Friday, March 30, 2012

MITOS-MITOS SEPUTAR CINTA

Cinta pada pandangan pertama adalah cinta yang sejati.

Ternyata menurut penelitian, cinta pada pandangan pertama tidak bisa dikategorikan sebagai cinta sejati, karena lebih banyak terdiri dari ‘emosi cinta’nya daripada ‘cinta’nya sendiri. Perasaan atu emosi cinta yang dimaksud adalah perasaan atau hormon yang meluap-luap karena terpancing oleh hal-hal yang baru dan menarik hati.

Contohnya waktu orang melihat suatu hal yang baru dan menarik, kita akan terpesona dan mengaguminya begitu rupa, tapi nggak lama kemudian perasaan terpesona itu akan berganti dengan perasaan biasa-biasa saja. Itulah yang dimaksud dengan ‘perasaan/emosi cinta’, dan itu bukan cinta yang sesungguhnya.

Kita harus membedakan cinta sejati dengan perasaan gairah romantis atau seksual, supaya kita tidak mudah terjebak di dalamnya. Soalnya perasaan deg-degan, getaran-getaran aneh, kebawa ngimpi, itu nggak selalu berarti cinta yang sebenarnya, tapi bisa dibilang kita lagi dipenuhi sama ‘perasaan atau emosi cinta’. Survey membuktikan, ‘perasaan atau emosi cinta’ tidak bertahan lama, hanya bertahan rata-rata 6 bulan dalam pernikahan.

Kalo yang namanya ‘cinta sejati’ nggak ada yang instant, ‘cinta sejati’ timbul lewat suatu proses, diuji lewat banyak hal, terutama hal yang nggak enak.

‘Cinta sejati’ dan ‘perasaan cinta’ (kasmaran atau mabuk kepayang) gampang dibedain.

Wah, ternyata nggak gitu lho! Orang kalo lagi dikuasain sama ‘perasaan cinta’, seringkali orang itu jadi bener-bener ‘buta’, nggak bisa dikasih tahu lagi. Satu-satunya nasehat yang bisa diberikan adalah: ‘Perasaan kita sering salah! Karena itu jangan membuat keputusan penting secara buru-buru, atau hanya mengikuti perasaan hati. Ambil waktu untuk mengujinya dalam Tuhan dengan tenang’.

Hanya ada satu cara buat bedain cinta sejati dengan cinta kasmaran: ‘cinta sejati akan terbukti lewat waktu’. Jadi jangan buru-buru, ambil waktu tenang dulu, doa sungguh-sungguh, pikirkan baik-baik, biarkan waktu menunjukkan pada kita apakah cinta itu berkurang atau tidak. Setelah yakin baru deh bertindak.

Cinta yang sejati akan tetap indah seumur hidup.

Eit, entar dulu! Filsuf-filsuf bilang bahwa ‘cinta itu seperti gelas, mudah sekali pecah’. Bahkan cinta sejati sekali pun tetap merupakan sesuatu yang rapuh, jadi harus terus dipelihara, dikembangkan, dan dilindungi supaya jangan punah. Cinta sejati yang mula-mula mungkin bisa berkurang karena masalah-masalah hidup atau karena rutinitas dalam hidup ini. Karena itu libatin Tuhan deh! Dia bisa pulihin hati kita dan memperbarui terus cintamu sehingga cinta sejati itu bisa terus bertahan, bahkan berkembang.

Pasangan yang dari Tuhan nggak pernah bertengkar.

Salah lagi! Nggak ada pasangan yang nggak pernah bertengkar, justru bertengkar itu nunjukin bahwa mereka masih hidup, dan pertengkaran justru bisa bikin pasangan tambah ‘apet’ asal punya ‘tehnik bertengkar yang baik’. Tapi kalo nggak punya tehnik ini, pertengkaran bisa bikin 2 hal:

a. Nyimpen kemarahan dan sakit hati. Makin lama makin numpuk dan makin sakit.

b. Pelampiasan sama pasangannya dengan membabi-buta dan melukai.

Itu sebabnya banyak terjadi kasus perceraian di dalam pernikahan, soalnya nggak semua orang bisa bertengkar dengan baik.

Lebih baik menikah dengan siapa saja daripada jomblo selamanya.

Aduh salah lagi! Pernikahan yang gak bahagia itu pengalaman yang paling ngeri di muka bumi ini! Penuh dengan rasa terluka, tertolak, sakit hati, kebencian, dan juga banyak malam yang harus dilewatin tanpa bisa bobo dengan enak. Karena itu, terlambat (baca:bersabar) dapet PH (Pasangan Hidup) atau malah nggak dapet sama sekali masih jauh lebih baik daripada sebuah rumah tangga yang berantakan. Setuju?

Seks sebelum nikah, asal sama-sama suka nggak masalah.

J.D Unwin meneliti 88 kebudayaan besar (Romawi, Yunani, dsb) yang pernah ada di muka bumi selama ribuan tahun yang lalu, ternyata setiap kebudayaan itu selalu berkembang jadi besar waktu masih punya peraturan moral yang ketat tentang kehidupan seksual dalam masyarakatnya, tapi semua kebudayaan itu selalu hancur karena moralitas seksual masyarakatnya berubah setelah mereka maju.

Dari sini jelas bahwa seks bebas bukan hanya bisa bikin rusak pribadi/keluarga yang bersangkutan, tapi bakal bikin hancur suatu bangsa, bahkan survey udah buktiin bahwa sex bebas itu menghancurkan kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah ada di dunia.

Anak muda lebih mengerti dan bisa merasakan cinta daripada orang dewasa.

Kalo mau dibilang bener, kenyataannya 50% pernikahan muda berakhir dengan perceraian tahun-tahun belakangan ini. Aduh.. jadi ngeri, jomblo aja deh! Emang cinta ternyata nggak sesimple and segampang yang kita pikir, karena itu untuk yang urusan yang satu ini kita tetep harus mau:

· Banyak belajar dari Firman Tuhan, sebab semua prinsip yang kita perluin dalam hidup ini ada di situ.

· Mau denger nasehat hamba-hamba Tuhan yang berhasil dalam keluarga mereka.

· Mau mempertimbangkan segalanya dengan lebih matang, nggak sok yakin sendiri.

· Mau nguji setiap perasaan kita dengan waktu yang cukup di dalam Tuhan, nggak buru-buru ambil keputusan sebelum doa bener-bener.

· Mau tetap jaga standar kekudusan walau dibilang kuno.

Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com

2 comments:

copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com


MamaOla