Monday, May 28, 2012

BROKEN HEART? SELAMAT YA!


BROKEN HEART? SELAMAT YA!
Oleh : Angelina Kusuma

"Kak, aku abis diputusin sama cowokku" Gotchaa...pagi-pagi saya sudah mendengar kabar yang begitu 'menggembirakan' ini tadi, hahaha.
"Selamat ya..."
"Lho, kakak! ...malah ngucapin selamat...” (Hahaha, pasti saya adalah figur kakak yang paling menyebalkan bin payah bagi adik-adiknya :D. Tahu orang lagi patah hati kok ngucapin selamat bukannya bersimpati sedih gitu?) Hahaha, is it? :D.

Banyak obat manjur bertebaran di toko-toko obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit di dunia ini, kecuali penyakit akibat patah hati. Tapi benarkah patah hati itu tidak ada obatnya sama sekali? Penyakit yang satu ini memang tidak mempan jika hanya diobati dengan obat biasa. Tapi masih tersisa satu obat super mujarab untuk menyembuhkannya kok. Obatnya hanya satu, yaitu hati yang gembira!

Ams. 17:22, Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

Saya tidak pernah 'memanjakan' diri saat berada di situasi yang tidak nyaman. Manusia memang diciptakan dengan disertai perasaan yang bisa bersedih. Tapi bagi saya, saya diciptakan bukan untuk berlama-lama tinggal dalam kesedihan itu. Rugi, jika kita melewati hari-hari yang telah disediakan oleh Tuhan ini dengan kemurungan dan tangisan terus-menerus. Say goodbye for the broken heart! Say welcome for joy every time!

Saya bukannya tidak pernah merasakan patah hati. Riwayat relationship saya juga lebih banyak gagalnya daripada suksesnya, hihihi. Pria yang pernah mengisi hari-hari saya dulu, malah ada yang sudah menikah saat ini. Yang lucu ketika seorang sahabat yang tahu bahwa dulunya saya pernah menyukai pria berinisial x dan ia memberitahukan bahwa pria tersebut akan menikah dalam waktu dekat.

"Oh ya? Puji Tuhan, akhirnya si x mutusin merit juga...kapan resepsinya bo'? Gue mau dateng."
"Serius Njie, loe mau dateng ke resepsinya si x? Nggak patah hati loe? Kan loe suka buanget sama tuh cowo?"
"Hahaha, lha emang kalo gue patah hati trus bisa mbatalin acara meritnya dia apa?"


Yeah, itulah yang saya pilih untuk hidup saya, selalu bersukacita senantiasa apapun yang terjadi. Saya tidak ingin bersedih atas keadaan yang tidak bisa saya ubah. Saya sudah menemukan tujuan hidup saya yang utama, yaitu hidup hanya untuk Tuhan Yesus yang saya sembah. Selebihnya, saya menikmati setiap jejak kehidupan saya di dunia ini dengan sepuas-puasnya. Entah itu saat saya kekurangan ataupun kelebihan, semua selalu indah di mata saya karena saya percaya Tuhan Yesus memberikan semuanya bukan untuk membuat saya menderita tapi agar saya berkecukupan dengan bergantung penuh kepada-Nya saja.

Mzm. 147:3, Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.

Saat-saat single atau jomblo bukannya tidak berharga bagi Tuhan. Justru saat kita hanya memiliki-Nya sebagai satu-satunya fokus hidup kita, harusnya itu lebih menantang dan memacu diri untuk melayani Dia dengan lebih 'gila-gilaan' lagi. Ketika kita mempunyai pribadi lain yang kita pikirkan selain Yesus (seperti kekasih atau suami/istri), kita akan sulit melayani-Nya dengan kemampuan dan seluruh jiwa kita 100%. Mau tak mau, fokus kita kepada Yesus akan sedikit bergeser dengan adanya sosok lain yang kita kasihi tersebut selain daripada Dia. So, ucapkan selamat datang kepada status jomblo (again) jika Tuhan memang menghendakinya terjadi demikian. Artinya, Dia masih menginginkan kita memikirkan-Nya saja tanpa diganggu oleh sosok lain di hidup kita.

Dalam relationship, semua orang pasti merindukan bertemu dengan soul mate yang tepat, bukan sekedar sole mate. Moment break bisa dijadikan ajang pembelajaran agar kita menemukan soul mate yang tepat, bukan ditangisi dan dimurungi berlama-lama. Kegagalan adalah batu loncatan untuk meraih yang lebih baik di depan. Jangan pernah mau dikuasai oleh kesedihan yang berlarut-larut.

Kita pasti lebih tertarik kepada orang lain yang penuh dengan senyum dan selalu bersemangat. Jika kita saja memilih hal yang demikian, terlebih lagi dengan calon pasangan hidup kita nantinya. Salah satu alasan seseorang menikah adalah untuk membangun keluarga kecil di dalam Tuhan agar bisa saling berbagi kebahagiaan bukan kesedihan. Jika kita terus meratapi patah hati dan tidak bangkit menata hidup dengan cepat, bagaimana mungkin kita akan dilirik oleh calon pasangan hidup kita selanjutnya yang mungkin masih ada di luar sana?

Come on para jombloer (again) yang abis patah hati... Susut air matamu, pasang senyummu, dan lanjutkan hidupmu! Terlalu berharga air matamu dihabiskan hanya demi sebuah hubungan yang sudah berakhir dan tidak bisa kamu ubah. Lebih baik, gunakan air matamu untuk menangisi jiwa-jiwa yang masih belum mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya secara pribadi. Rite? Always shine on guys...(nj@coe).

Ul. 31:8, Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."


Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com


MamaOla