Friday, March 16, 2012

MENJADI RAJAWALI YANG DEWASA


MENJADI RAJAWALI YANG DEWASA


Gak kerasa ya, rasanya baru kemaren kita pada heboh mau masuk tahun 2000 sekarang udah bulan Februari. Udah evaluasi diri belum? Agak telat emang, tapi mendingan telat daripada nggak sama sekali. Selama tahun 2000 apa yang kita udah buat untuk Tuhan, apa kita udah berbuah buat Tuhan kita? Apa kita udah makin bertumbuh rohaninya?
Tuhan memberikan pernyataan pada hamba-hambaNya bahwa memasuki tahun 2001 ini GerejaNya harus menjadi makin dewasa, menjadi seperti rajawali yang dewasa. Menjadi rajawali dewasa melambangkan pribadi yang kuat, yang kokoh, siap menghadapi awan gelap dan badai sekali pun. Sebab tahun 2001 ini tidak ada jaminan akan menjadi tahun yang mudah, mungkin malah tahun yang semakin berat untuk dihadapi.

Gimana supaya GerejaNya bisa memiliki kepribadian yang kokoh yang siap menghadapi setiap permasalahan yang ada?
Paulus, memberikan gambaran bagaimana perasaannya dan komitmen hidupnya secara pribadi yang membuat dia bisa memiliki kepribadian yang kuat seperti Kristus dan meraih kemenangan di dalam Tuhan sekali pun mengalami sangat banyak tantangan.

“yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” (Filipi 3:10).



Supaya jadi rajawali yang dewasa Tuhan mengajarkan kita untuk:

1. Berada dalam Dia.

“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7).

Berada dalam Tuhan dan Tuhan dalam kita adalah hal yang terpenting dan akan menjadi jawaban bagi segala kebutuhan dan permasalahan kita. Kita harus belajar untuk lebih banyak lagi tinggal di dalam hadirat Tuhan dan dalam firmanNya, semua itu nggak bisa diraih begitu saja, tapi harus kita latih menjadi gaya hidup kita. Gaya hidup yang membaca Firman Tuhan dan mau berusaha untuk melakukannya setiap hari, gaya hidup yang memuji dan menyembah Tuhan setiap hari, gaya hidup yang mau ditegur dan diubah supaya semakin seperti Yesus. Kasih karunia Tuhan sudah melayakkan kita untuk masuk dalam hadiratNya, tapi untuk terus berada di sana tidak ada jalan lain, kita semua perlu membayar harganya lewat penyangkalan diri kita.

2.   Mengenal Yesus secara pribadi.

Banyak orang yang nggak kenal dengan Tuhan secara pribadi, banyak yang nggak punya pengalaman pribadi sama Tuhan sama sekali, hanya tahu tentang Tuhan sebatas dari kotbah/buku, Tuhan hanya jadi teori, atau cerita sejarah saja. Akibatnya keKristenannya nggak bisa kuat, pribadinya pun rapuh-tidak pernah mengalami jamahan Tuhan yang memulihkan.
Berada dalam Yesus dan mengenal Yesus secara pribadi harus berjalan berbarengan, untuk itu kita harus belajar untuk mengikuti tuntunanNya (kalo Tuhan mau kita puasa, dsb, ya kita ikut), belajar untuk melihat kehidupan dan masa depan kita dengan pikiran dan perasaan Kristus-nggak dengan pikiran dari dunia yang nggak ngandelin Tuhan, dan belajar untuk bener-bener respon sama Firman Tuhan dengan percaya.

3.   Mengenal kuasa kebangkitanNya.

Kedua hal di atas akan membuat kita mengalami kuasa kebangkitan Tuhan. Waktu kita respon pada Firman Tuhan dengan percaya dan taat, dijamin kuasa Tuhan akan mulai menyertai hidup kita, kita akan mulai mengalami kuasa Roh Kudus, mengalami pertolongan Tuhan, mengalami mujizat, dsb. Karena itu, ayo jangan hanya sekedar jadi Kristen KTP, keluar dari kesuaman kita, jadi radikal sama Tuhan! Sampe kapan kita mau bagian kita dicuri iblis?

4.   Ambil bagian dalam penderitaanNya.

Dunia saat ini lagi dipenuhi sama nilai-nilai yang sangat menekankan pada kenikmatan hidup, materialisme, dua hal ini yang jadi ukuran keberhasilan seseorang di dunia. Ujung-ujungnya membuat generasi kita yang muda-muda ini juga jadi generasi yang pengennya serba gampang, serba enak, cepat, terkenal, dsb, menderita bagi Tuhan dan pikul salib udah nggak keren lagi. Padahal tanpa salib keKristenan nggak pernah akan jadi Kristen yang sesungguhnya, nggak akan menjadi Kristen yang dewasa. KeKristenan tanpa salib hanya akan bikin kita jadi Kristen yang manja (gampang kecewa, mundur, dsb), Kristen yang licik (memanfaatkan Tuhan untuk kepentingannya sendiri). Ayo sungguh-sungguh ikut Tuhan, gak peduli enak ataupun gak enak, sekali Yesus tetap Yesus! Sekali melayani tetap melayani!

Biarlah kita semua jadi Kristen yang dewasa, jadi rajawali-rajawalinya Tuhan yang terbang tinggi,Kristen yang memiliki pribadi yang kuat seperti Yesus. Maka kita akan mengalami kemuliaan Tuhan. Amin. (And)



Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com


MamaOla