Saturday, May 19, 2012

MONSTER JAHAT VS MONSTER BAIK

MONSTER JAHAT VS MONSTER BAIK
Dua monster lagi bertarung. Randall Boggs, si monster jahat, selalu menggunakan cara-cara liciknya buat menyerang si Sulley, monster yang baik. Kadang Randall suka menghilang lalu menghantam perut si Sulley. Meskipun Sulley berbadan lebih besar dan bisa mengalahkan Randall dengan sekali cekik, tapi Randall terlalu lihai untuk diketahui keberadaannya. Kalo dua monster ini dipertandingkan di atas ring, maka kita sebenernya bisa tau siapa yang bakalan memang di akhir pertandingan itu. Kok bisa? Yup! Yang menang adalah monster yang kita kasih makan paling banyak! Hehe. So, kamu ngasih makan monster yang mana? Si Randall yang licik atau Sulley yang baik hati? Dialah yang bakalan menang!

Di dalam kita emang ada dua kekuatan yang saling berperang. Kekuatan baik sama kekuatan jahat. Yang mana yang akan menang semuanya tergantung kita. Mana yang kita ‘kasih makan’ itulah yang menang. Mungkin kita gak sadar kapan kita ‘kasih makan’ monster jahat itu. Tiap kali kita ngembangin kebiasaan buruk, mikir yang negatif, melakukan yang negatif, sebenarnya kita lagi kasih makan monster jahat itu. Sebaliknya juga kalau kita ngembangin kebiasaan baik, ngomong yang positif, selalu bersyukur sama Tuhan, mikir positif, kita lagi kasih makan monster yang baik. Nah sekarang tinggal monster mana yang paling banyak dikasih makan yang bakal menguasai hidup kita. Tanpa sadar kita kasih makan ‘monster jahat’ atau ‘monster baik’ lewat kebiasaan kita tiap hari.

Kadang kita gak nyadar kalo cara kita memandang kehidupan –sikap kita dan cara kita bertindak- itu adalah perilaku yang dipelajari bertahun-tahun en berulang-ulang, alias kebiasaan. Kebiasaan  adalah suatu tingkah laku yang kita lakukan otomatis tanpa memikirkannya, hampir tanpa sadar. Jadi kalau kita pengen serigala baik yang menang, kita mesti kembangin kebiasaan yang baik. Soalnya kebiasaan kita bakal tentuin masa depan kita. Bisa jadi kebiasaan kita keliatannya gak salah secara hukum, atau moral, tapi bisa jadi kebiasaan itu bikin kita gak produktif, gak bertumbuh en gak dewasa.

Tiga Sekawan
Pentingnya mengembangkan kebiasaan yang baik.
Taukah kamu, kita mempunyai tiga sekawan dalam hidup kita: Temperamen, Kepribadian dan Karakter.

Temperamen adalah gabungan sifat-sifat bawaan dari lahir. Nggak ada temperamen yang buruk (ataupun baik), alias temperamen bisa jadi baik ataupun jadi buruk. Temperamen yang baik (apapun itu) adalah temperamen yang dikendalikan oleh Roh Kudus.

Kepribadian adalah apa yang terlihat oleh luar alias orang lain dari kita. Apa yang ingin kita tunjukkan pada dunia luar, pada temen-temen kita, pada lingkungan kita, maka kepribadianlah yang muncul. Itu bisa aja memang aslinya kita, tapi kebnayakan yang keluar adalah topeng atau bukan sebenarnya. Biasanya kita jadi jaim, soalnya pengen keliatan baik, pengen disegani, karena malu, dsb. Misalnya aslinya kita jorok, tapi kalo keluar rumah atau ada cewek/cowok gebetan kita maka kita segera pake baju bersih rapi en wangi. Atau kita punya kebiasaan ngomong kasar, tapi pas ada tamu omongannya jadi sopan.

Karakter adalah jati diri asli kita. Jadi kalo pas ada tamu kita ngomong sopan itu karena memang kita selalu sopan, bukan jaim. Kalo pengen tau karakter asli kita kita, kita bisa melihatnya pada saat nggak ada orang lain yang melihat kita. Apa yang kita lakukan, katakan, pikirkan dan rasakan saat itu biasanya itulah karakter kita.

Ternyata karakter adalah gabungan dari tempramen dan kebiasaan kita. Jadi kalo pengen karakter kita berubah, kendalikan temperamen di bawah pimpinan Roh Kudus dan ubah kebiasaanmu menjadi lebih baik. Kalo pengen hidup kita berubah, mulailah serius mengubah kebiasaan sehari-hari.  Tipsnya: Lakukan tiap hari. Kiatnya: Konsisten. Kebiasaan kayak gravitasi. Ia akan selalu menarik kita ke arahnya. Mau kebiasaan baik ataupun buruk.

“Ah, mengubah karakter itu gampang, gue mudah berubah dengan cepat kok kalo gue mau!” Inget deh, nggak ada yang instan. Tawaran iklan diet yang instan mungkin akan berhasil pada awalnya, tapi lantaran olahraga dan pola makan sehat nggak jadi kebiasaan akhirnya balik lagi jadi ‘ndut kayak semula. Berhenti merokok sesaat mungkin gampang, tapi kalo gak jadi kebiasaan ya balik lagi. Waktu Paulus bilang “Saya tidak melakukan yang baik yang saya ingin lakukan; sebaliknya saya melakukan hal-hal yang jahat, yang saya tidak mau lakukan.” (Roma 7:19 BIS) ia mungkin lagi bilang kalo ia belum mengembangkan kebiasaan baik yang ingin dia lakukan.

Ya, ya, ya. Membentuk kebiasaan baru memang susahnya minta ampun. Tapi itu cuman awalnya doang kok! “Duh, saya kalo nggak nonton tipi malem-malem gak bisa bobo!”, kayaknya kalimat itu masuk akal, padahal nggak, lho! Nggak ada kata ‘gak bisa’, semua ‘pasti bisa!’. “Saya gak bisa bla-bla-bla...”. No! Pasti bisa! Waktu kita ingat betapa sukarnya meninggalkan kebiasaan buruk kita, ingatlah kalo hidup dalam belenggu kebiasaan buruk akan lebih sukar!

Terlanjur punya kebiasaan buruk? Cepetan cari gantinya. Ganti dong sama kebiasaan baik yang bisa langsung menutup jalan kebiasaan buruk itu berkembang. Jangan biarkan ada waktu luang buat kita ngerjain kebiasaan buruk. Penuhi hidup kita dengan kebiasaan baik. Jadikan hidup kita produktif, mumpung kita masih muda!

Di 1 Korintus 6:12 (BIS) Paulus bilang: “Ada yang berkata bahwa setiap orang boleh melakukan segala sesuatu. Tetapi bagi saya tidak semuanya berguna. Jadi meskipun saya boleh melakukan apa saja, tetapi saya tidak mau membiarkan diri saya dikuasai oleh apa pun.”. Sebenernya itu sama aja Paulus lagi bilang: ‘Aku akan menyingkirkan apapun yang tidak produktif dari hidupku. Tidak akan mau dikendalikan oleh kebiasaan buruk apapun!.

Candu, narkoba, rokok, males, atau kebiasaan buruk apapun awalnya mungkin menyenangkan, tapi kemudian mengendalikan. Sementara waktu gak apa-apa, tapi berakibat buruk. Temen, ortu, sodara or pacar kita, awalnya mungkin bisa tolerir, tapi lama-kelamaan malah bisa merusak hubungan. Albert suka ngomong kasar, udah jadi kebiasaan. Temen-temennya udah maklum en terbiasa juga denger Albert ngomong kasar. Tapi lama-lama kok temennya Albert makin sedikit ya?

Tenang, kita bisa berubah kok. Ada penelitian yang bilang kalau kita bisa ubah kebiasaan kita dengan cara melakukannya konsisten selama 21 hari atau 21 kali berturut-turut (baca tips kalahin kebiasaan jelek). Sakit en menderita sebentar gak apa-apa dong, yang penting kita bisa berubah. Pertanyaanya mau gak kita bertahan? Kalau mau dijamin kita bakal liat masa depan yang indah, cemerlang en hidup kita juga bakal jadi lebih baik lagi.


PILIHAN GANDA DAN SUKACITA
Kalo ujian di sekolah, pasti kita tau yang namanya PG alias pilihan ganda. Kadang pilihannya banyak banget terus suka mirip-mirip lageee. Jadinya susah nentuin mana yang benar, mana yang salah. Tapi ternyata Tuhan merancang hidup kita itu seperti ujian PG.

Begitu bangun pagi, kita udah dihadapin sama beberapa pilihan:
a.        Langsung bangun, mandi, makan, baca koran, pergi kerja atau sekolah.
b.        Langsung bangun, makan, baca koran, mandi, pergi kerja atau sekolah.
c.        Bangun, liat jam bentar, tidur lagi, bangun, mandi buru-buru, makan buru-buru, pergi kerja atau sekolah (plus telat).
d.        Terus tidur sampe nanti dibangunin mama.

Itu baru bangun tidur, belum lagi pilihan sarapan. Gimana pas mandi, pas kita lagi di jalan? Kita selalu punya banyak pilihan lagi. En yang suka bikin sebel, pilihan itu agak mirip-mirip, tapi begitu salah pilih, kita bisa menyesal.

Nah kalau kita udah sadar kalau hidup kita itu kayak ujian PG, the next thing yang mesti kita lakuin adalah pilih yang benar. Jangan pilih pilihan yang salah. So pastikan kita memilih yang benar. Karena pilihan kita bakal menentukan apa yang kita alami selanjutnya.

MEMILIH BERSUKACITA
Tapi ada satu pilihan yang mau gak mau alias harus kita pilih, yakni pilihan buat bersukacita. Alkitab nyuruh kita buat ‘Bersukacitalah senantiasa.’ (1 Tesalonika 5:16). Senantiasa itu artinya tiap saat, kapanpun, dimanapun. Gak peduli gimana keadaan kita, gak peduli berapa banyak uang yang ada di dompet kita, atau siapa pacar kita, pokoknya firman Tuhan nyuruh kita bersukacita tiap saat.

Emang saat yang paling susah buat bersukacita itu pas semua yang kita rencanain gagal total. Pas semua yang kita pengenin gak bisa kita dapat. Pas seisi dunia kayaknya kompakan bikin kita sial sepanjang hari. Tapi justru di saat-saat kayak gini lah Tuhan nyuruh kita bersukacita. Inget deh, Tuhan merencanakan sesuatu yang baik dan lebih baik!

Berhasil = berkat ketemu dengan persiapan. Persiapan salah satunya adalah membiasakan diri kita untuk punya sikap yang benar. Tapi Pas rencana kita gak ada yang jalan, gak usah kesel en ngedumel, gak usah bersikap negatif. “Waaaakz! Gue gak percaya ini terjadi sama gue! Tuhan, jangan tunda-tunda dong rencana gue!”. Daripada ngomong kayak gitu, mending kita renungin, jangan-jangan Tuhan lagi melindungi kita dari sesuatu yang buruk yang bisa terjadi kalo rencana itu jalan. Atau, percayalah Tuhan punya rencana yang lebih baik. Ngeflow aja deh ama Tuhan, gak usah marah-marah yang malah mencuri sukacita kita!

Tapi gimana kalau kondisinya gak memungkinkan kita buat bersukacita? Percaya sama ayat ini, ‘Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.’ (Roma 8:28). Tuhan tau apa yang kita alami en Dia atur semua itu supaya bikin kita lebih baik. Tapi semua kebaikan itu gak bakal nyampe sama kita kalau kita gak memutuskan buat bersukacita.

SENYUMLAH!
Ada yang pernah curhat, ‘aku kan lagi stres! Kalo aku senyum itu artinya aku pura-pura!’. Ya udah, kalo gitu janganlah berpura-pura tapi anggaplah sebagai satu tindakan iman! Stres? Depresi? Bete? Senyum aja. Senyuman bakalan mengirimkan sinyal ke otak kita dan dari otak ke seluruh tubuh kita yang membawa pesan kalo kita ini baik-baik aja. Itu artinya suatu benih yang kita tabur buat Tuhan. Senyum bikin kita jadi baik-baik saja!

“Ah, aku bisa bersukacita kalo ntar lulus ujian. Kalo ntar dapet uang jajan gede. Kalo bla-bla-bla...”. Nggak lho, sekarang juga kita bisa bersukacita. Asalkan kita mau. Sukacita adalah suatu keputusan. Nggak tergantung pada syarat or keadaan kita saat itu. Dan kita bisa melatihnya dan menjadikannya kebiasaan.

Sukacita juga masalah gimana cara kita melihat hidup kita. Waktu kita ada dalam masalah, bete, kepepet, apa kita masih bisa liat kebaikan Tuhan di sana? Kalau kita gagal liat kebaikan Tuhan dalam masalah kita, wajar aja, kalau kita kehilangan sukacita kita. Tapi kalau kita bisa liat kebaikan Tuhan dalam semua masalah kita, kita bisa bersukacita.

Jadi gimana caranya kita bisa bersukacita senantiasa? Biasakan dan latih pikiran kita buat liat kebaikan Tuhan dalam semua yang kita alami. Jangan mau kalah sama pikiran negatif yang datang. Tiap kali ada pikiran negatif yang datang, smash balik sama pikiran positif en terus bersukacita! Kalo kita melakukan apa yang firman Tuhan bilang, kita pasti akan bersukacita! (**)

Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com

1 comment:

  1. makasi GFresh!
    aku sangat diberkati melalui artikel ini.
    sbnrnya sedih juga sih krn majalah GFresh! uda ga ada.
    terus melayani Tuhan melalui tulisan ya :)

    ReplyDelete

copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com


MamaOla