PROTESTAN VS KATHOLIK
Billy, yang menganut Kristen Katholik,
dengan semangat bilang kalau orang Kristen Protestan itu tukang bikin gara-gara.
Liat aja gara-gara reformasi Martin Luther banyak banget perpecahan di tubuh
gereja sampe sekarang. Gak mau kalah Jody yang orang Protestan, dia bilang
kalau gereja Katholik memang pantes direformasi, soalnya pernah bikin surat
pengakuan dosa. Menurut Jody, yang salah duluan itu gereja Katholik. (F!dp)
Siapa yang bener? Hmmm... dua-duanya
sama-sama salah dan sama-sama benar. Masing-masing punya kesalahan en kelebihan
masing-masing. Baik gereja Katholik, baik gereja Protestan juga sama sama punya
salah. Kalau didaftarin bisa panjang salahnya, jadi di bawah ini beberapa
kesalahan gereja Katholik sama gereja Protestan yang cukup ‘terkenal’:
·
Perpecahan
Gereja Protestan tercatat sebagai
gereja yang paling sering mengalami perpecahan. Gara-garanya paham Reformasi
Martin Luther bikin semua orang bisa menafsirkan
Alkitab sendiri-sendiri. Udah gak keitung banyak denominasi yang lahir sejak
zaman reformasi sampe sekarang. Udah gitu tiap kali ada perpecahan pasti jatuh
korban. Gak keitung berapa banyak korban yang jatuh tiap kali terjadi
perpecahan gereja.
·
Sok jadi Tuhan
Ini dia yang bikin Martin Luther
akhirnya bikin gerakan reformasi, karena oknum gereja Katholik (waktu itu)
merasa mereka itu Tuhan. Jadi mereka keluarin surat pengampunan dosa, padahal
kita tau ‘kan cuma Tuhan sendiri yang bisa mengampuni dosa. Sekarang sih gereja
Katholik udah gak bikin surat kayak gitu lagi.
·
Perang
Baik gereja Katholik sama gereja
Protestan sama-sama berperang dengan alasan ‘perang kudus’ melawan orang kafir.
Gereja Katholik, ikutan perang salib buat merebut Yerusalem dari tangan Islam.
Gereja Protestan, lewat kaum Puritan-nya, juga ‘perang’ ngelawan orang Indian
Amerika, dalam rangka buka wilayah baru.
·
Pembunuhan
Dulu gereja Katholik melegalkan
pembunuhan besar-besaran atas nama ‘penyucian dari kemurtadan’ yang terkenal dengan
istilah inkuisi. Semua orang yang gak sepaham sama gereja Katholik boleh
dibunuh. Gak beda-beda amat ama gereja Protestan, mereka juga pernah bunuhin
orang-orang yang gak sepaham sama mereka, antara lain gereja Anabaptis, dengan mengatasnamakan ‘penyucian
gereja’.
Di Indonesia, waktu Katholik disebarkan sekitar abad ke-16, wilayah perdagangan
Indonesia udah dikuasai oleh pedagang-pedangang Arab (Islam). Pastinya
kedatangan Portugis ke Indonesia, khususnya di Ambon buat
cari rempah-rempah, bikin pedagang-pedagang Arab geram; makanya mulai saat itulah
ada konflik agama.
Juga dengan Kristen non-Katholik, yang
masih terkotak-kotak: Lutheran dan Calvinis,
yang juga terkenal bermusuhan. Pada zaman kolonial, Katholik dibenci oleh Calvinis, gak heran kalo
banyak pastor (misionaris) yang ditangkap,
menghalang-halangi orang pribumi yang mau masuk Katolik atau Lutheran. Waktu agama Kristen disebarkan di Purworejo, Belanda yang Calvinis justru menghalanginya,
ujung-ujungnya mereka membakar Gereja.
Belum lagi perselisihan itu terus
terjadi sampe sekarang. Yang satu menganggap yang lainnya salah, dan merasa
dirinya lebih benar. Pelecehan, perpecahan, perkelahian, pertengkaran, hanya
gara-gara perbedaan tanpa melakukan apa yang seharusnya dilakukan buat jadi
orang Kristen sejati!
KRISTEN SEJATI
Di antara Protestan sama Katholik atau
apapun denominasi lainnya, gak ada yang paling bener atau yang paling baik.
Sama-sama baik dan sama-sama punya kesalahan. Jadi kita mesti milih mana dong? Yang
jadi masalah itu bukan denominasinya. Kita boleh-boleh aja, en sah-sah aja,
milih mau jadi orang Protestan atau Katholik atau denominasi lainnya, yang
paling penting yang mesti kita inget adalah kita mesti jadi orang Kristen
sejati.
Orang Kristen sejati itu bukan masalah
agama atau masalah doktrin dan pengajaran, tapi masalah hidup. Yesus bilang
gini di Yohanes 10:10b, ‘Aku datang,
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.’ Yesus
datang ke dunia bukan supaya kita punya agama, atau punya pelayanan, atau punya
pengajaran atau bisa bikin mujizat. Yesus datang supaya kita punya hidup,
gimana gaya hidup kita sebagai orang Kristen. Salah satu gaya hidup orang
Kristen sejati seharusnya adalah nggak eksklusif.
ANAK GAUL TAPI MENJAGA PERGAULAN
Ikut pelayanan di gereja en gabung sama
komunitas anak-anak Tuhan itu bagus. Bahkan bagus banget! Soalnya temen-temen
alias pergaulan kita sangat berperan dalam hidup kita. Ada yang bilang pergaulan
itu kayak elevator lift ‘bisa membawa kita naik atau turun’. Banyak temen-temen
kita yang harus jatuh dan berubah jadi berprilaku buruk hanya gara-gara
pergaulannya yang nggak bener. Makanya Firman Tuhan juga bilang “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk
merusakkan kebiasaan yang baik.” (I Korintus
15:33).
Tapi gara-gara itu kadang kita terjebak
jadi anak Tuhan yang eksklusif, gaulnya cuman disituuuuu aja, trus memisahkan
diri dari temen-temen kita yang lain di sekolah atau tetangga. Lebih parahnya
lagi, gak mau peduli sama orang lain selain komunitasnya!
Orang Kristen sejati seharusnya adalah
anak gaul. Artinya, dia mudah bergaul ama siapa aja dan hasilnya temennya pasti
banyak! Liat aja Yesus waktu Dia hidup di dunia, temennya banyak! Dari kalangan
dokter en pengusaha, sampe nelayan miskin. Dari orang terhormat sampe pemungut
cukai dan pelacur. Belum lagi pengikutnya yang bejibun. Arti dari Kristen
adalah ‘pengikut Kristus’. Kristus adalah Orang yang inklusif, gaul en membumi.
Nah, kita juga harusnya jadi anak Tuhan yang inklusif en bukan eksklusif.
Itulah orang kristen sejati.
Nah, masalahnya, gimana caranya jadi
anak gaul tapi tetep jaga pergaulan? Langsung deh baca halaman berikutnya!
JADI PENGARUH
(DAN BUKAN DIPENGARUHI!)
Gimana caranya jadi anak gaul tapi gak
terjerumus pada pergaulan yang buruk? Jawabannya adalah kita harus menjadi anak Tuhan yang berpengaruh dan bukan dipengaruhi!
Kalo firman di atas bilang pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan
yang baik, itu artinya pergaulan yang
baik juga bisa mengubah kebiasaan buruk kan? So, gak masalah gaul ama yang
bejat kalo kita yakin gak bakalan
ikut-ikutan bejat bahkan bisa bikin orang bejat jadi baik, dan bukan sebaliknya.
Caranya?
-
Punyailah integritas yang tinggi.
Gara-gara teledor, saya menjatuhkan satu set panci
terbuat dari kaca dari rak di sebuah supermarket. Prang!! Pecahlah
berkeping-keping. Di lorong itu nggak ada siapa-siapa. Penjaga supermarketpun
nggak melihat kejadian itu. Saya lihat harganya, lebih dari 100ribu rupiah,
padahal rencana saya hanya belanja odol seharga 4000 rupiah!
Saya tau bahwa saya harus mengganti panci itu,
meskipun saya juga tau dengan cukup membereskannya dan pulang tanpa
memberitahukan si penjaga, saya bisa lolos tanpa harus membayar sepeserpun.
Mana yang saya pilih? Saya pilih untuk belajar berintegritas tinggi. Apa yang
saya percaya akan saya lakukan. Dan saya membayar panci tersebut di kasir
meskipun kemudian saya buang.
Menurut kamus Merriam-Webster
Online, integritas dijelaskan sebagai teguh
pada suatu kode moral atau nilai tertentu, kondisi tak tercemar, kualitas atau
kondisi yang lengkap atau tak terpecah-pecah. Integritas memiliki kesamaan
dengan honesty (perilaku yang lurus
dan jujur), sincerity (karakter yang
selalu menjunjung tinggi kehormatan dan kejujuran), menolak untuk berbohong,
mencuri, atau menipu dalam segala cara.
Kita tau mencuri itu dosa dan kita nggak akan melakukannya
kan? Tapi gimana kalo ada kesempatan dan gak ada orang lain yang melihatnya?
Apakah kita akan kembali ke kantin karena si kasir
kelebihan memberikan uang kembalian?
Apakah kita masih suka nongkrong di lapak-lapak film bajakan? Apakah
kita akan membuka situs xxx saat gak ada temen yang melihat kita di warnet?
Gimana dengan mencontek? Korupsi? Berbohong?
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus.” (Filipi 2:5)
Orang yang berintegritas gak akan mudah
terpengaruh. Kalo prinsip kita A ..ya A, gak mudah berubah jadi B, sekalipun
gak ada orang yang melihatnya. Kalo kita punya integritas tinggi, maka kita
jadi kredibel alias terpercaya. Orang akan percaya pada kita lantaran apa yang
kita omongkan juga kita lakukan. Apa yang terlihat dan terdengar oleh orang
lain tentang kita juga terbukti dalam perilaku dan keputusan-keputusan yang
diambil oleh kita. Kalo kita udah dipercaya, kita pasti akan sangat
berpengaruh, orang akan dengan mudah mengikuti kita.
To be persuasive we must
believable. To be believable, we must be credible. To be credible, we must be
truthful (integrity).
Tapi kita jangan melupakan dasarnya:
pengenalan akan Kristus dan firman Tuhan. Karena moral yang baik belum tentu benar
di mata Tuhan. Kalo itu udah jadi prinsip, gak mudah untuk dipengaruhi prinsip
lain yang bukan dari Tuhan.
- Jadilah orang yang disukai.
Ya memang benar kalo Yesus bilang kita
bakalan dibenci orang lantaran nama Yesus (baca Lukas 21:17), tapi kenyataannya
malah banyak orang kristen yang dibenci orang lantaran kesalahannya sendiri.
Suka sombong, gak gaul, gak peduli orang lain, menyebalkan, mengganggu, gak menjaga
penampilan, sok suci, gak rajin, gak bisa dipercaya, dsb.
Yesus adalah Orang yang disukai oleh
orang lain. Charming, baik hati,
rapi, rajin, berkharisma, bijaksana, pintar, sopan, bersih, sehat, keren, murah
senyum, dsb. “Yesus makin bertambah besar
dan bertambah bijaksana, serta dikasihi oleh Allah dan disukai oleh manusia.” (Lukas 2:52 BIS)
Juven anak baik-baik, hampir tiap hari
dia ke gereja. Kalo gak persekutuan doa, komsel, latihan drama, atau sekedar
nongkrong bareng temen-temennya. Dia punya julukan resmi: Si Ensiklopedia Alkitab Berjalan, soalnya ayat apapun hapal di luar
kepala. Kalo ikutan cerdas cermat Alkitab, dia juaranya.
Tapi biarpun begitu, temen di
sekolahnya gak banyak (kalo gak mau dibilang gak ada sama sekali). Bahkan temen
sebangkunya aja cuman ketemu pas pelajaran doang. Selidik punya selidik, Juven dijauhin
ama temen-temen sekolahnya gara-gara pelit dan nerd (sejenis kutu buku, hehe)
yang gak mau gaul, gak suka menolong en dandanannya suka norak abis.
Yuk benahi deh penampilan dan perilaku
kita, upgrade kemampuan kita, soalnya
manusia melihat apa yang terlihat oleh mata (baca I Samuel 16:7). Inget, yang
melihat hati itu kan Tuhan, bukan manusia, jadi jangan maksa orang buat
ngelihat hati kita karena memang gak keliatan. Tunjukkn ‘hati’ kita itu dengan
perbuatan dan penampilan kita yang terbaik. Buatlah reputasi yang baik di mata
orang. Biarlah orang mengenal kita sebagai orang yang asik, baik, keren dan bisa
diandalkan!
Kalo kita bau badan, rajin mandi en
pake parfum biar wangi. Kalo kita suka seenaknya pake baju, it’s time buat sedikit lebih rapi biar
enak dipandang. Kalo suka ngomong kasar, tahan dan ganti dengan ucapan berkat. Kalo
orang udah suka, mudah bagi kita jadi pengaruh baik buat mereka.
People do not care what you know, until they know that you
care. Satu tips biar kita disukai dan jadi
pengaruh buat orang lain ialah dengan punya rasa rela berkorban. Berapa besar
pengaruh kita pada seseorang sebanding dengan berapa besar pengorbanan yang
kita berikan padanya. Baik itu pengorbanan waktu, tenaga atau materi. Orang
lain akan melihat kasih kita lewat pengorbanan yang kita berikan, dan orang
akan terbuka buat apa yang akan kita katakan. “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.” (Markus 10:43-44).
- Gaul ama Roh Kudus
Gaul ama Roh Kudus? Klise amat sih. No-no-no. Gak klise! Roh Kudus sangat
berperan dalam menjaga kita dari pengaruh buruk. Dia kayak sohib kita yang
selalu mengingatkan akan bahaya dan membantu kita memilih keputusan yang tepat.
Firno gak tau harus ngapain waktu
ditawarin ikutan ngebolos ke kantin pojok sekolah. Pelajaran jam itu memang
kosong, Pak Guru cuman nyuruh nyalin buku. Daripada bengong, mending nongkrong
di kantin, itu ajak temen-temennya. Pengen juga sih, pikir Firno. Tapi
tiba-tiba hatinya gak damai, ada suara Roh Kudus lembut mengingatkan dia bahwa
sebentar lagi pengganti Pak Guru bakalan datang. Akhirnya dia berusaha membujuk
temen-temennya buat gak jadi ngebolos. Temen-temennya mau nurut, soalnya Firno
memang disegani di kelasnya.
Firno memang terbiasa buat akrab sama
Roh Kudus. Dimulai dengan selalu menghapal ayat alkitab dan melakukannya. Lalu
kalo diingetin Roh Kudus akan suatu ayat, ia melakukannya. Seringkali waktu
nonton tipi, Roh Kudus mengajaknya buat berdoa, dan Firno spontan taat.
Akhirnya dia jadi peka. Ia bisa membedakan suara Roh Kudus dengan suara
hatinya. Roh Kudus pun sering menjaga dia dan mengajar dia.
“...tetapi
Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan
semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yohanes
14:26)
Baca deh di Markus 13:11 dan Lukas 12:12. Roh Kudus juga akan membantu kita di
saat genting. Di saat kita gak tau harus ngomong apa atau mengambil keputusan
apa. Bukankah itu keren?
- Punyai juga temen-temen yang baik en seiman yang bisa
menjagai kita.
Gino sekarang udah jadi pengusaha. Di
tengah kerasnya dunia bisnis yang kotor, Gino gak terpengaruh en selalu
berintegritas. Waktu ditanya apa resepnya, Gino bercerita kalo sejak remaja dia
selalu punya temen-temen yang menjagainya. Ia punya sahabat-sahabat yang
mendukung dia dalam doa, menasehati dia agar tetep berpegang pada Tuhan dan
menolong dia kapanpun dibutuhkan. Temen-temen ini jugalah yang selalu
mengingatkan dia buat kembali pada jalan yang benar ketika ia menjauh dari
Tuhan.
Ya, penting buat kita punya temen-temen
seiman yang menjagai kita. Gabunglah di komsel, punyailah kakak rohani,
bersahabatlah dengan anak Tuhan yang bisa dipercaya, agar pada saat kita
melenceng dari firmanNya, selalu ada teman yang bisa dipake Tuhan buat membawa
kita tetep pada jalanNya.
BOX
ASAL USUL
Dari mana asalnya gereja Katholik?
Kata tradisi gereja, gereja Katholik dimulai
waktu Yesus ngomong ke Petrus di Matius 16:18. Ayat itu jadi dasar peneguhan
kalau Petrus en penerusnya dikasih kuasa sama Yesus buat mendirikan gereja
Katholik sampe sekarang. Ayat itu juga yang bikin kenapa orang Katholik punya
Paus.
Masih kata tradisi gereja, Petrus itu
orang pertama yang jadi Paus di Roma. Makanya itu sebabnya sampe sekarang semua
Paus tinggalnya di Roma.
Sebenarnya kalau kita bilang ‘gereja
katholik’ agak kurang tepat sih soalnya ‘Katholik’ itu sendiri artinya
‘sedunia’. Asalnya ‘katholik’ itu dipake buat nyebut gereja. Gak peduli
denominasinya apa, semua gereja disebutnya gereja Katholik. Tapi gara-gara ada
reformasi, kita sekarang kenal istilah ‘gereja Katholik’ buat bedain mereka
sama gereja-gereja Protestan.
Gereja Katholik adalah gereja tertua di
dunia. Umurnya udah 2000 taun lebih en masih bertahan sampe sekarang. Walopun
sempat goyang juga gara-gara reformasi Martin Luther di abad 16an, tapi lewat
counter reformasi-nya, gereja Katholik jadi solid, kuat lagi en sampe sekarang
jadi salah satu gereja terbesar di dunia.
Dari mana asalnya gereja Protestan?
Salah banget kalau kita bilang gereja
Protestan asalnya waktu Martin Luther bikin gerakan reformasinya. Martin Luther
cuma jadi orang yang bikin gerakan ini terkenal. Tapi nenek moyang dari gereja
Protestan sebenarnya ada di abad 15an. Waktu itu udah banyak para ahli teologia
yang gak setuju ajaran gereja waktu itu, kayak John Hus, Whitefield,
Wycliffe.
Tapi selama 1 abad gereja selalu
berhasil menahan gerakan protes mereka ini, sampe akhirnya Martin Luther bikin
95 dalil tentang dosa gereja yang dipakuin di pintu gereja di Wittenberg, 1
abad kemudian. Nah sejak saat itulah kita kenal yang namanya gereja Protestan.
Ternyata eh ternyata, gereja Protestan
juga gak adem ayem gitu aja. Dalam perkembangannya, ada banyak perbedaan
pandangan yang terjadi di dalam gereja Protestan, nah dari situlah lahir banyak
denominasi kayak yang kita kenal sekarang.
Roma 4:12-13 "Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh didalam kristus, tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain,"
ReplyDeleteItu yg sll sy pegang.. Biar beda, tapi tetap satu.. Ayo sama-sama hidup untuk memulyakan dan menyenangkan hati Bapa yang di Sorga.. tidak peduli doktrin yang dipegang apa (*biar berbeda-beda)tapi kita satu tubuh Kristus :)
apakah Yesus pernah mengatakan dirinya kristen?
ReplyDeletetertulis dimana ya?
Gak pernah. Kristen itu sebutan pengikut Kristus yang dibuat manusia.
Deletesama hanya indonesia,berbeda2 suku ras n bahasa tetep satu indonesia..denominasi tidak membuat terpecah bahkan mempersatukan tiap perbedaan...jgn di liat negatipnya perpecahan...semua orang kristen klo beribadah berdoa menyembah pusatnya satu yaitu Yesus....
ReplyDeleteSekarang Protestan+ Katolik berdamai,toh sesama pengiman Yesus dan Bibel/Injil. Manfaatkan/amalkan ayat Bibel/Injil yg mengisahkan Nabi nabi,misal Nabi Luth dgn ke2 anak perempuan kandungnya. Bikin dlm bentuk komik bergambar,sebarkan pd siswa sekolah milik Yayasan Kristen+katolik, Demikian juga pd ayat bibel/injil yg bersifat sensasional belaka. Tuhan Yesus dan Allah Tuhan Bpk menyertai anda.
ReplyDeletekalo orang kristen tapi beda pendapat dengan paus, masak suruh ngikuti paus
ReplyDeleteGua suka dengan tulisan ini dan comment2 nya, jgn ada perpecahan kita semua umat beragama punya tujuan yg sama cm caranya aja yg berbeda. Hehe
ReplyDeleteAgama itu ibarat kecap,tidak ada produksi kecap nomer 2 (dua). seseorang yang meyakini
ReplyDeleteagama dan mengimaninya ya itulah agama yang benar. jadi jangan saling menghakimi , kecuali orang yang menghakimi itu, pada akhir jaman nanti menjadi HAKIM umat manusia.
Janganlah menghakimi serta langsung menjauhi apa
ReplyDeleteyang kelihatannya tidak menyenangkan atau buruk.
Juga jangan terlalu cepat memuji dan mencintai sesuatu yang
kelihatannya menyenangkan dan baik. Berhati-hatilah dan Ujilah dengan
sebaik-baiknya sehingga ketika mengambil keputusan merupakan
keputusan yang paling tepat. Berhati-hati dan ujilah dengan baik-baik,
supaya tidak ada kesalahan yang menimbulkan penyesalan di hari esok.
Agsms Protestan dann Katolik memang pernah berperang untuk eksistensi dan pengakuan di Eropa
ReplyDelete