Sunday, April 25, 2010

Kenalan

Dalam suatu kesempatan saya mengajak teman saya Handy untuk beribadah di gereja saya yang beraliran karismatik. Seperti biasa, di gereja kami ada acara saling berjabatan tangan dan mengucapkan kata shalom (artinya ‘damai sejahtera bagimu’) . Sepulang dari kebaktian dia berkata ” Wah, aneh juga ya di gereja kamu koq ada acara saling kenalan!”

“Loh rasanya tidak ada acara perkenalan” saya menimpali dia.

Selidik demi selidik rupanya Handy mengira acara bersalam-salaman tadi adalah acara perkenalan. Jadi ketika semua orang berjabatan tangan dengan mengucapkan shalom dia malah membalasnya dengan ucapan namanya sendiri, “Handy”.

Sumbangan dari: Peila

HI, ASL PLZ? (cerita pendek)

Hi, asl plz ?

17 f bdg, dengan cepat Jane mengetikkan jawaban atas pertanyaan yang baru aja diterimanya. Lalu ditekannya enter, dan tak lama kemudian percakapan yang dalam bahasa gaulnya disebut chatting itu pun berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang semakin membuat Jane betah tidak beranjak dari kursinya.

Padahal sudah hampir 2 jam dia duduk di depan komputernya dan gaul dengan internet dan menikmati chattingnya sepulang dari sekolah tadi. Tak diperdulikannya seragam putih abu-abunya yang masih melekat di tubuhnya juga perutnya yang sedari tadi belum diisi dengan barang satu sondok nasi pun.

“Non, Jane…. Makan dulu…..”

“Ah….!”Jane mengibaskan tangannya tak peduli. Air mukanya menunjukkan ketidak nyamanan karena merasa terusik.

“Nanti mama non Jane marah.”

“Biarin aja lah!” Jane menebas ucapan pembantunya tak sabaran.

“Nanti Non sakit…..”

“Uh! Biarin aja napa? Cerewet amat sih?” Hanya sebentar Jane mendelikkan matanya ke arah perempuan tua yang perhatian itu, lalu kembali menatap layar monitor, menunggu foto yang dikirim Andre, temen chat barunya yang dari Jakarta itu dengan harap-harap cemas. Cakep nggak yah?

Nah, rambutnya mulai keliatan, lalu jidatnya. Mulus juga….. lalu hidungnya. Waaah…. Mancung…, Jane berkomentar dalam hati sementara sang Bibi masih mengawasinya dengan harap-harap cemas. Sudah dua bulan belakangan ini nona manisnya ini susah diatur kalo sedang berada di depan komputernya. Dan menjadi tidak ramah saat menjawab. Memangnya apa sih yang dilakukannya itu? Sang Bibi hanya geleng-geleng kepala karena tidak mengerti teknologi itu.

Serius Jane melototin monitornya saat perlahan-lahan pic cowok itu terbuka…….

Waaaaaks! Cakep! Wah……… baru kali ini Jane merasa beruntung mendapat teman chat yang cakep dan langsung saja cerita-cerita manis teman-teman sekolahnya tentang temen-temen chating mereka yang kemudian berhasil jadian dengan mereka terngiang kembali.

Jane hanya senyum-senyum menatap foto cowok cakep di depannya.

“Non………”

“………”

“Non Jane….” Suara si Bibi terdengar sangat mendesak.

“…..”

“Jane!”
Waaaks! Mama! Jane terkesiap melihat mama yang sudah berkacak pinggang di pintu kamarnya.

“Sudah berapa kali mama bilang. Jangan main aja dong. Kamu kan harus belajar! Pasti kamu juga belum makan!” ucap mama yakin melihat baju seragam dan kaus kaki anak gadisnya yang masih melekat di tubuh mungilnya.

“Eh… Mama….” Jane tak mampu berkata-kata. Hanya cengengesan nggak karuan.

***

Ada pepatah “Biar anjing menggonggong, Kafilah tetap berlalu.” Buat Jane itu artinya, “Biar Mama marah-marah terus, chatingnya juga jalan terus!”

Gadis belia itu nggak kapok-kapok dimarahin, diceramahin ama Mama, bahkan diancam itu komputer nggak akan diconect ke internet lagi.

Biarin aja, pikir Jane. Toh bisa ke warnet.

Dan sudah 2 minggu dari pertemuan mayanya dengan Andre, mahasiswa arsitektur itu dan sudah 2 minggu ini juga hari-harinya terasa menyenangkan. Jane sendiri nggak bisa mengerti.                           Apa hanya wajah keren Andre yang mampu membuat ia jadi merasa sukacita terus? Atau ucapan dan janji-janji cowok itu? Dari ucapannya tampaknya cowok itu baik. Ia mampu membangkitkan semangat Jane tatkala Jane merasa gagal dalam ulangan umumnya dan Jane merasa kesal dengan beberapa temannya.

Andre juga yang memampukan Jane untuk kembali bergairah mengikuti Komsel dan kebaktian pemuda tatkala ia merasa bosan dengan Komsel dan kebaktian pemuda dan lebih memilih untuk mengahabiskan waktunya dengan chating.

Dan lebih dari itu… Andre janji akan mengunjunginya akhir pekan ini! Ini hari Kamis, Jane menghitung. Tinggal besok, dan Sabtunya, ia akan bisa bertemu dengan cowok pujaan hatinya., yang diakui Jane sebagai tambatan hatinya. Ia jatuh hati pada cowok itu pada pandangan pertama. Pandangan pertama pada foto cowok itu!

Tariska sudah memperingatkannya untuk tidak terlalu banyak berharap.

“Gua dapet kesan cowok itu cuman pengen sobatan ama elu, Jane. Itu aja! Jangan terlalu banyak berharap deh kalo lo nggak mau kecewa nantinya.”
Tapi telinga Jane sudah tertutup untuk saran seperti itu. Baginya bukan nggak mungkin hubungannya dengan Andre yang hanya via email dan telfon itu bisa berlanjut ke arah yang serius. Mungkin sepertinya ngayal. Tapi boleh donk?

***

Jane mondar-mandir dengan gelisah di ruang tamu sambil sesekali melirik ke jam tangan mungilnya. Andre janji datang jam 4, dan sekarang sudah jam 4 kurang 5 menit. Tapi nggak ada tanda-tanda kedatangan cowok itu.

Ia menghempaskan dirinya dengan kesal dan cemas ke kursi, membiarkan dirinya berpikir. Apa Andre nggak akan datang? Apa cowok itu hanya bercanda? Atau hanya ngisengin dia? Benak Jane dipenuhi dengan berbagai macam kemungkinan tidak enak yang diciptakannnya sendiri sehingga ia tidak sadar dengan suara mobil yang masuk ke pekarangan.

Ia baru sadar saat bel pintu berbunyi. Cepat dirapihkannya pakaiannya dan rambut sebahunya yang hitam legam.

Dengan perasaan nggak karuan dibukanya pintunya.

Andre? Jane langsung bisa mengenali wajah Andre yang ada di depannya. Imut, seperti yang difotonya. Tapi….

“Halo Jane….” Andre juga langsung bisa mengenali wajah manis Jane. “Apa kabar?”

“Ng… baik, baik,” dengan gugup Jane menyambut uluran tangan cowok itu.

Andre menoleh ke belakang dan menganggukkan kepalanya pada seorang pria setengah baya yang masih memegang bagian belakang kursi rodanya. Dan anggukan itu menjadi sebuah kode bagi pria itu untuk pergi.

“Kau tidak mempersilahkan aku masuk?” tanya Andre dengan suara empuknya, seempuk yang sering didengar Jane via kabel telfon.

“Eh… masuk…. masuk….” Jane melebarkan daun pintu dan membiarkan Andre masuk dengan mendorong kursi rodanya sementara Jane masih belum bisa mengatasi kekagetannya. Andre memang secakep yang difotonya, tapi cowok itu nggak bilang kalau dia cacat!

***

Jane menelungkupkan tubuhnya ke kasur. Kejadian beberapa jam yang lalu masih berputar dengan jelas di kepalanya.

Andre memang cakep, tapi dia cacat! Cowok itu duduk di kursi roda tanpa bisa memfungsikan kakinya yang katanya mati rasa saat kecelakaan dua tahun yang lalu di puncak bersama orang tuanya.

“Tapi aku masih bisa bersyukur,” masih terngiang ucapan Andre mengakhiri kisahnya, menjawab tanda tanya yang bisa jelas dibacanya pada wajah Jane.

“Bersyukur?” Jane tak habis mengerti mendengar penuturan cowok itu.

“Setidaknya aku masih hidup. Adik dan kedua orangtuaku tewas seketika.”

Adik dan orangtuanya meninggal, dia sebatang kara dan cacat, lalu dia bilang dia masih bisa bersyukur? Woooo……… Jane benar-benar tak bisa mengerti.

“Banyak hal yang harus aku hadapi sendiri. Pada mulanya aku juga merasa nggak kuat, tapi saat itulah aku melihat arti seorang teman itu. Mereka membangkitkan aku. Mereka ada untuk aku. Dan aku bisa bilang… walau apapun yang terjadi… Tuhan itu baik.”

?@#$%^&*???!!!??” Jane tak habis mengerti mendengar ucapan demi ucapan dari bibir cowok itu ditambah lagi ia tak begitu berminat mendengarkannya.

Baginya Andre hanyalah seorang pembohong. Kenapa dia nggak bilang kalo dia ternyata cacat? Kenapa dia membuat aku berharap terlalu tinggi?

Dan kenapa kau berharap banyak darinya? Toh dia tak menjanjikan apa-apa selain persahabatan. Iya kan? Ada sebuah suara lain di hatinya.

Tapi seandainya aku tau dia cacat…….

Kau bisa menghindar darinya? Kau tak mau berteman dengannya? Kau tak mau mendengar keluh kesahnya seperti yang kau janjikan padanya? Ah, betapa bersyaratnya kau Jane! Mana kasihmu?

Aku….Apa kau jijik padanya? Lihat dia Jane! Dia cacat, tapi dia masih bisa punya semangat hidup. Dia bisa kuliah, dia bisa meneruskan perusahaan Papanya. Dia bisa pelayanan. Dia bisa menghargai temannya dan dia bisa bilang Tuhan itu baik!

Erggghhh!!! Jane menggeram kesal. Ya, ya, ya itu benar. Di matanya keadaan Andre sangat tidak menguntungkan, tapi cowok itu masih bisa mengucap syukur. Bukan seperti dirinya yang selalu uring-uringan kalo ia merasa apa yang menjadi maunya dengan keinginan Mama bertentangan. Atau…. ia selalu marah-marah kalo teman-teman persekutuannya nggak mau diajak shoping dengan alasan macam-macam dan dia merasa mereka begitu sok rohani saat menasehatinya untuk nggak keranjinan chating dan mulai intim lagi ama Tuhan.

Oh! Jane merasa begitu banyak hal yang harus dibenahinya. Ia harus minta maaf pada Andre, harus minta maaf juga sama teman-temannya dan orangtuanya dan juga ama Tuhan……..

Pantas……pantas…….ia kehilangan damai sejahteranya. Itu saat dia mulai nggak mencari Tuhan lagi dan membiarkan suatu hal yang diluar Tuhan menguasai dirinya.

Tapi eh, apa gak boleh chat lagi yah kalo udah tobat? Dan Jane membiarkan otaknya kembali mengingat beberapa perkataan bijak yang pernah didengarnya, untuk melakukan apa yang berguna dan membangun dirinya. Kalo chating emang bisa dipakai untuk membangun dengan cara yang benar dan nggak menyingkirkan posisi Tuhan, kenapa nggak, ya Tuhan? Jane mencoba menawar.

Diambilnya gitarnya yang sudah mulai berdebu dari pojok kamar. Ia teringat satu lagu baru yang akhir-akhir ini sering didengarnya dan ia mulai memetikkan dawai gitarnya dengan penuh kerinduan.

Deeper in love with You…

Deeper in love with You…

……………………………

GFRESH! MAGAZINE

(eirene`s)

Saturday, April 24, 2010

Sejarah Agama-Agama di Jepang


  • Shinto: secara harafiah berarti “jalan dewa”.  Hingga saat ini masih terjadi perdebatan apakah Shinto dapat diklasifikasikan sebagai agama atau kepercayaan, karena tidak adanya kredo (pernyataan keyakinan seperti halnya ‘Pengakuan Iman Rasuli’ jika di Kristen), tidak memiliki kitab suci, serta tidak melakukan kegiatan penyebaran agama (kegiatan misi). Pada dasarnya, Shinto merupakan kepercayaan orang-orang Jepang dengan upacara-upacara ritualnya yang bersifat animistik dan berhubungan dengan keilahian alam dan manusia. Menurut kepercayaan Shinto, Jepang merupakan negara dengan dewa-dewa yang tak terbilang banyaknya. Awalnya, Shinto merupakan alat untuk memohon pertolongan pada dewa-dewa dalam usaha pertanian dan perlindungan dari hal-hal yang jahat. Sebelum PD II, Kaisar Jepang dipandang sebagai kepala negara dan keturunan langsung  dari dewa tertinggi Shinto, yaitu dewa matahari (Amaterasu Oomikami). Tetapi setelah PD II, Kaisar mendeklarasikan dirinya sebagai manusia biasa yang peranannya lebih sebagai simbol pemersatu rakyat Jepang. Menurut TV- NHK pada tahun  1981 pemeluk Shinto berjumlah 3 persent dari total populasi.



  • Budha: secara resmi masuk ke Jepang dari kerajaan Paekche (Kudara di Korea) tahun 538, walaupun ada yang mengatakan sebenarnya agama Budha telah masuk jauh sebelumnya yaitu pada abad ke-5 lewat jalur Cina tengah dari India. Setelah masyarakat Jepang mengkonsolidasikan diri menjadi satu negara, mereka dengan cepat mengadopsi ajaran Budha. Akibatnya,  filosofi agama Budha berpengaruh kuat pada budaya dan filosofi Jepang. Sejak akhir abad ke-6, ajaran Budha merupakan kepercayaan utama bagi keluarga kekaisaran dan ‘clan’ (suku) yang berkuasa. Pangeran Shoutoku (574-622) adalah penganut agama Budha yang sangat kuat. Sebenarnya agama Budha mengajarkan pada penganutnya agar berperilaku baik semasa di dunia ini, agar dapat mencapai kebahagiaan dan memperoleh keselamatan di alam sana. Tetapi di Jepang, penganut agama Budha mengalihkan filosofi itu ke dalam sejenis ‘teologia kemakmuran’ sehingga doa-doanya lebih menjadi permohonan agar untung dalam bisnis, rumah tangga yang aman, berhasil ujian masuk sekolah, dan lain sebagainya. Pada tahun 1996 tercatat 62 juta pemeluk agama Budha di Jepang.



  • Kristen Katolik: masuk ke Jepang pada pertengahan abad 16 ketika kapal dagang Portugis mendarat di Tanegashima, di bagian selatan pulau Kyushu tahun 1543. Satu group misionaris Katolik dari mazhab Jesuit yang dipimpin oleh Franciskus Xaverius menyusul pada tahun 1549 dengan datang ke Nagasaki. Setelah ini  agama Kristen Katolik menyebar dengan cepat, bahkan seorang tuan tanah (daimyo) terkenal yang bernama Omura Sumitada dan 25 orang bawahannya dibaptis menjadi Katolik tahun 1563. Di bawah pengaruh daimyo ini, penganut agama Katolik berkembang pesat, sampai kuil Budha Shuntoku diubah menjadi gereja Todos os Santos.


Tetapi kebebasan memeluk agama Kristen Katolik ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 1587, Toyotomi Hideyoshi, penguasa Jepang yang berhasil menyatukan negeri di jaman Azuchi Momoyama, melarang masuknya agama baru ini, karena kawatir akan kekuatan pengaruhnya. Tekanan terhadap agama Kristen Katolik semakin keras ketika Jepang dipimpin oleh Jendral Tokugawa Ieyasu di jaman Edo. Klimaksnya adalah ketika terjadi peristiwa pemberontakan oleh kalangan Katolik di Shimabara tahun 1637 yang di pimpin oleh Amakusa Shiro Tokisada. Sejak saat itu, Tokugawa memerintahkan penutupan negara Jepang dari dunia luar.

  • Kristen Protestan, satu-satunya celah pintu kontak dunia luar yang diijinkan adalah dengan para pedagang dari Belanda dan China, tapi dibatasi hanya  di pulau Dejima dekat pantai Nagasaki yang luasnya cuma 15.000 meter persegi.  Pedagang-pedagang Belanda membawa pengaruh budaya Eropa seperti teknologi, terutama di bidang kedokteran. Pada saat inilah agama Kristen Protestan mulai masuk ke Jepang, walau pelarangan terhadap penyebaran agama Kristen tetap berlangsung sampai tahun 1873, ketika pemerintahan kaisar Meiji menghapus pelarangan itu. Semasa pelarangan ini, api iman Kristen tidaklah padam karena dipertahankan oleh sekelompok kecil masyarakat secara sembunyi-sembunyi.  (Slyvia T. Mihira)

Tahukah Anda bahwa Tuhan TAHU?

Ia tahu namamu (Yoh 10:3)

Ia tahu pikiran-pikiranmu (Maz 139:2)

Ia tahu segala kata yang kau ucapkan (Maz 139:4)

Ia tahu setiap langkah yang kau ambil (Maz 139:2-3)

Ia tahu betapa lemahnya dirimu (Maz 103:14)

Ia tahu seberapa banyak yang dapat kau tanggung (1 Kor 10:13)

Ia tahu semua yang kau butuhkan sebelum kau memintanya (Mat 6:8)

SIGN: KEKECEWAAN PADA TUHAN

Kota Buck di Pennsylvania tiba-tiba heboh karena kedatangan makhluk luar angkasa. Graham Mess yang dulunya seorang pendeta mengalami kejadian aneh. Peristiwa itu bermula ketika ia menemukan kebun jagung miliknya berantakan. Anehnya, kebunnya yang rusak jadi berbekas sebuah lingkaran berdiameter besar. Apakah UFO telah mendarat di sana?

Kedua anak-anaknya jadi panik. Anehnya lagi anjing peliharaan mereka pun berubah ganas dan hampir bikin si bungsu, Bo, celaka. Untunglah, si kakak, Morgan menolongnya. Tapi keanehan masih terus berlanjut dengan munculnya makhluk yang hanya terlihat sekilas berbentuk aneh, air minum jadi terasa lain dari biasanya, hingga bunyi-bunyian yang berasal dari gelombang radio.

Itulah sepenggal kisah dari film SIGNS yang dibintangi Mel Gibson. Film produksi Touchstone Pictures ini coba menampilkan kisah seorang kepala keluarga yang menjadi kecewa kepada Tuhan. Sejak istrinya meninggal gara-gara kecelakaan lalu lintas, Pendeta Graham mengalami kepahitan. Tuhan dirasanya nggak adil, karena sudah memberinya pencobaan yang terlalu berat. Ia pun terus menerus menyalahkan diri sendiri, karena nggak mampu menyelamatkan nyawa istrinya. Hal inilah yang kemudian membuatnya nggak lagi mau melayani Tuhan, bahkan untuk doa makan saja dia ogah.

Sutradara Night Shyamalan, yang terkenal dengan Sixth Sense-nya, mau ngajak penonton untuk melihat efek dari kejadian misterius kepada kehidupan seseorang. Saat orang sudah terdesak dan hampir mati, biasanya itulah saat orang jadi sangat dekat dengan Tuhan. Itu pula yang dialami keluarga Graham Mess sejak teror UFO tersebut, khususnya waktu mereka akhirnya mengalami mukjizat.

Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku

GF!ers pasti udah tau cerita tentang Yohanes Pembaptis. Dia seorang hamba Tuhan juga, bahkan secara khusus kitab suci menubuatkan kedatangannya sebagai orang yang berseru-seru untuk mempersiapkan kedatangan Mesias (Yes 40:3). Dia juga yang membaptis Yesus di danau Galilea dan sebelum kelahirannya kedua orangtuanya telah mendapat tanda khusus dari Tuhan (Luk 1:5-25).

Tapi Injil juga mencatat bahwa ia akhirnya dipenjara dan dibunuh. Sebelum itu semua, Yohanes sempat kecewa sama Tuhan Yesus. Ia jadi ragu-ragu apa Yesus benar-benar Mesias yang sudah dijanjikan, padahal tanda-tandaNya sudah jelas. Yesus melakukan banyak mukjizat, dan mengajar kebenaran tentang Allah, namun tetap aja Yohanes kecewa. Waktu Yesus mendengar hal itu, Dia menyampaikan pesan buat Yohanes lewat murid-muridNya dan murid-murid Yohanes (Mat 11:2-19), supaya Yohanes jangan jadi lemah dan tidak percaya.

Kekecewaan adalah hal yang manusiawi. Kita semua pasti pernah kecewa, tapi efek dari kekecewaan ternyata sangat besar. Orang yang terlanjur kecewa akan cenderung jadi apatis (cuek), atau jadi antipati terhadap hal atau seseorang yang sudah membuatnya kecewa. GF!ers juga pernah kecewa, kan? Kecewa sama Tuhan, keluarga, atau sama diri sendiri? Kalo kita lagi kecewa, cepet-cepet deh beresin, jangan nunggu diteror UFO dulu baru percaya lagi sama Tuhan, seperti Pendeta Graham ini. Lagian emangnya UFO atau alien benar-benar ada? Tuhan ingin kita jaga hati, jangan terus nyimpen rasa kecewa, tawar hati, ataupun kepahitan (Ams 4:23). Kalo kita bertengkar sama seseorang, Tuhan ingatkan ini: Marah itu boleh asal jangan berbuat dosa. Tuhan Yesus aja pernah marah kok, waktu ngelihat Bait Allah dijadiin pasar senggol, alias tempat berdagang (Yoh 2:13-25). Jangan sampai kemarahan itu disimpan terus, cepet beresin sama orang yang bersangkutan. Marahlah sama hal yang menyebabkan masalah itu, tapi jangan membenci orang yang melakukannya, dan sesudahnya berdoa supaya dalam marah itu, kita nggak menyimpan dosa (Ef 4:26, Mzm 4:5).

Nantikanlah Tuhan

Ada peristiwa yang kita alami dalam hidup ini yang memang berat, menyedihkan, dan bikin kita pengen mati aja rasanya. Bahkan seorang nabi yang dipakai dengan dahsyat sama Tuhan pun bisa stres. Elia yang baru saja mengalahkan nabi-nabi baal, tiba-tiba jadi depresi dan ketakutan karena mendengar ia akan dibunuh oleh ratu Izebel (I Raj 18 & 19).

Dia melarikan diri dari Tuhan, dan sempat kecewa, hingga akhirnya Tuhan datang untuk menghibur dan menguatkannya lagi. Lewat malaikat yang diutusNya, Tuhan menyuruh Elia untuk makan dan minum supaya kekuatannya pulih lagi. Ini jalan keluarnya! Serahkan segala kekuatiranmu dan nantikan Tuhan, maka Ia yang akan memulihkanmu (Yes 40:29-31, I Ptr 5:7).

Tuhan berjanji bahwa pencobaan yang kita alami nggak akan melebihi batas kemampuan kita (I Kor 10:13). Jadi? Janganlah bersungut-sungut saat kita sedang mengalami kejadian yang nggak enak. Masih ingat dengan Ayub? Dari seorang yang punya banyak anak dan kaya karena diberkati, dalam sekejab ia jatuh miskin dan anak-anaknya mati. Namun dalam menghadapi semua itu, ia tak jadi kecewa dan menyalahkan Tuhan. Sebaliknya Ayub tetap mengucap syukur atas pencobaan itu (Ayb 1:20-22).

Life & Death

Kehilangan orang yang dikasihi memang menyedihkan. Itulah yang dialami sang pendeta dalam film tersebut. Buat orang yang hidup di dalam Tuhan, nggak ada perpisahan. Kita akan bertemu lagi suatu saat nanti sama mereka yang sudah meninggal lebih dulu di dalam Tuhan. Tapi kita yang masih hidup di dunia harus tetap hidup sampai tiba giliran untuk setiap kita dipanggil menghadap Tuhan.

Sedih dan berkabung atas kematian seseorang adalah hal yang wajar, namun jangan biarkan berlarut-larut! Kenangan atas mereka yang meninggal seharusnya membuat kita bisa belajar mengenai arti kehidupan yang singkat, dan bukannya terus menyesali kepergian orang itu. Ingatlah bahwa segala sesuatu ada waktunya, ada waktu untuk berkabung, dan ada waktunya juga untuk berhenti berkabung. Ada waktu untuk lahir, dan ada saatnya setiap orang akan menghadap Sang Pencipta. (Pkh 3:1-11)

Family Restoration

Keluarga Graham Mess akhirnya dipulihkan setelah mereka mengalami mukjizat. Mereka jadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Pengen dong keluarga kita dipulihkan sama Tuhan? Kalo kita mau mengalami pemulihan dan juga mukjizat dalam keluarga, mulailah dengan cara-cara berikut:

Saling mengampuni antar anggota keluarga. Kelihatannya emang gampang kalo nulis doang. Kita dibesarin di budaya Timur, yang bikin kita jarang sekali mau mengungkapkan isi hati dengan terbuka (bicara langsung). Tapi mulailah dengan tindakan, mulailah lepaskan pengampunan, terimalah setiap anggota keluarga apa pun kekurangan mereka. Seperti kata pepatah: Action speaks louder than words.

Cari Tuhan! Mungkin saat ini kamu cuma satu-satunya yang pergi ke Gereja sementara yang lain masih entah ke mana, atau meski barengan ke gereja tapi nggak semuanya sungguh-sungguh melayani Tuhan. Mulai dari diri kita sendiri dulu, bangun mezbah pribadi dan doain mereka. Cepat atau lambat, percaya deh, keluargamu akan dipulihkan.

Mezbah keluarga. Ini adalah sarana untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Adakan waktu ibadah bareng anggota keluarga, saling mendoakan. Mezbah ini bukan sesuatu yang konkret seperti mezbah di zaman Perjanjian Lama lho, ini lebih kepada kegiatan anggota keluarga yang datang bersehati di hadapan Tuhan untuk saling mengasihi dan bersama melayani Tuhan.

Rencana Tuhan

Apa maksudnya semua kejadian yang nggak enak ini? Inilah rahasia kehidupan yang seringkali nggak bisa kita mengerti, Ari Lasso bilang ini ‘Misteri Illahi’. Yang pasti, Tuhan menghendaki masa depan yang cerah untuk setiap kita yang percaya (Yer 29:11). Jadi? Tetaplah kuat dalam menghadapi hidup ini. Atasi segala kekuatiran dan kesedihanmu bersama Yesus. Bawalah keluargamu supaya mereka semua beribadah kepada Tuhan.

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). (Yodi Iwan)

Friday, April 23, 2010

Soulmate: Ketika Pria dan Wanita Memilih Pasangan

Mitos 1: “Penampilan seorang laki-laki sama sekali tidak penting buat perempuan ketika memilih pasangan. Kalau laki-laki itu baik dan gigih, mau bagaimana pun penampilannya, semua perempuan pasti akan luluh  hatinya.”

(apalagi kalau ia datang naik mobil mewah dan setiap kali bertandang tidak lupa membawa oleh-oleh)

Mitos 2: “Buat laki-laki, prinsipnya adalah dari mata turun ke hati. Jadi kalau mereka memilih pasangan, pasti mereka akan mencari yang cantik karena buat mereka penampilan adalah kriteria nomer satu.”

(karena itu kosmetik pemutih kulit, krim anti kerut, dan obat pelangsing tubuh laku keras di pasaran)

Mitos 3: “Bagi perempuan, lebih baik dicintai daripada mencintai. Seiring berjalannya waktu, perempuan bisa belajar mengubah hatinya dan mulai mencintai laki-laki yang tadinya tidak ia sukai. Sementara sekali laki-laki menyukai seorang perempuan, selamanya ia tak akan berubah. Begitu pula sebaliknya, jika sejak awal ia tidak menyukai seseorang, ia tak akan pernah bisa belajar mengubah hatinya dan mulai mencintai orang itu.”

(No comment untuk yang satu ini. LIFEcrew pun sampai  TERKAGET-KAGET mendengarnya)

Diakui atau tidak, kita hidup dalam sebuah dunia yang dipenuhi mitos perbedaan laki-laki dan perempuan, termasuk ketika mereka memilih pasangan. Ada banyak mitos beredar mengenai perbedaan kriteria pasangan yang dicari oleh laki-laki dan perempuan. Sebagian kedengaran cukup logis, sebagian memancing senyum geli dan sebagian lagi menyebabkan kening berkerut dan nada suara meninggi, “Siapa bilang perempuan beranggapan seperti itu?” atau “Tidak semua laki-laki begitu. Aku tidak begitu!”

Untuk menggali lebih jauh mengenai perbedaan prioritas yang dicari laki-laki dan perempuan dari pasangannya, LIFEcrew telah menyebarkan angket kepada seratus empat orang responden laki-laki dan sembilan puluh delapan responden perempuan di Bandung dan Jakarta dengan usia antara 21 sampai 35 tahun. Responden diminta memilih kriteria-kriteria apa saja yang dianggap paling penting dalam memilih pasangan. Selain itu redaksi juga sempat melakukan bincang-bincang santai sambil minum teh sore dengan beberapa anggota kelompok Paduan Suara kontemporer “Glorify The Lord Ensemble(GTLE) di sebuah café di kota kembang Bandung, untuk mendiskusikan hasil angket tersebut.

RUBRIK ADAM


Dari hasil angket yang disebarkan kepada 104 responden kaum Adam diperoleh kesimpulan bahwa kriteria yang paling penting bagi laki-laki ketika memilih pasangan adalah sebagai berikut:

1. iman

2. penampilan dan sikap

3. kesamaan minat

4. level intelektualitas

5. level sosial ekonomi

Sambil bincang-bincang santai dan minum teh sore di sebuah café, Ivan Saba Jr (24) dan Tunggul (23) dari kelompok GTLE mencoba menganalisa urutan yang muncul dia atas.

  • 93 % responden menyatakan bahwa iman kerohanian adalah kriteria yang paling krusial dalam menentukan pasangan


“Itu memang kriteria nomor satu,” kata Ivan tanpa ragu-ragu, ”Harus satu iman dan satu agama.” Ivan yang sore itu tampil kasual dengan handuk putih membungkus kepalanya (supaya praktis tapi tetap trendy, akunya) menegaskan bahwa iman yang sama adalah fondasi untuk membangun sebuah hubungan yang kokoh. “Terutama untuk ke depan kalau nanti kita punya anak, misalnya,” tambah laki-laki yang berprofesi sebagai musisi itu. Rekannya, Tunggul (23), seorang mahasiswa, lebih menekankan pada efek dari kerohanian itu sendiri. “Kalau di dalamnya bagus, pasti di luarnya pun bagus. Jadi level kerohanian seseorang pasti kelihatan dari tingkah lakunya.”

  • 46 % responden memilih penampilan dan sikap


“Yang penting adalah cara pembawaan dirinya dia sehingga di mana pun dia berada bisa membawa suasana jadi menarik,” jelas Tunggul yang merasa kurang PeDe kalau jalan dengan orang yang tidak bisa bawa diri. “Penampilan yang enak dilihat itu penting tapi lebih penting lagi suasana yang nyaman,” Tunggul menambahkan sambil menyebut kriteria perempuan idealnya adalah yang proporsional. Ivan cenderung menyukai perempuan yang matang dan keibuan. “Sebetulnya pembawaan diri yang paling berpengaruh,” Ivan menegaskan kembali apa yang baru dikatakan Tunggul. “Misalnya, kalau musimnya makan di warteg, dia harus bisa makan di warteg. Tapi kalau harus makan di acara resmi, dia juga menguasai table manner.”

  • 38 % responden memilih kesamaan minat dan interest


“Dengan memiliki kesamaan minat dan interest, lebih gampang untuk kita fokus ke depan,” Ivan menjelaskan alasannya menempatkan kriteria ini sebagai nomor tiga terpenting, “Kalau minat kita beda, kemungkinannya kecil untuk bisa langgeng.” Minat pada seni adalah prasyarat yang mau tidak mau mesti dimiliki jika ingin menjadi pasangan Ivan. Hampir berkebalikan 180%, Tunggul justru menginginkan pasangan yang minat dan interest-nya sama sekali berbeda. “Kalau sama, malah bisa jadi jenuh. Aku selalu ingin tahu tentang hal-hal lain jadi kalau pasanganku punya minat dan interest yang beda, kita bisa sama-sama saling belajar hal baru.”

  • 34 % responden memilih kesetimbangan level pendidikan dan intelektualitas


“Cerdas berarti dia tahu bagaimana harus bersikap, punya cara berpikir yang dewasa dan bisa mengerti keadaanku,” Tunggul menguraikan jawabannya dengan lancar sementara Ivan mengaku tidak punya standar level pendidikan untuk pasangannya, “Yang penting wawasannya luas. Orang  yang berpendidikan belum tentu memiliki wawasan yang luas. Aku lebih suka ngobrol dengan lulusan SMP atau SMA tapi tahu banyak daripada lulusan universitas yang tidak tahu apa-apa.”

“Justru orang yang kerjanya sekolah melulu itu sepertinya adalah orang yang takut menghadapi dunia riil, kalau menurut aku lho,” tambah Tunggul lagi.

Ø  Dan hanya 15 % responden memilih kesetimbangan level sosial ekonomi


“Asal pasanganku mau hidup biasa-biasa, tidak ada masalah,” kata Tunggul yang tidak keberatan jika pasangannya punya penghasilan lebih tinggi selama hal itu tidak menjadikannya bersikap sok hebat. Untuk Ivan, yang penting pasangannya mau menerimanya apa adanya. “Tidak masalah kalau ternyata dia datang dari keluarga yang jauh lebih kaya dibanding aku,” kemudian sambil tertawa ia menambahkan, “Bukannya malah bagus?”

RUBRIK EVE


Sementara hasil angket kaum Hawa menampilkan perbedaan prioritas yang menjadi bahan perbincangan yang menarik di antara para anggota perempuan GTLE yang berkumpul sore itu: Santi (21), Nesti (27), Grace (30) dan Intan (27).

Prioritas kriteria seorang perempuan ketika memilih pasangan menurut hasil angket adalah sebagai berikut:

1. iman kerohanian

2. penampilan dan sikap

3. level intelektualitas

4. kesamaan minat

5. level sosial ekonomi



  • 89 % responden memilih iman kerohanian sebagai kriteria yang paling penting ketika menentukan pasangan.


Keempat gadis cantik ini dengan suara bulat mendukung pilihan pertama hasil angket yang diperoleh Get LIFE. “Tidak bisa ditoleransi, pasanganku harus anak Tuhan yang paham bahwa hidup ini adalah kasih karuniaNya,” kata Emmanuela Chrisanti Asterina Abednego yang akrab dipanggil Santi ini. Pendapat Santi didukung oleh rekannya, Yunesti Nugraheni Tyaswati yang sangat mementingkan kesamaan visi dan misi dalam membangun rumah tangga. “Pernikahan itu, kan buat selama-lamanya. Bagaimana bisa tahan kalau visi dan misinya beda?” Lebih lanjut Nesti menambahkan, “Punya pasangan yang seiman juga akan mengurangi resiko hal-hal buruk di kemudian hari, misalnya perceraian.” Sementara Intan yang berstatus mahasiswi percaya bahwa Firman Tuhan adalah landasan untuk membangun hubungan yang sehat.

  • 68 % responden memilih penampilan dan sikap


Grace yang berprofesi sebagai wiraswastawati berargumen bahwa penampilan yang dimaksud di sini bukan wajah atau fisik seorang laki-laki tapi lebih ke arah bagaimana ia bertingkah laku, berbicara, dan berpenampilan. “Cara ia berpakaian misalnya,” kata Grace, “bisa menunjukkan apakah ia memperlakukan dirinya sendiri dengan seenaknya atau ia bisa menghargai diri.” “Dan lewat cara bicaranya, kita bisa tahu bagaimana ia berhubungan dengan orang lain,” tambah Intan. Untuk Santi, pria idealnya haruslah seseorang yang tingkah lakunya mencerminkan teladan Yesus dan bisa menjadi berkat buat orang lain. “Tampang dan penampilan fisik, sih tidak masuk hitungan,” tambahnya yang dibenarkan oleh ketiga rekannya meskipun sambil tertawa akhirnya Grace mengakui bahwa cukup sulit baginya untuk menyukai seorang laki-laki yang tidak memenuhi kriteria idealnya: tinggi, putih, dan bertampang oriental.



  • 57 % responden memilih kesetimbangan tingkat pendidikan dan intelektualitas




Wawasan yang luas ternyata menduduki posisi yang lebih penting dari pada gelar akademik. “Mau lulusan SMP pun tidak masalah, asal cerdas,” kata Intan. “Selama orangnya punya wawasan dan nyambung kalau diajak bicara, titel akademik tidak masalah,” kata Santi yang menyukai laki-laki yang suka membaca. Tapi setelah dikorek lebih lanjut, ia dan Nesti mengakui bahwa pasangan mereka minimal harus lulusan S-1. “Kesannya aneh kalau pasanganku level pendidikannya kurang dari D-3,” Nesti mengakui sambil tertawa renyah. Sementara untuk Grace, pasangannya haruslah seseorang yang wawasan dan level pengetahuannya di atas dia, “Saya harus bisa look up to him karena saya orangnya suka bertukar pikiran dan senang mendapat masukan.”

  • 46 % memilih kesamaan minat dan interests


“Pokoknya pasanganku harus punya minat pada musik,” tegas Santi, “Kalau tidak, aku tidak mungkin jadian dengan dia.” Sementara Intan berharap mendapatkan pasangan yang punya hobi travelling dan punya kecintaan besar terhadap anak-anak muda seperti dirinya. Impiannya adalah melakukan pelayanan untuk anak-anak muda di berbagai kota bersama pasangannya. “Jadi bisa setahun di sini, setahun di sana,” katanya dengan mata berbinar,” Pastinya pasangan saya harus orang yang punya panggilan pelayanan yang sama dan berjiwa petualang.”

Grace mencari pasangan yang menyukai seni dan olahraga. “Rasanya aneh, ya, kalau cowok tidak suka olah raga,” cetusnya. Tapi buat Grace, masalah minat dan interest ini bukan hal yang terlalu krusial. “Kita, kan harus belajar menikmati kesenangan masing-masing. Saya akan mengajak dia olah raga dan menikmati seni, itu toh tidak ada ruginya. Tapi saya juga akan belajar menikmati apa yang dia suka, mengoleksi perangko misalnya.”

  • Dan 21 % menyatakan kesetimbangan level sosial ekonomi


Keempatnya sepakat menempatkan kriteria ini sebagai yang paling tidak penting dibandingkan kelima kriteria lainnya. Intan mengakui bahwa orang tuanya sempat mengingatkan bahwa sebaiknya ia memilih pasangan yang level ekonominya seimbang. “Jangan yang lebih kaya,” katanya, “jadi kita bisa saling menghargai.” Sementara Grace justru berharap tidak mendapat pasangan yang level sosial ekonominya lebih rendah. “Kasihan, kan, dia sebagai laki-laki kalau di-look down.” Tetapi mengenai pemenuhan kebutuhan atau jumlah penghasilan, hal itu sama sekali bukan masalah. “Yang penting punya niat untuk maju dan mau bekerja keras,” kata Santi meskipun ia mengakui bahwa ia juga mempertimbangkan faktor lingkungan sosial di mana pasangannya tumbuh dewasa. Dan Intan menutup bincang-bincang yang menyenangkan itu dengan mengingatkan, “Kita tidak usah kuatir untuk masalah finansial, Tuhan pasti akan mencukupkan segala kebutuhan kita.” ** (SL)

Sunday, April 11, 2010

AWAL MANUSIA SECARA MEDIS

Almarhum Dr. Jerome Lejeune adalah seorang profesor genetik di Universitas Rene Descartes, Paris. Ia pernah menerima Penghargaan Kennedy dari Presiden Kennedy karena berhasil menemukan kelainan genetik Down’s Syndrome yang disebabkan oleh kromosom ekstra (Trisomy 21).  Dr. Lejeune telah menyumbangkan banyak penelitian genetik untuk mencegah dan mengobati Trisomy 21. Di depan sub-komite Hukum Senat Amerika, beliau menerangkan kapan persisnya kehidupan seseorang dimulai.

Ilmu biologi modern mengajarkan kepada kita bahwa persatuan antara para leluhur dengan keturunannya terjadi karena adanya mata rantai yang berkesinambungan dari pembuahan sel wanita (indung telur) oleh sel pria (sperma) yang membuat anggota baru dari sebuah keluarga hadir di dunia.  Kehidupan mempunyai sejarah yang amat sangat panjang, tetapi setiap individu memiliki permulaan yang rapi, yaitu saat terjadinya pembuahan.



Mata rantai yang dimaksud ialah DNA. Dalam setiap sel reproduksi yang bentuknya seperti pita sepanjang kira-kira satu meter, terdapat beberapa kromosom (23 kromosom pada manusia). Setiap kromosom digulung dan dibungkus dengan hati-hati (seperti pita magnetik dalam sebuah kaset mini). Jika kita melihat melalui mikroskop, bentuknya mirip sebuah batang. Tak lama setelah 23 kromosom seorang pria bertemu dengan 23 kromosom seorang wanita dalam sebuah pembuahan, semua informasi genetik dari seseorang yang belum dilahirkan telah diperoleh. Seperti sebuah pita magnetik (bila diputar di tape recorder akan mengeluarkan bunyi simfoni yang indah), kehidupan baru mulai menyatakan siapa dirinya tak lama setelah pembuahan terjadi. Alam bekerja seperti itu. Kromosom-kromosom adalah tabulasi hukum kehidupan, saat mereka bersatu membentuk makhluk baru (maksudnya pembuahan), kromosom-kromosom itu telah menoktahkan keadaan seseorang.

Berdasarkan keterangan di atas, secara genetis, konsep kehidupan manusia sudah dimulai pada hari pertama saat terjadinya pertemuan antara Spermatozoa (sel ayah) dan sel Ovum (sel ibu), yang dikenal sebagai peristiwa Pembuahan. Mahluk hidup yang baru berusia satu hari ini disebut dengan Zygote. Ukurannya sangat kecil, tidak terlihat oleh mata biasa, tetapi  sudah ada dan merupakan buah pribadi hidup yang lengkap, yang telah memiliki 3 elemen dasar kehidupan yaitu tubuh, jiwa, dan roh.

Secara biologis, zygote memiliki ciri-ciri sebagai berikut (walaupun usianya baru beberapa menit):

1.  Ia hidup. ia sudah bernafas secara seluler, bergerak, dan setiap waktu mengadakan proses mitosis secara terus-menerus (pembelahan sel).

2.  Ia sudah memiliki kepribadian sendiri (kepribadian tertentu), misalnya:

  1. Ia sudah tentu seorang laki-laki atau perempuan, tidak dapat berubah lagi.

  2. Ciri khas/bawaan sudah ada di dalam dia, misalnya: rambut lurus atau keriting, hitam atau pirang, warna kulit kuning atau coklat atau putih dan sebagainya, bentuk bibir, bentuk hidung, model telinga, raut wajah, dan sebagainya.

  3. Ia memiliki sifat-sifat dasar, golongan darah, buta warna atau tidak, dan banyak lagi sifat-sifat lain (yang telah ditentukan di dalam susunan genetiknya).


3.  Dari kedua poin tersebut, dapat kita simpulkan bahwa ‘manusia kecil ini’ adalah manusia yang penuh, lengkap, yang  memiliki tubuh, jiwa, dan roh (1 Timotius 5: 23).

4.  Pada usia kehamilan dua bulan, ukuran seorang manusia dari kepala hingga bokong adalah lebih pendek dari ibu jari. Dia dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam kulit kacang tanah, tetapi semuanya ada di sana: tangan, kaki, kepala, organ-organ tubuh, otak, semuanya lengkap pada tempatnya.  Jantung sudah berdetak sejak sebulan yang lalu.  Kalau dilihat dengan seksama, kita dapat melihat garis-garis tangan di telapak tangannya. Dengan pembesaran yang memadai, sidik jari janin dapat terlihat. Dokumen-dokumen untuk identitas pribadinya bisa dibuat. Dengan kecanggihan yang luar biasa, kita dapat mengusik privasinya. Hydrophone khusus dapat memperdengarkan musik primitif: suara ketukan yang dalam, berirama 60-70 kali per menit (detak jantung si calon ibu) dan suara ketukan yang cepat, berirama 150-170 kali per menit (detak jantung si janin). Pencampuran kedua irama detak jantung ini seperti perpaduan bunyi bas dan marakas, yang merupakan basis irama musik pop.

Secara biologis, urutan stadium kehidupan mausia dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1.   Bersatunya Spermatozoa dan sel telur (masa pembuahan). Pada stadium ini manusia  bernama ZYGOTE.

2.   Zygote bertumbuh, sel-selnya  bermultiplikasi (Mitosis akan membentuk MORULA), kemudian morula akan berkembang dengan sangat cepat  dan mulai membentuk bagian bagian tubuh menjadi BLASTULA (usia kehamilan kurang lebih 2 bulan).

3.   Usia kehamilan 3-4 bulan, semua alat-alat organ tubuh telah lengkap sempurna, walaupun dalam ukuran mini. Pada stadium ini, manusia mini tersebut dikenal dengan nama EMBRIO.

4.   Embrio akan tumbuh terus di dalam rahim. setelah usia kehamilan mencapai  36-40 minggu, manusia tersebut siap untuk dikeluarkan dari kantong rahim ibunya untuk menjadi seorang  BAYI/ OROK / NEONATUS (0 bulan sampai 1 bulan).

5.   Mulai usia 1 bulan sampai 5 tahun disebut BALITA.

6.   Mulai usia 5-12 tahun disebut KANAK-KANAK.

7.  Mulai usia 12-18 tahun disebut REMAJA

8.  Mulai usia 18-24 tahun disebut PEMUDA / DEWASA MUDA

9. Lebih dari 25 tahun disebut DEWASA

Untuk menerima kenyataan bahwa setelah pembuahan berlangsung, seorang manusia baru telah terbentuk, bukanlah persoalan rasa atau pendapat.  Sifat alam manusia dari saat pembuahan hingga hari tuanya bukanlah sebuah anggapan metafisik. Semuanya telah terbukti lewat riset ilmu pengetahuan. Sebagai informasi tambahan, sel telur manusia dibentuk oleh tubuh kira-kira pertengahan siklus menstruasi dan usianya dapat bertahan selama 2 x 24 jam. Jika proses pembuahan terjadi pada saat tersebut, maka bila seorang wanita terlambat haid 1 hari dan ia dianggap positif mengandung, maka usia kandungan sesungguhnya bukan 1 hari, melainkan usia bayi ialah 15 hari. (bm/anakmuda.net)

MamaOla