IT’S PARTY TIME!
Yang namanya pesta itu heboh, rame, dan seru. gF! sempat ngadain
survey, dan 90% dari kamu yang ngisi angket, semua suka pergi ke pesta. Paling
banyak sih ke pesta ultah, selain pesta kawin dan farewell party (pesta perpisahan). Sah-sah aja ke pesta, tapi nggak
lucu kalo kita kejebak gara-gara gak hati-hati. Gak nakut-nakutin, but we better have knowledge of that… (liputan: tina, mary, peter; foto: peter
tarigan, dok.istimewa)
AKIBAT PESTA BERLANJUT…
Novi. Sebut saja begitu namaku. Saat ini aku berumur duapuluhdua tahun.
Keseharianku terbiasa dengan pesta pora dan dunia malam.
Berbagai jenis pesta sudah aku ‘selami’, dari satu pesta ke pesta lainnya.
Pada awalnya setiap pesta sepertinya biasa-biasa saja. Ada musik, dance, game, layaknya pesta anak muda. Tapi suka-suka sehabis pesta ada
aja beberapa orang pulang belakangan untuk bikin ‘pesta lanjutan’. Biasanya
kalo udah begini, acara terkemas spontan, tidak teratur. Minuman ditambah
‘kekuatannya’, artinya ada beberapa minuman yang sengaja dicampur dengan ramuan
tertentu, katanya buat nambah stamina.
Beberapa orang nyumbang nyanyi, bikin jokes
serta tarian yang merangsang gairah kami. Suasana tambah panas. Mungkin akibat
‘bantuan’ minuman plus yang lain-lain tadi.
Semua yang hadir seperti sahabat saja. Berpelukan dan kissing dengan pasangan lainnya pun nyantai aja. Kalo udah begini
sulit untuk mengendalikan hawa nafsu. Belum lagi musik yang soft-romantis atau
menghentak-hentak (sama saja), bikin action
tambah agresif.
Kami makin menyatu, saling percaya dan kompak aja, meski baru kenal di
pesta. Aku merasa acaranya nggak ada sungkan-sungkan lagi. Cair. Ada juga sih
beberapa teman yang merasa risih kalo terlihat terlalu mesra. Biasanya kami tau
sama tau, artinya kalo emang terpaksa untuk ngelakuin lebih jauh, kami cari
tempat ‘aman’. Aku bahkan pernah melakukan hubungan seks seusai pesta dengan menyewa
tempat lain. Percaya atau nggak, kami melakukannya rame-rame alias lebih dari
dua pasangan.
Entah iblis apa yang merasuk kami, tidak ada rasa bersalah apalagi malu,
bahkan nyantai aja. Seperti lingkaran setan, kami nggak bisa berhenti dari
‘pesta lanjutan’ seperti ini.
Kalo diurut-urut kejadiannya, tak pernah berhenti rasa penyesalan itu.
Rasanya kok seperti terkena petir aja…, ingin rasanya mengulang semua hidupku
dengan sesuatu yang baru dan lebih berarti lagi.
Mau salahin siapa? Pesta seks terkutuk itukah? Terjebak dalam bebasnya
pergaulan, mungkin lebih tepat. Belum lagi ortu yang gak bisa memenuhi
kebutuhanku yang lebih dari sekedar materi. Rumah udah nggak ada apa-apanya
bagiku.
Mau nggak mau pikiran yang sumpek dan tertekannya jiwa membuatku mencari
lingkungan senasib yang dapat menerimaku. Kelihatannya teman-teman bisa
menolongku. Kita kumpul-kumpul, ke pesta atau bikin pesta. We can do what we want to do. Anything!
Masih terbayang di benakku saat pertama aku terjebak dalam pesta yang tak
terkendali itu. Semua kelihatannya gak apa-apa, sah-sah aja melakukan seks.
Tapi kenikmatan itu sementara. Sesudahnya, aku tak bisa menyembunyikan rasa
sesal, benci, kosong, semu, entah apa lagi. Tapi sekarang sudah terbiasa.
Jauh di lubuk hatiku yang terdalam, aku ingin punya hidup yang baru.
Hidupku najis dan berdosa. Pernah aku coba untuk hidup lebih benar, tapi ya
balik lagi… balik lagi. Tapi aku masih menyimpan harapan dan tekad, suatu hari
nanti aku akan berhenti dari semua ini. (seperti
yang diceritakan Novi – bukan nama sebenarnya – kepada Peter Julio Tarigan dari
gF!)
Amrit Punjabi, SMP Pelita Harapan kelas 2
Pesta itu identik dengan
hura-hura, menurut kamu gimana?
Nggak juga sih. Kalau hura-hura ‘kan lebih tidak terkendali gitu… Kalo
pesta itu hanya celebrate something,
misalnya pesta ultah, farewell atau
perpisahan, dsb…
Pesta yang kamu pernah kunjungin
itu cuma sekedar pesta atau lebih dari itu?
Semuanya sekedar celebrate aja
kok. Aku pernah denger sih… kata temanku yang diluar sekolah, di dalam pesta
mereka ada drugs-nya juga. Tapi, aku
jauhi mereka dong, karena itu bukan yang bener. Aku bilang ke mereka kalau itu
nggak bener, toh nanti kalau udah gede, mereka juga yang kena masalahnya. Jadi
aku nasihatin supaya mereka berganti arahnya ke jalan yang bener.
Apa yang kamu suka dari pesta?
Kebersamaan. Ngobrol-ngobrol tentang kejadian-kejadian di sekolah. Semacam ngerumpi gitulah…
Ortu suka ngelarang ke pesta?
Nggak, gak apa-apa asal jelas. Mereka percaya sama aku. Mereka suka tanya,
‘yang penting, kamu ke pesta yang bener kan?’ Ya pasti benerlah…
Cherry, mahasiswi Universitas Trisakti
Sekarang banyak pesta pake obat
dan ada unsur seks didalamnya. Gimana menurut kamu?
Menurut gue sih… kesadaran sendirilah kalo ngadain pesta. Mungkin perlu
pengawasan ortu kali, ya. Di Jakarta emang udah banyak sih, apalagi kayak underground café, dll…
Pernah ngalamin atau denger dari
temen?
Gue pernah tau. Jadi temen gue anak band,
dia dapat selebaran tapi gak tercantum sebagai pesta seks gitu. Acaranya
benar-benar terorganisir banget, dari klub mana, dsb. Tersebarnya juga di
kampus-kampus dan biasanya dikalangan anak band.
Pokoknya untuk yang cewek disuruh no bra alias
gak pake underware gitu deh…
Cara kamu jaga diri?
Pilih-pilih temen kali, ya? Kalo gue pergi ke suatu acara, pasti udah punya
info dong, pesta itu bakal kayak apa, dsb. Kalo emang ada kayak ‘gitu-gitu’, ya
gue hindarinlah… Biasanya gue cuma pergi ke acara-acara temen deket gue
sendiri. Menurut gue pergaulan itu penting!
Dari ortu sendiri gimana?
Gampang ngijinin, soalnya ortu udah kenal semua temen deket gue. Gue
kenalin.
Kamu punya pesta yang berkesan?
Yang namanya pesta hampir sama semua. Having
fun dan biasanya gue nyari yang banyak makan-makan…
‘MBOK YA SEKALI-KALI DIDENGERIN…
Sadar gak sih, sejak kita masuk
dunia remaja, dapat undangan ke pesta itu jadi sesuatu yang penting. Waktu
masih kecil juga pernah atau sering ke pesta ultah anak tetangga, pesta natal,
dll. Begitu gede dikit, istilahnya udah ngerti mana cowok/cewek cakep, kita
jadi ngerti dandan, tampil keren, gaul, dll. Masak gue gak ikutan kayak yang lain? Hari lain sih kita gak bisa
macem-macem, soalnya sekolah atau kuliah. Bisa-bisa dibilang norak. Mumpung
dapet undangan ke pesta ultah, kawin, dll, kita punya kesempatan deh ikut
trend. Yang cowok pake jas, yang cewek ke salon, pake gaun, lipstik, dll.
Duuuh… sampe pangling.
Tapi kok banyak ortu yang suka ngelarang anak-anaknya ke pesta? Padahal
yang namanya anak muda itu gak suka dilarang (ngaku deh, hehehe...). Makin
dilarang, makin ngelawan dan nekat. Kita pikir ortu kita gak ngerti dan kolot.
Eh tau gak, ortu kita juga ngalamin masa muda alias pernah ikutan pesta juga.
Daripada protes dan ngomel sana-sini, coba kita find out apa yang jadi pemikiran generasi di atas kita. Kadang kita
suka merasa paling benar dan harus selalu dimaklumi. Percaya deh sebetulnya
ortu kita selalu mau yang terbaik buat kita, tapi kadang mereka gak tau cara
penyampaian yang sesuai kita, soalnya perbedaan situasi jaman terlalu jauh. So, kali ini tahan napas… dan belajar
dengerin ke-4 orang yang mewakili ortu, pembimbing rohani, dan of course Tuhan. Check this out…
Pdt. Nurdin Ricardo Sirait:
“SAYA TIDAK PHOBIA SAMA PESTA”
Sebagai orangtua, setiap acara yang dilakukan anak muda dalam bentuk
apapun, khususnya berpesta, harus dimengerti dulu tujuan acaranya. Oke, berpesta… saya juga pernah jadi
anak muda. Pesta adalah ucapan rasa
kebahagiaan dan syukur kita bagi orang lain. Kita saling diingatkan untuk
berbagi dengan sesama.
Bentuk pestanya sih nggak perlu kaku-kaku amat. Memang sih harusnya tetap ada kebaktian, doa dan pujian.
Kemaslah dengan gaya anak muda, funkie,
logis, dan ingat semua itu harus pada koridor kita sebagai kristiani.
Pada era sekarang, sepertinya segala sesuatu telah bebas. Apa aja
bisa dinikmati tanpa batas sensor, ditambah rasa ingin tahu anak muda dalam
melakukan segala sesuatu, khususnya pesta.
Corak pesta yang gemerlap yang diterima dari multimedia berperan penting
dalam pikiran anak muda untuk mengemas acaranya. Dalam hal ini keluarga sangat
besar pengaruhnya.
Saya selalu tidak overprotect
terhadap anak. Sangat nggak baik buat perkembangan mereka. Bila hal ini
berlangsung, saya yakin anak ini sewaktu-waktu akan dapat tidak terkontrol.
Dalam keluarga kami, saya sebagai kepala keluarga selalu menerapkan fungsi saya
sebagai seseorang diluar bapak, artinya berusaha
jadi sahabat buat anak.
Misalnya sebelum mereka ke pesta, saya selalu memberi komentar yang
terkesan santai tetapi penuh arti. ‘Cantik
banget neng… mo kemana? Sama siapa berangkatnya?’ atau mungkin dengan
pertanyaan lain yang mereka nggak sadar kalo sebenarnya kita sebagai ortu pengen tau lebih dalam, apa sih
kegiatan si anak ini nantinya. Usahakanlah sehalus mungkin.
Pernah juga sih setelah ngobrol-ngobrol sebelum ke pesta, eh…tau-taunya
saya gak ijinin berangkat! Kalo ini terjadi, jangan sampe si anak tambah sakit
hati. Saya sadar dan ngerti kesedihan si anak. Disini peran sebagai sahabat
mungkin harus lebih lagi, ditambah peran ibunya. Mungkin kita ajak dia makan
keluar dengan kakak-kakaknya.
Terus terang, saya tidak phobia (takut-red) sama pesta. Tapi
kalo pesta itu hanya dihadiri kaum wanita, pulangnya sampe di luar jam malam keluarga dan pake acara nginap, wow… harus
ditimbang lagi.
Buat saya sebagai ortu, hal ini sangat
berat pertaruhannya. Sebab kalo terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, akan
merusak hidup dan mempengaruhi masa depannya.
Pernah juga si anak melanggar hal-hal yang sudah diputuskan bersama.
Contoh: pergi ke pesta melewati jam malam. Saya dan ibunya selalu tungguin
tanpa tidur, sampe mereka pulang. Terkantuk-kantuk dan digigit nyamuk nggak
apa-apa.
Setibanya mereka di rumah, sangsi pun keluar. Misalnya selama satu bulan
penuh nggak boleh keluar di atas jam 7, dan itu harus berlaku penuh. Sebab itu
menjadi komitmen kita bersama.
Di keluarga kami, keterbukaan dengan anak merupakan hal dasar yang
ditanamkan sejak mereka kecil. Ortu nggak perlulah terlalu ngotot-ngototan dan otoriter dalam menjalankan fungsi sebagai ortu.
Komunikasikan yang baik dengan bahasa
kasih dan berperan aktif dalam pendekatan yang lebih dari sekedar ortu.
Berpesta itu nggak salah selama
terkontrol oleh ruang dan waktu dalam prespektif kekristianian. Diskusikan dulu dengan pembimbing rohani gereja kita,
gimana baiknya.
Romo Joseph Adi Wardaya
Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan
Agung Jakarta
“TIDAK AKAN ADA PUASNYA”
Kalau kita bicara konsep berpestanya anak muda, sebaiknya adalah konsep komunal atau kebersamaan. Konsep kepribadian yang selama ini kita jalankan, rasanya kok nggak tepat.
Kalau kita bicara konsep berpestanya anak muda, sebaiknya adalah konsep komunal atau kebersamaan. Konsep kepribadian yang selama ini kita jalankan, rasanya kok nggak tepat.
Apa mungkin kita rela dan tega sekian rupiah dipakai untuk
merayakan sesuatu, bergembira, bersenang-senang dengan sahabat-sahabat kita
aja, sementara masih banyak teman lain yang lebih butuh uluran tangan kita.
Cara yang ditempuh Yesus Kristus dalam mewartakan kabar baik, misalnya. DIA
Allah yang turun jadi manusia, ngerasain
sama kayak kita. Ngerasain lapar,
haus…, ini menunjukkan solider Tuhan terhadap kita umatnya. Gimana dengan kita?
Memang mau nggak mau kita harus sama
dengan apa yang dilakukan Yesus Kristus, tentu dengan cara yang tidak harus sama.
Boleh aja sih jaman ini berubah, tapi prinsip yang diajarkan Yesus Kristus
harus tetap jadi parameter kita dan tidak berubah dalam hidup kita, apapun alasannya.
Apakah karena modernisasi, pesta kita juga harus penuh
dengan modernis? Ingat, jaman ini segitu cepatnya berubah. Apakah pemikiran dan
rohani kita juga harus gitu?
Apa kita tega, makan minum berlebihan dan mengemas acara yang sangat mewah, ngundang MC kondang atau artis-artis
terkenal hanya untuk sekedar ngerayain ultah atau lulusan sekolah misalnya. Prestige sekali.
Kalo ini yang jadi ukuran, nggak
akan pernah ada puasnya. Mungkin
besok-besok lebih besar lagi, mau nyewa pulau, kapal pesiar atau lainnya. Hal
ini keliru. Merayakan sesuatu nggak harus mengeluarkan uang yang begitu banyak.
Essensi pesta itu sendiri, kita diajak berpikir dan berefleksi, bahwa
rejeki yang kita miliki ada bagian orang lain didalamnya. Kenapa kita nggak
manfaatkan talenta teman atau
fasilitas lain yang tidak begitu mewah.
Atau mungkin dikemas lebih unik dan inovatif. Undanglah anak-anak jalanan, atau mungkin memberi karcis gratis buat
mereka yang ada di panti asuhan atau panti jompo untuk berkunjung ke kebun
binatang. Dengan begitu, lebih banyak lagi yang dapat merasakan kebahagiaan
yang kita miliki. Selain bersyukur dan bergembira, kita juga beramal dan
memberi nilai lebih buat orang lain.
Aas dasar iman dan kemanusiaan sebagai pemuda gereja, dalam melakukan
apapun kita harus lebih bisa menyentuh hati nurani. Apakah ada di hati dan
pikiran kita, untuk menyisihkan sedikit rejeki buat orang lain yang sangat dan
lebih membutuhkan?
Nggak masalah kalo mau pesta, tapi tolong… tunjukkanlah bahwa sebagai umat
Yesus Kristus, kita juga punya dimensi sosial.
Buat sebagian orang, berpesta di hotel atau kafe itu biasa aja. Nggak semua
seperti itu. Artinya secara materi, kemampuan berpesta tiap orang nggak mungkin
disamakan. Tapi kalo diseragamkan dalam persepsi ajaran Kristus, pasti bisa! Karena prinsip Firman Tuhan itu kan abadi dan harus bisa diterima oleh
setiap umatNya. Nggak ada tawar-menawar.
Pdt Ezra Bukit Sth
Pendeta Jemaat GBKP Rawamangun,
Jakarta Timur
“PESTA YANG DIKUDUSKAN”
Pada hakikinya, pesta adalah gimana kita dapat mengucap syukur pada Tuhan.
Bahwa kita masih diberi waktu untuk dapat berkumpul bersama, bergembira dengan
sesama teman dan sanak saudara lainnya.
Yang paling penting lagi adalah pesta
yang dikuduskan. Artinya bukalah acara tersebut dengan kebaktian dan diisi
puji-pujian buat Tuhan, sehingga yang dimuliakan pada saat pesta itu bukanlah
individu tetapi Tuhan kita, Yesus Kristus. Pada akhirnya apapun kita buat dalam
berpesta akan sesuai dengan semangat Firman Tuhan.
Nggak apa-apa kalo pesta anak muda pake musik, tarian,
atau ada minuman dan makanan, tapi sebelumnya sudah dinetralisir oleh Firman
Tuhan.
Kita sangat sadar dengan kemudaan remaja yang selalu pengen cari sesuatu yang baru. Misalnya habis pesta, ada aja yang
bikin pesta lanjutan, untuk memuaskan dan menggembirakan hati mereka. Pesta
utamanya sih gak ada masalah, artinya masih sesuai dengan ‘rambu-rambu’. Buat
mereka yang ngumpul belakangan ini, gampang sekali disusupi godaan duniawi yang
deras dan sangat dahsyat. Akibat dorongan nafsu duniawi, bisa aja mereka ingin
praktek apa-apa yang dilihat dan terima dari film, majalah atau media lain yang
dikonsumsi. Kita tau dalam sepersekian detik kita bisa mendapat informasi dari
segala penjuru.
Kontrol dari ortu sangatlah berperan. Tapi secara umum anak muda itu kan
nggak mau dikekang-kekang banget. Dalam hal ini, kalo Firman Tuhan sudah tumbuh
pada mereka sejak kecil, maka mereka
bisa punya prinsip dan motivasi yang benar dalam mengambil keputusan, dimanapun
mereka berada.
Mungkin aja mereka berada di
pesta yang tiba-tiba berubah jadi pesta yang sangat duniawi. Kalo itu terjadi,
saya yakin anak itu pasti minta kekuatan lebih pada penolongnya, Yesus Kristus.
Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam
pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan hawa nafsu…(Roma 13:13)
Jagalah dirimu supaya jangan sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta
kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan, jangan dengan tiba-tiba ke atas
dirimu jatuh sperti jerat (Lukas 21:34)
Melalui ortu, lingkungan kepemudaan gereja atau media-media rohani lain,
Firman Tuhan di atas akan berpengaruh besar buat mereka. Mungkin secara verbal,
mereka tidak langsung menerima ayat-ayat di atas. Tapi kalo mereka sering lihat
sikap orang Kristen dalam berpesta, baik di dalam maupun di luar lingkungan
gereja, maka mereka bisa lakukan ayat-ayat tadi dalam keseharian.
Memang dalam ayatnya, secara detil tidak diuraikan gimana baiknya anak muda
berpesta, tapi sudah jelas caranya yaitu sopan,
jangan mabuk-mabukan, hawa nafsu, dll.
Alangkah baiknya kalo mau berpesta, mereka minta tanggapan
lembaga kepemudaan atau pembimbing rohani mengenai apa yang akan dilakukan.
Kalo ini berjalan, saya sangat yakin nggak akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Tapi ada juga kan, remaja yang nggak mau disentuh atau memang nggak mau
sama sekali dijamah oleh kabar baik. Saya pikir ini pekerjaan besar buat kita
semua. Ladang di depan kita masih sangat
luas, tapi dengan kekuatan Yesus Kristus, kita pasti berhasil.
Dr. Maria Magdalena br Sembiring M
“VULGAR, LEBIH BERANI DAN NEKAT”
Saya pernah merasakan gimana asiknya jadi anak muda. Dulu kami juga pernah
berpesta dengan teman-teman. Gaya pesta dulu dan sekarang hampir sama.
Suguhan musik seperti rumba, cha-cha,
twist, tango atau rock ‘n’ roll
memang sangat tren pada pesta waktu itu. Ada juga yang pake minuman keras. Tapi
nggak ada obat-obatan seperti sekarang. Perbedaan
terbesarnya adalah rasa sungkan.
Sepertinya anak muda sekarang dalam melakukan segala sesuatu, terlebih
dalam pesta, nggak ada rasa sungkan-sungkan lagi. Mereka bebas berpelukan, kissing,
dan yang paling serem adalah gonta-ganti pasangan! Vulgar sekali, lebih berani
dan nekat dibanding kami-kami yang dulu.
Jaman dulu wajar-wajar aja anak muda bikin pesta. Lagian pesta dulu nggak
jauh-jauh dari pesta ultah atau lulusan sekolah. Kalo sekarang, ada aja pesta
ini-itu. Sepertinya banyak sekali pilihan.
Pemilihan tempat pun kontras sekali. Dulu kita nggak ada yang namanya
ngerayain ultah di hotel atau kafe. Karena yang namanya kafe dan hotel itu
masih langka. Untuk daerah-daerah tertentu malah nggak ada. Makanya pesta anak
muda dulu lebih banyak dilakukan di rumah, aula pertemuan, sekolah atau kampus
saja.
Bagi saya essensi pesta anak muda adalah gimana mereka bersyukur dan
berbagi gembira dengan teman, sanak keluarga dan sesama yang membutuhkan,
seperti yang di panti asuhan atau anak jalanan.
Untuk pemilihan tempat berpesta misalnya, usahakanlah jangan terlalu mewah,
karena menurut saya hal ini pemborosan yang tidak pada tempatnya. Karena secara
umum anak muda itu kan masih
mengandalkan dana ortu. Kalaupun mereka sudah berpenghasilan, buatlah pesta
inovatif. Datangilah panti asuhan, atau buatlah pesta sedemikian rupa, yang
punya nilai lebih. Dana berlebih dapat juga dialokasikan untuk kas kepemudaan
gereja.
Saya punya anak gadis yang juga anak muda sekarang. Saya selalu memberi
pengertian buat dia dalam melakukan segala hal. Ke pesta misalnya, saya harus
tau siapa teman pendamping yang menjemput atau mengantar mereka. Kalaupun pergi
sendiri, saya harus tau jelas pestanya seperti apa dan dimana tempatnya. Dan
untuk tau hal ini, nggak harus memberi pertanyaan langsung.
Sebagai ortu, kami selalu memberi kebebasan buat anak. Kontrol tetap ada,
ibaratnya seperti layang-layang, ada tarik dan ulurnya. Kebetulan sih di
keluarga kami, antara anak dan ortu saling terbuka dalam segala hal. Kita
selalu berdebat untuk memutuskan sesuatu. Sepanjang alasannya jelas dan sesuai
dengan kesepakatan keluarga, ya…jalanin aja.
Dan tentu juga dengan bantuan doa dan
selalu diusahakan Firman Tuhan jadi patron kita.
Saran saya, khususnya untuk anak muda, sebaiknya pemilihan busana, bentuk acara, dan tempat pesta, dikemas dengan benar.
Ada ibadah, pujian dan doa. Datanglah dengan busana yang modis tapi nggak
memperlihatkan daerah sensitif tubuh tertentu.
Memang sih anak muda harus peka
terhadap perkembangan jaman. Boleh aja ada live
musik dan tarian. Dan perlu diingat, keinginan daging dan keinginan roh harus
ada keseimbangan dan semuanya harus berdasar pada Firman Tuhan. Itu aja.
Anyway…guys! This time…gF! gak mau terlalu nguliahin kamu. Emang gF! gak pernah
niat nge-guruin, kok. Just ngasih
tau. Fresh!er dibikin dengan survei, wawancara, liputan ke lapangan, dll, biar
semua gF!er punya pilihan yang benar dalam hidup ini. Termasuk dua hamba Tuhan
berikut, silakan simpulkan sendiri gaya hidup seperti apa yang ingin kamu anut.
Semua tergantung sama pilihan kita sendiri. Saran gF!, belajarlah dari
kesalahan, kesaksian, dan pengalaman generasi di atas kita, dan pilihlah yang
benar, setuju? We love you, guys!
REYNALDI
“TUHAN ITU EKSTASI SAYA”
Mantan aktor film nasional yang
dikenal dengan perannya yang ‘panas’. Hidupnya dulu gak pernah jauh dari pesta
pora. Cowok yang dalam waktu dekat akan menikah itu kini menyerahkan hidupnya
total pada Tuhan. So banyak banget pengalaman yang bisa kita petik. Semua yang
pahit diceritakan supaya kita jangan lagi mengulang kesalahan yang sama.
Pesan-pesan Reynaldi setidaknya bikin kita lebih hati-hati dengan pilihan kita.
Pesta pora dan drugs kayaknya
‘sohib akrab’?
Tahun 1993, banyak anak muda terlibat narkoba. Pokoknya yang masuk
diskotik, pesta pora, pasti terlibat
narkoba. Waktu itu ada party
pembukaan tempat baru, dan di situ ada alkohol, perempuan dan narkoba. Dulu
menurut saya lingkungan seperti itu (pesta-red) tuh enak, tapi enaknya
sementara. Habis itu harus diterusin (party-nya,
red). Orang kan mau cari hiburan, larinya ke situ. Narkotik itu sesuatu yang
bikin orang seneng, tapi cuma sementara, jadi harus beli lagi.
Jadi ikutan pesta-pestaan itu
punya resiko besar, yah.
Sebenarnya semua hal yang kita konsumsi dalam jumlah besar itu, beresiko. Termasuk pesta, kalau
kebanyakan, akibatnya ya narkoba, kecanduan, jadi liar, gak bisa mengendalikan
diri, akhirnya overdosis. Problem yang ngikutin juga gak ada habisnya.
Apa yang bikin kamu dulu suka
berpesta?
Macem-macem sih, yang pasti karena ada masalah. Kosong dan sepi di dalam.
Jadi pingin cari sesuatu yang bisa menghibur atau mengisi kekosongan itu, yaitu
drugs,
wanita, alkohol, dan suka begadang karena gak ada kerjaan.
Kalau dipikir, dulu uang dihabiskan untuk cari hiburan yang nyenengin hati aja.
Masalah apa yang bikin kamu kosong
di dalam?
Kurang kasih. Keluarga saya tidak punya kasih. Mereka mengikuti peraturan
agama dengan baik, tapi nggak kenal Yesus, jadi tetap nggak ada kasih di
dalamnya. Dulu saya punya banyak kepahitan dengan banyak orang, tapi sekarang
saya belajar untuk mengampuni orang. Kalau
punya masalah, don’t run to the drugs,
don’t run to woman. Pacar gak akan bisa menyelesaikan masalah. Pokoknya
jangan lari ke tempat lain, karena memang nggak ada jawabannya kecuali dalam
Tuhan Yesus. Dalam Yohanes 14:6, dikatakan, I am the way, the truth, and the life. Kita harus
tanya Yesus apa jalan keluarnya. Karena manusia buntu, drugs buntu, women
mentok, buntutnya malah penyakit. Seks bebas buntutnya AIDS, siphilis (penyakit kelamin-red). Kalau
narkoba, buntutnya nyawa melayang. Only
God can make you steady. Hidup sudah hancur, masa mau dibuat hancur lagi.
Markus 11:22 bilang: trust the Lord.
Kayak apa masa lalu kamu?
Pengalaman masa lalu saya banyak dan sekarang jadi kesaksian hidup bagi
saya. Saya tinggalin dunia bukan berarti saya nggak tahu lagi mau ke mana.
Semua saya punya. Uang, girl friend
dan udah mau menikah, tapi saya masih tetap rasa kosong. Saya pikir what’s wrong with me? Pokoknya udah
sreg, masa depan udah terjamin, tapi kok I
still feel empty. Mulai dari situ saya cari, dan saya temukan ayat ini, if you want to follow Me, tinggalin itu
semua. Wah waktu itu saya pikir-pikir lagi tuh. Tapi akhirnya, ya Tuhan, saya
mau. Di Alkitab ada orang kaya tanya how
can I have eternal life? Dia sudah lakukan semua yang Tuhan suruh, cuma
satu yang buat dia gak bisa ikut Tuhan, yaitu jual apa yang dia punya dan follow me. Dia langsung sedih dan balik
lagi.
Gimana dengan kamu sendiri?
Saya bener-bener tinggalin semua, termasuk glamor, kesombongan, ego.
Puncaknya tahun 2001. Jadi proses Tuhan begini, if you follow Me, you have to be
like Me, supaya kita sempurna. Ada orang yang menanggapi panggilan
Tuhan lama sekali, seperti crawling
(merangkak-red), seharusnya kita lari,
bukan merangkak. Masih melakukan hobi-hobi yang membuat kita jauh dari
Tuhan, itu membuat kita “cacat”. Jesus is running, and we have to run with
Him. Apalagi saya mau dipakai sama Tuhan, jadi saya nggak bisa lagi
terikat sama dunia, saya tinggalin semuanya termasuk job, profesi, nama, pacar saya. Pertama kali saya nangis, tapi
Tuhan bilang, but I will give you future.
Saya harus percaya pada apa yang saya nggak bisa lihat. Karena saya hidup oleh
iman. Saya diajar Tuhan untuk hidup dengan iman.
Ada yang mo diingetin buat
kita-kita?
Jangan hidup setengah-setengah. Untuk Tuhan harus total. Saya ingin jadi
hamba Tuhan yang nggak mencuri kemuliaan Tuhan, nggak munafik, nggak pakai
topeng. Saya bilang sama Tuhan, “Tuhan, kalau saya mencuri kemuliaanMu, saya
lebih baik mati, ambil nyawa saya". Banyak hamba Tuhan yang masih
berzinah, berdosa, saya nggak mau seperti itu. Saya kepingin dipakai Tuhan
lebih dari yang lain. Saya nggak bisa
bergaul sembarangan lagi, cuma bisa menginjil. Saya punya mentor
(pembimbing, Red), namanya Pak Timmy Parengkuan. Dialah yang membimbing saya,
jadi panutan saya, kemanapun beliau melayani, entah ke tempat rehabilitasi,
persekutuan doa, saya melayani bersama beliau, membagikan kesaksian hidup.
Bulan ini saya mulai kotbah, saya rasa Tuhan mempercayai saya. Saya jaga hidup
sungguh-sungguh. Karena menjadi man of
God, kita harus hidup kudus, jaga hati, nggak bisa lagi seperti dulu. Kalau
sudah melayani tapi hidupnya masih berantakan, kan malu.
Kamu nggak peduli orang bilang
kamu kuper?
Kalau mau jadi hamba Tuhan, harus bayar harga. Saya berkomitmen untuk
selalu hidup dalam hadirat Tuhan dan jaga diri, jangan sampai keluar dari
hadiratNya. Yang penting saya fanatik sama Tuhan Yesus, bagi saya nggak
apa-apa. Saya gak peduli orang mau bilang apa. Biarin aja. Karena Tuhan itu ecstasy saya. You can not serve two masters. Orang
yang di tengah bisa dimuntahkan sama Tuhan. Nggak akan dipakai sama Tuhan.
Walaupun kesaksiannya dahsyat, tapi membuat Tuhan dan dirinya malu sendiri.
Masih merokok tapi kesaksian. Mana ada lahir baru tapi masih mafia atau mencuri. Kalau kita bertobat,
harus 100%. jangan kembali ke masa lalu, nanti iblis ikat lagi. Keadaan akan
lebih parah. Kan ada ayatnya, you have known the truth, but if you go
back, you’ll be worse than the first.
Apa yang bikin kamu bertahan ikut
Tuhan meski kenyataannya banyak orang Kristen yang hidup gak beda sama orang
diluar Tuhan? Nggak kecewa?
Nggak, saya nggak kecewa, karena saya baca di Firman Tuhan dan saya
mengerti. Kadang-kadang saya juga ditegor. Dia berkata, I don’t want you to be like him. Sekarang saya lagi sekolah di
Bethany Bible College. Di situ saya diajar supaya tidak keluar dari visi Tuhan.
Kalau kita hidup dekat dengan Tuhan, sebelum melangkah lebih jauh Tuhan akan
beritahu kita apa yang terjadi. Sekarang ini saya masih dalam tahap belajar,
belum 100% jadi hamba Tuhan.
INDRI GAUTAMA
Hamba Tuhan yang akrab dengan
panggilan “Ibu Indri”, dikenal blak-blakan tanpa basa-basi, khususnya kalo bicara
tentang dosa dan kesaksian hidupnya. Mantan pemilik beberapa perusahaan dan
pabrik ini kini membawahi Maria Magdalena Ministry. Masa lalunya sempat akrab
dengan hura-hura. Kini Ibu Indri banyak melayani generasi muda yang jatuh dalam
dosa.
Seperti apa kehidupan Ibu Indri
waktu muda?
Saya seorang kutu buku, egois dan gak peduli teman. Saya bisa hidup
sendiri. Asal pelajarannya A+ dan juara, itu jadi tujuan hidup biar papi bangga
sama saya. Pergumulan terberat waktu itu cuma satu, kles sama ortu. Setan
paling seneng memecah belah, dia gak suka lihat kita bahagia di rumah.
Akibatnya lari ke tempat-tempat seperti itu (obat, gonta-ganti pacar). Waktu
saya berhasil berbisnis di Amrik, punya uang sendiri, baru saya ke diskotik. Di
sana saya gak pernah dansa-dansa, kerjanya cuma duduk, rokok dan minum
sebentar. Yang penting ada teman ngobrol karena di rumah merasa gak bahagia.
Rasanya ada pemberontakan dalam diri ini dan gak tau kenapa saya gak suka sama
orang tua saya. Sebetulnya keluarga saya baik-baik saja, saling mengasihi,
hanya saja selalu ada kles antara saya dan papi. Jadi biar udah berhasil, punya
perusahaan dan uang, tetap aja gak tenang. Suatu hari di malam natal, saya
diajak teman ke gereja. Disitulah saya ketemu Tuhan. Saya baru ngerti damai, kasih
dan ketenangan itu apa. Sejak itu saya lahir baru.
So, keluarga itu penting banget
ya.
Sebagian besar problem mereka yang jatuh dalam freesex, narkoba, dll itu karena gak ada kebahagiaan di keluarga.
Keluarga tanpa Yesus pun gak bisa bahagia. Karena setiap orang yang belum lahir
baru, di hatinya ada kehampaan. Mereka coba isi pake TV, jadi juara kelas,
pokoknya bikin ortu bangga demi diperhatikan. Tiap orang butuh kasih ayahnya.
Kalo gak dapet, setan bekerja dalam pikirannya ‘Papa kamu gak sayang kamu”.
Apalagi kalo papinya gak jadi figur yang baik. Misalkan ekonomi keluarga susah,
papinya kerja keras, pulang kerja udah capek dan marah-marah, si anak bisa
terimanya negatif, berpikir papi gak sayang mami, gak sayang kita, ngomongnya
kasar. Hal-hal kayak gitu bikin anak ‘lari’ sampe ketemu teman-temannya yang
senasib, mereka sama-sama berontak dan masuk ke freesex, homo, lesbian, hidup bebas, dll. Motto mereka “Aku tertekan di rumah, aku sudah capek ditekan, aku mau
hidup bebas, gue mau lakukan apa yang gue mau, gak ada yang bisa larang.” Mereka
gak sadar ujungnya menuju maut.
Apa yang bisa kami buat untuk
selametin teman-teman yang kayak gitu?
Kalo kalian dalam Tuhan, banyak yang bisa kamu lakukan. Datang dan bilang
pada mereka bahwa Yesus bisa selamatkan dan sembuhkan kamu. Kenali dengan kasih
Kristus. Cewek dengan cewek, cowok dengan cowok. Pegang dia, katakan bahwa
Yesus sayang sama kamu. Teleponin, datangi, kasih kaset, hadiah, supaya dia
merasa berharga karena mereka gak punya pengharapan sama sekali. Peluk mereka,
nyatakan kasih Kristus. Setelah dilayani, beri Firman Tuhan, trus difollow up. Akar dari semuanya itu kepahitan. Setan kerjanya bikin orang
kecewa. Kalo udah kecewa sama otoritas,
kecewa sama Tuhan dan ortu, otomatis berontak.
Lepas dari ‘kesalahan ortu’,
tolong kasih masukan biar kita gak gampang kecewa sama keadaan.
1. Berbalik ke Yesus, hidup berkomitmen dengan Tuhan
seperti Yusuf. Yusuf setia sama Tuhan. Berkali-kali dicobai, dia selalu tidak
mau menyakiti hati Allahnya. Itu bukti bahwa Yusuf bergaul dengan Allahnya.
Jadi walaupun keluarga kalian gak bahagia juga, kunci untuk hidup berkemenangan
seperti Daud berkata dalam Mazmur 27:10 “Sekalipun ayahku dan ibuk meninggalkan
aku, namun Tuhan menyambut aku. “
2. Tau kalo setiap pencobaan itu merupakan jembatan yang dipake Tuhan untuk
melihat kemuliaanNYA.
3. Akar segala kejahatan adalah memberontak dengan otoritas. Jadi kalo kita
berontak sama orang tua, itu adalah
kutuk. Berani melawan orang tua itu kutuk, yang bikin kita gak bahagia di
rumah.
2. Jangan lari ke disko, lari ke Tuhan.
3. Yesuslah jalan kebenaran dan kehidupan. Kasih yang sempurna datang dari
Allah Bapa
Kalo anak muda buat keputusan seperti Daud dan Yusuf, dia gak mau ada
hubungan dengan hal-hal duniawi. Hidupku untuk melayani dan bergaul dengan
Tuhan. Sebab TV, Play Station, film, dll, merupakan pintu gerbang setan masuk
dan memuntahkan rencananya pada kita.
Gimana kalo kita diejek gara-gara
dianggap kuper?
Bilang gini: Aku bisa nyentrik di
mata kamu, tapi di mata Tuhan aku normal! Kamu harus berani berdiri di atas
Tuhan dan firmanNya. Yang bener yang mana? Kata teman, TV, atau Tuhan? Semuanya
itu pilihan.
Sekarang ini apa strategi iblis
yang Ibu Indri dapatkan dari Tuhan?
Jebakan yang iblis pake dari dulu, sekarang dan selamanya itu sama. Cara
yang dipake setan untuk bikin orang tersandung dan tidak bisa melakukan firman
lagi, namanya KEKECEWAAN. Kristen
sama kristen saling kecewa. Kalo udah kecewa, kita makan umpannya iblis.
Kekecewaan dalam bahasa Yunaninya adalah skandalon,
artinya bagian atau perangkap dimana umpan ditaruh supaya mangsanya masuk.
Dalam Mat 24:10-12, dari kecewa tumbuh kepahitan, dari kepahitan jadi kebencian
dan akibatnya meninggalkan Tuhan yang seharusnya kita sayangi. Jadi anak muda
sekarang ini rileks, santai, tidak bertanggung jawab, semau-maunya sendiri, itu
karena mereka kecewa sama hidup.
Akibatnya jadi malas, murtad, dan gak ada komitmen. Ke gereja hanya kewajiban
tapi hatinya jauh dari Tuhan. Setan gak bakal nolong. Malah setan kerja keras
dengan serius supaya kita tidak mentaati firman.
Jadi apa yang harus kita buat
untuk memerangi tipu daya iblis itu?
Belajar dari Daud dan Yusuf. Yusuf 17 tahun, Daud 14 tahun. Lihat
kehidupannnya, bergaul dengan Tuhan. Masalahnya anak muda itu takut mendapat
tekanan dari teman sebaya. Takut dibilang kuper, gak ada teman disekolah akibat
terlalu rohani, takut orang tidak suka kamu, dan takut kesepian. Kuncinya
seperti ini, jangan takut sama orang,
tapi takut sama Tuhan. Kalo kamu gaul sama Tuhan, Tuhan akan kirim teman
yang setia buat kamu. Jangan takut apa
kata orang, ikut kata Tuhan. Allah yang menciptakan persekutuan,
fellowship, tidak mungkin dong, anakNYa dibiarin sendiri, pasti Tuhan kirim
teman. Bilang sama Tuhan, Tuhan tolong aku, buat aku setia sama Engkau, beri
aku teman-teman yang takut akan Engkau. Pasti dikirim!
Seperti Yusuf, saudara-saudaranya iri dengan dia, bahkan mereka-reka yang
jahat. Tapi Tuhan ubah jadi kebaikan untuk Yusuf dan seluruh keluarganya.
Kuncinya cuma satu, mau atau tidak. Kalau
mau pasti Tuhan tolong. Jangan takut ditolak teman atau dibilang kuper. Bersyukur dibilang kuper karena kebenaran.
Kalau kita tidak membalas kejahatan, sindiran, marah, tapi malah bersyukur,
orang-orang yang belum bertobat malah mau kenal
dan kita bisa bersaksi disana. Bikin komitmen, aku hidup, lahir baru,
dipanggil sama Tuhan untuk menjadi saksiNya. Kalau orang sudah lahir baru,
berpikir dan berfokus kejiwa-jiwa, mereka tidak akan pusing dengan freesex, narkoba. Buang-buang waktu! Tapi kalo gak punya kerinduan untuk
bersekutu lebih lagi sama Tuhan, pasti jatuh! Kuncinya: dengan tekad dan
keputusan yang luar biasa, aku mau melayani Tuhan dengan mentaati firmanNya.
Yesus berkata berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan.
Yang terakhir, Ibu Indri punya
pesan untuk kita?
Musti cinta Tuhan, berapi-api, berani menginjil dan bersaksi. Kalau sudah
lahir baru, kamu nyatakan siapa itu Yesus. Seminim mungkin juga tidak apa-apa,
yang penting punya pengalaman sama Tuhan. Beri yang kecil. Kalau setia dengan
perkara yang kecil, Tuhan akan beri banyak. Amin!
WE’RE GONNA HAVE A PARTY!
Mungkin diantara kita ada yang lagi jauh dari Tuhan, bahkan sangat jauh,
terus-terusan jatuh dalam dosa akibat pilihan yang salah. Mungkin tidak cuma
seks bebas, narkoba, judi, pesta pora, hura-hura, atau apa aja. Bisa juga kita
tawar hati, soalnya kita pernah doa tapi belum dijawab, minta tolong tapi
sepertinya Tuhan gak denger. Kita beneran kecewa dan diam-diam marah sama
Tuhan. Kita anggap orang Kristen munafik. Sebenarnya kita jauh dari Tuhan.
Buat kita yang ngalamin seperti ini, GF! cuma mo ingetin, Tuhan menunggu
kita pulang ke rumah. Gak peduli berapa jauhnya kamu dari kebaikan dan
kebenaran, pulanglah...! Jangan lihat masalah dan lupakan kecewamu. Ingat,
selalu ada anugrah di sana. Datang sama Tuhan, menangis di pelukan Bapa. Kalau
di dunia orang tidak mau terima kalo kita bikin kesalahan kecil sekalipun, di
surga kita selalu dicintai dan diinginkan. Tuhan gak pernah tolak kalo kita mau
balik ke jalan yang benar. Tuhan gak pernah lupakan kita, meski tampaknya Dia
belum jawab doa. Dia yang ciptain kita,
so dia yang tau cara membentuk karakter kita. Semua ada maksud yang
baik. Jangan dengarkan suara iblis yang menarik kita dari Tuhan. Kita bisa
pilih, tetap pada keadaan yang seperti ini atau PULANG...
Bapa di surga siap memeluk kita yang bau dan dekil, kita dikasih baju baru,
cincin, dll, alias dibikinin pesta. The
real party!
Wanna know something? Begitu pulang, Bapa di surga teriak sama semua malaikat
di surga dan bilang begini:
WE’RE GONNA HAVE A BIG PARTY… PARTY… AND PARTY…TO
CELEBRATE MY CHILD COME BACK TO ME!
Gak ada pesta di dunia ini yang semeriah pesta waktu si
anak yang tersesat pulang ke rumah. Memang tiap dosa yang udah dilakukan ada
konsekuensinya. Contoh kalo kita berhutang sama orang dan gak mau bayar, itu
udah berdosa. Waktu kita minta ampun dan bertobat gak mau ngutang lagi, Tuhan
pasti ampuni. Tapi setelah itu kita tetap harus bayar hutangnya, nah di sini
Tuhan Yesus akan tolong dan buka jalan untuk kita. Kita gak lagi pake kekuatan
sendiri.
Yang penting, kalo saat ini kita sadar kalo kita ini udah murtad, berontak,
kesasar atau tersesat, gak usah nyalahin siapa-siapa, gak usah mikir kalo kita
gak bakalan diterima, yang penting cepetan pulang dulu deh ke rumah Papa, di
sana ada pelukan hangat menanti kita. (Lukas 15:11-32). WELCOME HOME!
WELCOME HOME
Taken from album “Welcome
Home” – Ron Kenoly
The road was straight and narrow
Leading to my father’s house
The gates were open wide
awaiting my return
Near them stood my father
with tears on his face
I heard him say:
Welcome home
I’ve missed you so much
My heart has been broken
since the day you went away
Welcome home
I’ll prepare a celebration
Come take your place beside me
You’ve been gone so long
Welcome home
His hand was on my shoulders
as we walked up to the house
Mom peeped out the front door
and then came running out
She threw her arms around me
and squeezed me like only mom can
and then kissed me on my cheek
and with my face held in her hands
She said
welcome home
How I longed for this moment
I’ve prayed for you each night
since the day you went away
Welcome home
I’ll prepare a place for you
My prayer have been answered
Thank you Jesus, thank you Jesus
Welcome home
Oh how good it felt to be
in my father’s house
After all the pain and heartache
I had put him through
and to know that I’m forgiven
and my past has been forgotten
and to hear my family say
We still love you
Oh welcome home
Oh how sweet the sound
Those simple words we love you
still echo in my heart
Welcome home
No more will I take this place
for granted
It’s so good to be loved and wanted
after you’ve done wrong
And still be welcomed home
Welcome home
Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com