GEREJA MESTI BERTOBAT!
Oleh Pdt Daniel Alexander
Sebelumnya saya minta maaf
kalau nanti di antara kita ada yang tersinggung setelah membaca tulisan ini.
Doa saya setelah membaca tulisan ini kita disadarkan dan kembali kepada
panggilan kita sebagai gereja Tuhan.
-- Daniel Alexander --
Ada satu beban yang selalu Tuhan
taruh di hati saya. Beban untuk gereja-Nya. Terus terang saya sedih melihat
gereja sekarang. Zaman sekarang gereja itu pada hebat, semua orang di gereja punya
gelar pendeta, punya gedung keren, punya sekolah Alkitab. Tapi kenapa orang-orang
di luar sana lebih milih narkoba, pornografi dari pada masuk gereja?
Kita mesti jujur sama diri
kita sendiri. Ini artinya ada yang salah sama gereja. Kenapa mereka lebih suka
milih sesuatu yang jelas-jelas merugikan dari pada keselamatan yang ditawarkan
gereja?
Kesalahan gereja
Kalau kita mau maju, kita
mesti mengakui kalau gereja punya kelemahan dalam pola pikir en cara
pandangnya. Gereja selalu berkutat dengan cara yang sama selama bertahun-tahun.
Coba jujur sama diri kita sendiri, berapa banyak rupiah kita habiskan tiap
bulan Desember. Untuk apa? Untuk sebuah perayaan yang ‘untuk kalangan sendiri’.
Itu belum lagi uang yang dibiskan cuma buat satu kebaktian tiap minggunya. Tapi
mana jiwa-jiwa baru yang ditambahkan? Sedikit sekali. Padahal dengan uang yang
sama, kita bisa menjangkau lebih banyak orang.
Panggilan awal gereja
yang
menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran.
(1 Timotius 2:4)
Inilah panggilan awal gereja.
Menyelamatkan semua orang, bukan mengkristenkan semua orang!
Tapi apa yang udah kita
lakukan selama ini untuk menyelamatkan semua orang? Kita sibuk bikin KKR,
seminar, kebaktian. Kita punya slogan hebat, ‘Selamatkan yang Terhilang’. Tapi
mana hasilnya?
Guys, ini waktunya kita kembali pada panggilan awal
kita sebagai gereja Tuhan. Selamatkan yang terhilang.
Jangan nyuruh Tuhan
Ada satu kecenderungan yang
terjadi di gereja masa kini. Mereka lebih suka menyuruh Tuhan dari pada disuruh
sama Tuhan. Liat aja doa yang nge-trend sekarang ini, ‘Tuhan, selamatkan mereka
yang terhilang.’
Padahal kalau kita baca lagi
kitab Injil. Tuhan yang nyuruh kita menyelamatkan yang terhilang, kenapa
sekarang kita malah balik nyuruh Tuhan? Betapa kurang ajarnya kita.
Pergi bukan mengundang
Apa amanat agung Yesus?
‘Pergi...’ Jadi kita mesti pergi. Keluar. Bukan mengundang orang untuk datang.
Kita yang mesti menjemput bola, bukan menunggu bola datang pada kita.
Tapi bukannya sering
kejadian, waktu kita keluar, orang-orang menolak kita?
Ya, itu salah kita sendiri.
Siapa suruh kita datang sebagai orang Kristen? Siapa suruh kita bawa mereka ke
gereja? Siapa suruh kita mengkristenkan mereka?
Kita datang untuk mengenalkan
Yesus, bukan bawa mereka ke gereja. Apalagi menjadikan mereka Kristen. Gak
masalah agama mereka apa. Gak masalah mereka ke gereja atau gak. Yang jadi
masalah adalah apakah mereka mengenal Yesus atau tidak. Itu aja.
Pdt Daniel Alexander adalah pendiri dari PESAT
(Pelayanan Desa Terpadu) di Papua. Selama lebih dari 10 tahun beliau melayani
suku-suku terasing di Papua. Beliau juga dikenal sebagai seorang ‘papi’ bagi
banyak orang yang kehilangan figur bapa. Beliau juga menulis beberapa buku yang
semuanya berkaitan dengan motivasi pelayanan.
Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com
INTRIK dalam GEREJA judul bukunya pak Daniel yg sangat diurapi Tuhan, dalam buku itu saya terkesan dengan kalimat "dua jalur": kasih kepada Bapa & kasih terhadap sesama, tanpa terikat doktrin.
ReplyDeleteDan pesan "jadilah pelaku firman bukan pembela firman".
Pertanyaan saya apakah martir dibolehkan dalam agama Kristen ?
Sy br mengenal pak daniel. ..orgnya sederhana , penuh kasih, disiplin, setiap ada berkat pasti di keluarkan lagi. Utk siapa? Utk stiap org yg butuh skolah yg tak mampu
ReplyDeleteDaniel Alexander is a good shepherd for many sheep in the arid desert. Daniel is HIS glowing star. I learnt many valuable things about the development of the body of Christ from his books. Keep up the good work, Father Daniel!
ReplyDeleteluar biasa
ReplyDelete