada waktu kegerakan di antara pelajar ini mulai terjadi, dan kita
sudah mengalami selama 3 tahun belakangan ini, Tuhan kirim banyak
hamba-hambaNya ke kita, seperti Roberts Liardon, Edwin Louis Cole, dan
lain-lain. Bayangin, mereka lahir baru dan terima “makanan” dari hamba-hamba
Tuhan tersebut. Itu yang saya sebut blessing
tersendiri, jadi mereka terbiasa dengan “makanan keras”. Itu tanpa
disengaja lho. Sekarang ditambah kita punya stasiun radio sendiri, dimana semua
musiknya menyembah Tuhan, dan ada Firman Tuhan yang dibagikan cukup banyak.
Rating tertinggi adalah Firman, bukan musiknya. Lucu ya. Padahal kita pikir
anak muda kan suka musik. Radio membuat kita makan Firman tiap hari. Bahkan
gereja-gereja lain juga kami tanyai dan rating tertinggi adalah Firman.
Apa Rhema itu satu-satunya radio
Kristen?
Enggak, sudah lama
sekali kira-kira 20 tahun ada radio Kristen. Kita tidak bersaing karena kami
non-komersial. Kami share visi, dan
terima banyak masukan juga dari mereka. Kita kerja sama dari waktu ke waktu.
Gimana dengan mati bagi diri sendiri?
Itu kan proses
nyangkal daging ya. Kalau itu diajarkan terus, akan mengurangi dampak emosional
yang tidak perlu. Karena emosional itu kadang tidak murni dari kenyataan
kehidupan rohani orang. Jadi kalau kita ajarkan mati dari daging, yang timbul
akan cuma yang murni aja. Manusia itu nggak bisa lepas dari emosi kok. Tetep
waktu kita muji nyembah Tuhan, emosi tetep main. Hanya kalo kita mati daging,
emosi-emosi kita tidak mengontrol lagi, tapi ditundukkan. Seperti kalo kita
cabut rumput, akan tumbuh lagi, jadi harus tekun mencabutnya.
Gimana menghadapi godaan dunia?
Hanya dengan anugrah
Tuhan. Kami nggak bilang kalo kami sempurna, hanya atmosfer rohani yang baik,
hati yang melekat ke Tuhan, makanan rohani yang sehat bagi mereka, akan memberi
lingkungan yang sehat untuk tumbuh dengan Tuhan.
Sekarang apakah ada program tersendiri
untuk menjangkau anak muda lebih lagi?
Begini, yang paling efektif adalah teman bawa teman. Jadi
mereka yang lahir baru kita dorong untuk bawa teman mereka. Nah, di gereja kita
buat altar call secara berkala, siapa
yang mau terima Tuhan. Tiap minggu bisa puluhan anak maju ke depan terima Tuhan
Yesus. Dengan begitu, sebagian besar gereja diisi anak-anak muda. Mungkin
sekarang sudah 70%.
Tanggapan orang
tua gimana?
Perubahan yang terjadi pada anak-anak muda dilihat
pertama kali oleh orang tua mereka. Pertama mereka kaget. Tapi setelah itu
banyak dari para orang tua yang lahir baru karena melihat anak mereka berubah.
Kami bersyukur, pelajar-pelajar kami punya record
tinggi di sekolah, banyak yang juara. Jadi kita bisa katakan kepada orang tua
mereka bahwa hidup mereka berubah, jadi pinter dan baik. Memang masih ada yang
menentang, mungkin karena mereka bertahan dengan latar belakang yang bukan
Kristen. Itu kita harus bisa mengertilah. Butuh kesabaran juga sampai mereka
bisa ikut kenal Tuhan.
Program di gereja
untuk anak muda?
Ada mezbah keluarga (kelompok sel), ada
waktu dimana mereka buat acara. Tapi begini, sebenernya bukan karena
programnya, tapi karena hidup orang dijamah, mereka jatuh cinta kepada Tuhan
Yesus. Menurut saya program itu baik, tapi cuma ngikat di jiwa aja. Nantinya
akan seperti pasang iklan, yang tiap kali harus ganti model dan sebagainya.
Tapi kalo hati mereka tertarik pada Yesus, menurut saya akan luar biasa.
Tapi ada nggak sih
yang kehilangan cinta mula-mulanya?
Ada. Biasanya pada masa pertumbuhan selanjutnya, ketika
mereka mulai kenal pacar, teman hidup, struggle
dengan kehidupan, mulai kehilangan cintanya. The best yang bisa kita lakukan adalah dengan menyiapkan mereka
sejak dini. Ada waktu tertentu dimana kami buat kelas-kelas dengan tema-tema
yang applicable, seperti misalnya
memilih teman hidup, mengatur keuangan rumah tangga, mengatur waktu dengan
baik. Selain mereka punya dasar Firman yang kuat, mereka juga dengan gampang
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Gimana dengan kota-kota besar lainnya,
apakah kegerakan Allah juga terjadi?
Sebetulnya di Semarang saja tidak semua gereja mengalami.
Dari peristiwa
WTC, berita akhir jaman dan antikris mulai gencar lagi, bahkan ada kalimat
“hati-hati lho, kamu mesti siap untuk mati martir kalo antikris mulai muncul” .
Gimana menurut Anda?
Tentang tragedi itu, saya nggak kepikir
kenapa manusia bisa bertindak seperti itu. Soal mati buat Tuhan, saya kok lebih
suka berkata cintai Yesus luar biasa, karena kalo mereka sungguh-sungguh cinta
Yesus, mereka akan kuat menghadapi apapun. Seperti Petrus, pertama kali dia
pake sistem take and give untuk
Yesus, tapi setelah itu dia memakai sistem kasih. Tuhan tanya, “Petrus apakah
engkau mengasihi aku?”. Istilah mati sahid buat orang tertentu yang belum siap,
malah menimbulkan sesuatu yang tidak sehat. Menurut saya kekuatan itu datangnya
kelak dari Tuhan.
Gimana kalau memang harus mati sahid?
Pengalaman teman-teman yang dibunuh
karena nama Yesus, mereka tidak ada persiapan, tidak ada yang menyiapkan
mereka, tapi karena kasih mereka kepada Yesus, mereka jadi siap.
Pesan buat anak muda?
Cintailah Yesus dengan radikal dan
habis-habisan.
Pdt. Ronny Daud
Simeon, Lombok
Apa sih revival
itu?
Menurut saya, revival
itu divine attack, serangan surgawi
yang ditandai dengan pertobatan yang luar biasa dan perubahan-perubahan
karakter yang dampaknya sangat luas. Yang sedang terjadi sekarang ini adalah spiritual awakening, kebangunan secara
rohani.
Gimana dengan yang
dinamakan KKR, bukankah itu menghasilkan revival?
Memang agak rancu, tapi menurut saya itu hanya spiritual awakening, belum merupakan revival yang sesungguhnya. Ciri revival adalah, apa yang Tuhan kerjakan
di dalam gereja terjadi juga di luar. Seperti yang terjadi di Wales. Spritual awakening hanya terjadi dalam
lingkup gereja saja, kalau ini kita bawa ke luar gereja sehingga bawa dampak
bagi masyarakat, baru bisa dikatakan revival.
Jadi revival itu merupakan kumpulan spiritual awakening yang tidak boleh
diremehkan, tapi harus kita pelihara sampai jadi revival, dan itu adalah kairos-nya (waktunya, Red) Tuhan.
Berarti ada
perbedaan di antara keduanya, jadi ciri-ciri revival itu apa?
Dalam Alkitab, contoh revival
ada di Kisah Rasul 2:1 dan seterusnya. Murid-murid menanti-nanti di kamar
loteng, lalu turun api dari langit, mereka bukan cuma penuh Roh Kudus, tapi
juga berani memberitakan injil. Seluruh kota mendengar injil. Kisah 5:28,
akibat dari revival, seluruh kota
dipengaruhi oleh ajaran Kristus. Revival
dimulai dari keluarga. Belajarlah membangun mezbah keluarga. Pertama harus
muncul pemulihan Bapak di dalam keluarga, kalau Bapak dipulihkan, keluarga,
gereja, masyarakat, negara dan bangsa akan dipulihkan. Ciri utama adalah
membawa dampak yang sangat luas, bukan cuma di dalam gedung tapi mempengaruhi
komunitas yang lain.
Apakah harus
seperti yang di Wales?
Iya. Akan ada banyak manifestasi. Memang bukan hal yang
utama, tapi manifestasi merupakan salah satu tanda revival. Tapi jangan kejar manifestasinya ya, sumbernya yang
memberikan semua itu yang harus kita kejar.
Ada yang bilang revival itu dibarengi dengan
penganiayaan, seperti di Lombok. Gimana lawatan Allah yang terjadi di sana?
Menurut saya, di sana masih spiritual awakening. Bisa jadi bahwasanya Tuhan ijinkan
penganiayaan dulu baru terjadi revival,
tapi bisa juga terjadi dari kita membangun hubungan dengan Israel, kita
memberkati Yerusalem. Mazmur 122. Gereja harus melihat bahwa Israel itu tidak
terpisah dari gereja. Ada tiga pengajaran, pertama mengatakan bahwa Israel
sudah hilang, cukup di Perjanjian Lama. Kedua mengatakan, Israel terpisah dari
gereja. Ketiga, Israel satu dengan gereja. Saya lebih percaya bahwa israel itu bicara soal gereja. Sebab itu kita harus
berkati, maka kita juga akan diberkati. Kedua kita harus bangun menara doa 24
jam yang bukan cuma di local church,
tapi seluruh kota. Kami sedang merintis hal itu di Lombok, beberapa hari lalu
kami, seluruh pendeta-pendeta di sana berkumpul dan sepakat untuk bangun menara
doa. Mereka akan mengirim pendoa-pendoanya untuk masuk ke menara tersebut sesuai jadwal yang ditetapkan, berdoa untuk
kepentingan orang lain, untuk kota bukan pribadi. Ketiga, membangun persekutuan
gereja-gereja sekota. Di Mataram, sejak kerusuhan setahun terakhir ini, kita
saling bersekutu, nggak sekedar formalitas, tapi alami. Kesatuan itu secara
alami, dimulai dari para pemimpin gereja. Setiap Senin di Mataram ada kelompok
sel antar pendeta dari berbagai denominasi. Saya percaya, sebentar lagi, dari
kumpulan spiritual awakening yang
Tuhan buat di sana, the true revival
akan terjadi di Mataram, Lombok, dan seluruh Indonesia.
Tips untuk kita
anak-anak muda bisa mengalami lawatan Tuhan secara pribadi?
Christianity is
not religion but the relationship with God. Kekristenan bukan agama tapi hubungan dengan Tuhan.
Bangun persekutuan pribadi setiap hari dengan Tuhan. Jangan remehkan pembacaan
Alkitab, tapi disiplin. Paling nggak sehari 2 pasal, nggak lucu kan jadi
Kristen tapi nggak tau di mana kitab Zakaria. Kita harus tau kehendak Allah di
jaman ini, yaitu dengan cara, salah satunya, pembacaan Alkitab setiap hari.
Saya berpesan, jangan sampai terjerumus dalam 3 dosa generasi:
1.meremehkan
generasi terdahulu, tidak hormati mereka.
2.mementingkan
diri sendiri dan tidak memperhatikan, bertanggung jawab terhadap generasi yang
harus kita layani.
3.jangan sampai
tidak mempersiapkan generasi berikutnya.
Apa yang bisa
menghambat revival terjadi di negara
kita?
Yang pertama adalah dosa. 2 Tawarikh
7:14 berkata, “dan umatKu yang atasnya namaKu disebut mencari wajahKu, lalu
meninggalkan jalan-jalanNya yang jahat…”, Tuhan akan lakukan pemulihan. Jadi
Tuhan tidak akan memulihkan kalau tidak ada sikap hati yang bertobat. Gereja,
orang Kristen harus hidup dalam pertobatan setiap hari. Kedua, harus bayar
harga untuk berdoa sungguh-sungguh. Bahkan bukan cuma berdoa, kalau perlu kita
tambah dengan berpuasa.
Seperti apa lawatan Tuhan yang akan terjadi di Indonesia?
Saya percaya akan lebih hebat dari
Wales. Kitab Zakaria bilang, 10 orang akan memegang punca jubah kita. Kalau
dulu Petrus berkotbah dan 3000 orang bertobat, sekarang mungkin pelajar,
mahasiswa berdiri di kampus, dan ribuan bertobat. Saya percaya akan terjadi
lebih dahsyat karena Allah itu tidak dapat diduga, yang akan membawa kita
kepada kuasa yang lebih besar lagi. Setia perkara kecil, Tuhan akan beri
perkara besar.
KUNCI REVIVAL: LAPAR DAN HAUS
Pdp. Budi Utomo, ST, Surabaya
Salah satu pemimpin kaum muda di
Surabaya ini, ditemui gF! di kantornya di kawasan Nginden, Surabaya. Sebagai
saksi hidup yang mengalami kebangunan rohani yang pernah terjadi di
Apa sih kunci dari
lawatan Tuhan itu bisa terjadi di tengah-tengah kita? Ada harga yang harus kita
bayar untuk itu?
Bukan soal harga
yang kita bayar, tapi karena orang itu lapar dan haus akan Tuhan. Bukan soal
Tuhan mau atau tidak, tapi hati kita siap atau tidak untuk dilawat. Pernah satu
kali kebaktian, waktu ditantang untuk lapar dan haus akan Tuhan, seorang wanita
berlari ke depan dengan kecepatan penuh. Sampai di depan, Tuhan benar melawat
dia. Saat itu Tuhan seperti bilang bahwa ketika Tuhan melihat seseorang lapar
dan haus akan Tuhan, DIA ndak tahan.
Sebaliknya, kita nggak dilawat, karena kita berpikir “ah Firmannya bukan untuk
aku” atau “sudah cukup”.
Jadi apa yang menghalangi revival?
Yang menghalangi
cuma satu, yaitu lawan dari lapar dan haus, kalau kita sudah merasa puas dengan
kondisi kita. Menurut saya pribadi, orang sering berpikir bahwa revival itu terjadi dari gereja. Padahal seharusnya
dimulai dari pribadi masing-masing, lalu berkumpul, dan baru terjadi di gereja.
Saya percaya revival bisa terjadi
setiap saat kita datang kepada Tuhan. Orang nggak mungkin lapar dan haus kalau
di dalam dirinya ada dosa. Dia akan mengalami kematian rohani. Kalau dia
menyimpan kepahitan, saya rasa dia tidak bisa lapar dan haus akan Tuhan. Orang
yang menganggap bahwa ke gereja cukup sekali seminggu, saya pikir orang ini
mengalami sakit rohani. Tuhan itu besar, kalau kita nggak cari Dia, kita nggak
akan pernah dapat sesuatu, mungkin kita cuma kenal sebagian kecil dari DIA.
Jadi apa anda yakin bahwa kebangungan
rohani seperti di Wales akan terjadi lagi?
Saya yakin sekali.
Kita sedang mempersiapkan hal itu dengan menjaga kehidupan kita sedemikian rupa,
karena kalau tidak kita nggak akan ikut. Mungkin akan cuma jadi penonton.
Beberapa kali kita tekankan, jangan jadi penonton, mari terlibat di dalamnya.
Pasti ada sesuatu yang lebih besar, nggak hanya sekedar holy laughter. Nubuatan yang diterima Gembala saya mengatakan bahwa
lawatan itu akan lebih besar daripada yang terjadi di Toronto dan Pensacola.
Lawatan di Toronto dan Pensacola itu kan belum sampai satu kota, kita ndak ngerti, tapi mungkin yang namanya
lebih besar itu berarti meliputi satu kota. Temen saya yang akan bekerja di
Amerika sempet berpikir menunda kepergiannya, mau menunggu sampai lawatan itu
terjadi dulu.
Setelah lawatan Tuhan terjadi, gimana follow-up-nya?
Sebetulnya ini yang
paling penting ya. Lawatan terjadi tapi kalau follow-up nggak ada jadi percuma. Yang sekarang lagi kita gencarkan
adalah FA. Saya pikir, untuk saat ini gereja sel-lah follow-up yang terbaik. Kalau tuaian besar terjadi, mau diapakan,
kalau tidak siapkan wadahnya. Saya pikir FA ini memang dari Tuhan, kita siapkan
juga para pembimbing atau gembala FA-nya.
Kenapa begitu, apa karena perbedaan
denominasi?
Menurut saya, gereja
sel itu memang cenderung dalam lingkup local
church. Jadi mungkin memang karena perbedaan yang ada, mereka jadi lebih
suka untuk membentuk sel masing-masing sesuai denominasi. Tapi penyebab lain
adalah, dengan berkembangnya gereja sel, semakin banyak kegiatan yang harus
dilakukan. Ini menyebabkan jadi nggak bisa fokus ke persekutuan mahasiswa.
Mereka jadi memilih salah satu. Kalau di gereja sudah banyak kegiatan, pilih
gereja, bukan persekutuan kampus. Kalau kita bicara interdenominasi, itu
berarti kesatuan. Saya pikir yang namanya kesatuan itu
karakter. Misalnya yang
karismatik gabung dengan non-karismatik, mereka pasang standar untuk tidak
boleh berbahasa Roh pada saat kumpul bersama. Itu bukan kesatuan. Yang namanya
kesatuan itu, kalau kamu mau bahasa Roh silahkan, kalau yang nggak mau ya
hormati. Kalau ada dua orang yang satu suka gado-gado, yang lain tidak, waktu
kumpul sama-sama, yang suka nggak boleh makan. Kan nggak bisa begitu. Kalau mau
kesatuan ya terima apa adanya. Selama ini yang karismatik menonjolkan bahasa
Roh, kalau nggak, nggak rohani. Yang non karismatik katakan bahasa Roh itu
sesat. Saya waktu ikut persekutuan, berusaha untuk kumpul, tapi nggak bisa
malah musuhan. Belum kumpul baik-baik, tapi kumpul kok malah musuhan. Saya rasa
ini masalah gereja juga.
Pesan untuk generasi muda?
Kalau kita ingin
mengalami lawatan Tuhan, tidak perduli siapapun kita, tetaplah merendahkan diri
di hadapan Tuhan, lapar dan haus akan Tuhan. Jangan pernah berhenti sebelum kita mengalami lawatan Tuhan, jangan cuma
jadi penonton. Lapar dan haus
bicara mengenai disiplin, mau ndak
mau harus cari Tuhan. Dari sini akan mucul banyak hal, kita semakin kenal
Tuhan, hidup kita makin dipulihkan, dan yang lain-lain akan mengikuti, seperti
taat akan Firman. Untuk lapar dan haus harus ada yang kita lakukan, misalnya
bangun pagi-pagi cari Tuhan. Kekristenan itu hubungan kita dengan Tuhan, bukan
agama. Seharusnya semakin lama kita jadi Kristen, kita harus makin cinta Tuhan.
Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com
Kebangunan Rohani perlu digalakkan untuk terjadinya multiplikasi
ReplyDelete