MELAYANI
SAUDARA KITA di JALANAN.
Sejak
krismon terjadi di negara kita, jumlah anak-anak jalanan meningkat sangat
drastis, terutama kerasa banget di perempatan-perempatan jalan di kota-kota
besar. Makin banyak aja saudara kita yang terpaksa harus hidup di jalanan buat
mencari sesuap nasi bagi keluarga mereka. Kerasnya hidup yang harus mereka
hadapi mungkin lebih daripada apa yang kita kebanyakan harus hadapi, belum lagi
banyak dari mereka yang sudah tidak memiliki keluarga yang jelas. Ada beberapa
dari teman kita yang mendapat beban dari Tuhan dan memutuskan untuk menjawab
panggilan Tuhan itu, untuk melayani saudara kita yang harus hidup di jalanan
itu. Mereka melayani dengan berbagai cara dan bentuk, ada yang melayani dengan
membentuk yayasan tertentu, ada juga yang melayani secara perorangan maupun
kelompok yang tidak terlalu terorganisir, yang penting bagi mereka adalah
membagi kasih bagi orang-orang yang dianggap tidak seberuntung kebanyakan orang
ini. Dari merekalah kita belajar seperti apa masyarakat yang harus tinggal di
jalanan ini, dan bagaimana cara mereka melayani.
Hidup
di jalanan berarti harus siap untuk menghadapi ancaman setiap saat, karena
ternyata di antara mereka sendiri terdapat persaingan yang membuat mereka
sering harus saling menjatuhkan satu sama lain. Tanpa terasa mereka terbentuk
menjadi suatu ‘generasi tanpa ayah’ yang kepahitan, yang mengalami banyak
penderitaan dan kekecewaan, mereka dipaksa untuk menjadi dewasa sebelum
waktunya karena kerasnya hidup yang mereka alami. Mereka menjadi sekelompok
masyarakat yang tertutup dan sulit didekati karena mereka tidak percaya bahwa
ada orang yang dapat mengasihi mereka dengan tulus, hal ini membuat mereka
semakin tersisih dari kehidupan masyarakat pada umumnya.
Teman-teman
kita memutuskan untuk melayani anak-anak jalanan adalah karena kasih, ada juga
yang tergerak karena setiap hari melihat begitu banyak orang yang hidup dalam
kekurangan di hampir setiap stopan di kota-kota besar. Mereka ingin membagikan
sedikit dari kasih dan berkat yang sudah mereka terima, mereka ingin melihat
keselamatan dan pemulihan dari Tuhan dicurahkan juga di jalanan. Beberapa dari
mereka mengatakan bahwa tadinya mereka seringkali gampang mengeluh, gampang
kecewa karena masalah yang mereka hadapi, tapi sejak mereka melihat kehidupan
masyarakat jalanan ini dengan segala masalahnya, mereka jadi makin gampang
untuk ngucap syukur atas kebaikan Tuhan. Sementara kegiatan pelayanan mereka
bermacam-macam, dari mulai menjalin hubungan, membagikan nasi bungkus,
mengajarkan keterampilan, ada juga yang melayani dengan membentuk persekutuan
khusus bagi anak jalanan, dan masih banyak lagi.
Kebanyakan
anak yang ada di jalanan sudah nggak sekolah lagi karena masalah biaya.
Sementara sebagian kecil ada yang masih bisa sekolah, tapi setiap pulang
sekolah mereka harus ngamen sampe malem buat bantu ortu mereka. Kalo ngamen
sebagian hasilnya harus mereka setor ke ‘pelindung’ mereka yang biasanya
menguasai area tertentu, dan kalo setoran mereka kurang... wah! mereka bisa
digebukin, kasian ya? ‘Pelindung-pelindung’ ini juga yang sering nggak seneng
kalo ngeliat anak buahnya dilayanin sama hamba-hamba Tuhan, mereka takut
penghasilan mereka terganggu.
Selain
itu kesulitan yang dihadapi untuk melayani mereka adalah waktu dan tempat untuk
menemui mereka, karena harus ngejar setoran maka waktu mereka terbatas. Begitu
banyaknya masalah dan ketidakadilan yang mereka alami membuat mereka jadi sulit
untuk didekati, mereka selalu melihat orang lain dengan curiga, karena belum
pernah ada orang yang mau mengasihi mereka apa adanya dengan tulus. Hal-hal ini
menimbulkan adanya batas-batas psikologis yang menghalangi pendekatan yang bisa
kita lakukan, karena itu untuk melayani mereka dasarnya harus benar-benar
kasih. Tanpa kasih kita nggak mungkin sabar buat melayani mereka, apalagi kalo
kita buru-buru pengen ngeliat hasilnya, wah.. bisa frustasi lho.
Gimana
sih bisa mulai melayani mereka? Berikut ini adalah saran dari Imelda, seorang
anak muda yang terbeban buat melayani anak jalanan: ‘Untuk bisa mendekati mereka
tentunya penampilan kita harus bisa bersahaja walau nggak usah dibuat-buat,
jangan terlalu cepat menuntut mereka untuk berubah, jangan banyak janji ntar
kita susah sendiri, jangan juga terlalu banyak nanya seperti interogasi, yang
penting bangun hubungan dan tabur kebaikan. Tapi hati-hati, kebanyakan dari
mereka mentalnya udah kebentuk buat minta-minta, karena itu jangan sampe kita
terjebak dalam kasih yang nggak ngedidik’.
Kalo menurut Pdt.Frengky Utana yang
paling penting adalah kasih. ‘Jangan terlalu mengejar hasil tertentu, karena
kalau kita menetapkan hasil tertentu, lalu ternyata banyak kesulitan yang kita
hadapi, maka kita akan menjadi kecewa dan putus asa. Tapi kalau dasar pelayanan
kita adalah kasih, walau seakan-akan belum ada hasilnya kita akan tetap
bersemangat untuk melayani mereka’.
Iin
Wenas dalam VCD yang dikeluarkan oleh yayasan yang mereka dirikan mengatakan
bahwa Tuhan mengasihi anak-anak jalanan, sekali pun banyak orang mengaggap
mereka sebagai sampah masyarakat. Karena itu kita juga perlu untuk melayani
mereka supaya kasih Tuhan bisa mereka terima’.
‘Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku.’MAT 25:40
Ada yang terbeban buat mereka?(And)
Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com