Monday, April 21, 2008

PERTANYAAN POPULER

Pertanyaan yang populer dalam pelayanan remaja adalah… “Bolehkah berpenampilan ‘beda’ saat melayani di gereja?”. Maksudnya ‘beda’ disini tau kan, misalnya rambut dicat, pake baju trendi, bertato dst, dkk, dll, dsb. Ini karena banyak remaja seumur kita memang senang berpenampilan heboh atau ngikutin trend, sementara para pemimpin pelayanan yang kita libatin kebanyakan menganggap hal itu gak sopan (kalo gak mau dibilang sesat!). Jawaban pertanyaan itu biasanya berkutat dari 2 jawaban, yakni: ‘ya, boleh’ (alasan: don’t judge book by its cover) atau ‘no way!’ (alasan: jangan jadi batu sandungan!).

Ini dia, aku punya jawaban selain dua yang tadi. Ya, sebenernya gabungan dari dua tadi. Segala sesuatu kembali pada tujuan kita hidup di dunia: (1) menyembah Tuhan (2) melayani manusia (baca GF! Edisi Desember 2007). Kalo kita mau melakukan sesuatu, liat dulu dua tujuan kita itu. Kalo dinyanyiin sama Duo Maia mungkin lagunya jadi kayak gini: “Aku mau makan, kuingat Tuhan. Aku mau ngecat rambut kuingat Tuhan dan orang lain”… hehe, lagunya jadi gak enak gini ya? Jadi jawabannya ‘no way’ dong? Eitss, belum tentu. Pertama tanya dulu apakah Tuhan berkenan, lalu yang kedua liat apakah orang lain jadi tersandung atau nggak. Paulus wanti-wanti banget jangan sampe kita jadi batu sandungan lho.

Nggak jadi batu sandungan bukan berarti harus konvensional lho. Jadi konvesional justru kadang malah jadi batu sandungan. Saya punya cerita temen saya seorang worship leader di sebuah persekutuan pemuda yang jemaatnya banyak anak rocker, lalu dia malah berpenampilan kayak bapak-bapak taun 70-an, kelimis, berjas berdasi sepatu mengkilat. Tentu saja ini malah jadi batu sandungan, jemaatnya pada ngetawain en kabur. Beda lagi sama satu anak muda yang ngotot pengen pake jeans waktu melayani, padahal yang dilayani para bapak-bapak profesional yang udah tua-tua. Yaaa… hasilnya dianggap menghina en gak sopan. Itu juga jadi batu sandungan. So, intinya setelah tanya Tuhan, liat sikon. Liat orang lain. Jangan sampe Tuhan gak nyampe kepada mereka gara-gara kita melayani jadi batu sandungan.


Ada jawaban lain yang lebih hebat. Kalo pengen berpenampilan seenak kita tapi orang lain gak tersandung adalah dengan menonjolkan hati dan perbuatan kita. Inget Romo Mangun? Penampilannya mungkin bagi sebagian orang dianggap gak sopan, gondrong, berjanggut gak rapi, berpakaian gak formal. Tapi kok orang lain malah segan sama dia, bahkan ‘memuja’nya. Itu karena Romo Mangun terkenal hatinya yang baik, dan perbuatannya yang berdampak bagi masyarakat yang dilayaninya. Penampilan? So what gitu lho! Masalahnya, kita suka bilang ‘jangan liat penampilanku’ tapi justru penampilan yang kita tonjol-tonjolkan, sedangkan perbuatan dan hati kita? Biasa-biasa aja (atau bahkan malah buruk, omyGod!).

“Sebab kalau Allah memerintah hidup seseorang, apa yang ia boleh makan atau minum, tidak lagi penting. Yang penting ialah bahwa orang itu menuruti kemauan Allah, mengalami ketenangan hati dan menerima sukacita yang diberikan oleh Roh Allah. Orang yang melayani Kristus secara demikian, orang itu menyenangkan hati Allah, dan dihargai oleh orang-orang lain.” Roma 14:17-18 BIS.

HOME

Tuesday, April 1, 2008

SPIDER-MAN 3 BIBLE STUDY

Kemaren aku liat-liat buku di gramed, en ada buku Islam tentang Spider-Man berjudul 'Spider-Man, I Will Kill You". Isinya perspektif islam tentang film Spider-Man, dan menariknya... tulisanku dikutip disana! OmyGod. Hehe. Untung aja si penulis betul-betul sopan mencantumin sumbernya. Di dunia maya, ce ile, tulisanku ini juga menyebar di blog-blog lain, bahkan aku sendiri pernah dapet email isinya tulisanku sendiri! Tanpa mencantumkan penulisnya dan sumbernya, wehehehe. So... saya posting lagi deh tulisanku tentang Spider-Man 3 ini, kalo ada yang mau copy, boleh kok, tapi plis sertakan link ke artikel orisinilnya dwong, hehe. Trims!

Ini dia artikelnya:

Spoiler warning!: Buat yang belum nonton Spider-Man 3, hati-hati ada spoilernya!

Pemain: Tobey Maguire, Kirsten Dunst, James Franco, Rosemary Harris, J.K. Simmons, Thomas Haden Church, Topher Grace, Bryce Dallas Howard, Daniel Gillies, Ted Raimi, Adrian Lester, Theresa Russell, James Cromwell, Elizabeth Banks, Steve Valentine.
Penulis: Alvin Sargent
Sutradara: Sam Raimi
Sinopsis: Peter akhirnya mendapatkan cinta MJ, tapi ia juga harus menjalankan tugasnya sebagai pahlawan Spidey. Di tengah usahanya untuk menyeimbangkan waktu, pakaian Spidey-nya terkontaminasi alien sehingga menjadi hitam dan merasuk ke tubuhnya. Ia menjadi sombong dan jahat. Sementara itu, musuh supernya yang baru: Sandman dan New Goblin membuatnya kewalahan, tapi lebih kewalahan lagi ketika ia harus bertarung dengan dirinya sendiri.



Sony Pictures gak salah milih orang waktu mereka ngasih tugas buat ‘menghidupkan’ tokoh komik Spider-Man 7 tahun lalu kepada Sam Raimi (47). Setidaknya, Sony dapet 1,6 milyar dollar Amrik hanya dari 2 film Spidey. Dengan bujet 250 juta dolar, Spider-Man 3 jadi film termahal sepanjang masa, tapi gak bisa dipungkiri mereka gak cuman balik modal, tapi jadi tambah tajir. Di tangan Raimi, Spider-Man gak cuman jadi tokoh superhero yang selalu benar dan sukses, tapi karakter Peter Parker banyak dikembangkan sebagai manusia biasa yang gak luput dari dosa, serta cerita yang mengusung tema kristiani!

Dalam wawancaranya dengan Christianity Today, Raimi berbicara tentang tema spiritual Alkitab dari filmnya, terutama bagian yang ketiga yang tayang Mei lalu. Dari semenjak Spider-Man pertama dan kedua, moralitas alkitabiah kental dalam ceritanya. Bahkan Spider-Man 2 (2004) bisa dibilang The Passion of Peter Parker, dimana Peter bergumul tentang apakah ia harus jadi pahlawan atau tidak, dan diakhiri dengan adegan menahan laju kereta api dengan posisi seperti disalib dan luka di telapak tangannya, menyelamatkan ratusan orang dalam kereta, lalu ia ‘mati’ dan hidup kembali untuk menjadi pahlawan.


Kini, film yang ketiga, menggambarkan apa yang dikatakan Paulus di Roma 7:15 “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.”. Makanya taglinenya pun berbunyi “The Battle Within” (perang dengan diri sendiri). Film ini menampilkan cinta, persahabatan, kesombongan, dendam, pengakuan dosa, pengampunan dan penebusan dosa, semua yang diajarkan di Alkitab. “Peter harus menyingkirkan kesombongannya. Dia juga harus menyingkirkan hasratnya untuk membalas dendam. Dia belajar bahwa kita semua manusia berdosa. Dia harus belajar mengampuni” begitu jelas Sam Raimi.

Oke deh, selain pertarungan seru, drama yang mengharukan dan special effex yang keren abis, apa aja yang bisa kita dapet dari Spider-Man 3? Tema besarnya adalah mengalahkan cobaan, “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Roma 12:21). Dan setidaknya ada 5 hal yang bisa kita pelajari.

1. KITA BUTUH ORANG LAIN
Setelah dalam Spider-Man 2 Peter malah menuai kebencian dari orang-orang gara-gara koran Daily Bugle yang mendiskreditkan dia dan menganggapnya kriminal, kini koran pimpinan Jonah J. Jameson itu mulai ‘bersahabat’ dengannya. Ia kembali dielu-elukan sebagai pahlawan, semua orang mengidolakan dia. Apalagi ketika Spidey berhasil menyelamatkan Gwen Stacy, putri komisaris polisi New York, ia dapet penghargaan dan publisitas yang bikin dia gede kepala! Kesombongannya bikin ia lupa diri, ia menyakiti hati Mary Jane. Ketika MJ butuh Peter untuk memahami perasaannya yang hancur gara-gara dipecat dari pekerjaan impiannya, Peter malah ngomongin hebatnya Spider-Man. Buntutnya, MJ kecewa, marah, dan hubungan mereka terancam. “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?” (1 Korintus 4:7).

Mary Jane mengingatkan Peter, “Kita semua butuh pertolongan orang lain suatu saat, Peter. Bahkan Spider-Man sekalipun!”. Dan hal itu dibuktikan, di akhir cerita Spidey butuh ‘pahlawan’ lain untuk menolong MJ dari ancaman Sandman dan Venom.

2. MEMBUKA CELAH BAGI DOSA
“Biasanya aku memakai dosa seperti pakaian, kini ia menempel di kulitku!” Alfred deMusset (1810-1857, seniman Prancis)

Sebuah meteor terdampar di bumi, sejenis alien berbentuk cairan hitam kental mengikuti Peter Parker sampai ke rumah kontrakannya. Alien ini hanya memperhatikan dan memperhatikan, seperti mencari kesempatan dan celah. Dan hari itu tiba, Peter diliputi dendam kesumat di hatinya karena berita pembunuh asli pamannya kabur dari penjara. Dalam suasana hati penuh benci itulah si Alien merasuki pakaian Spidey-nya, dan mengubahnya menjadi hitam. Ketika Peter memakainya, ada perasaan ‘enak’ yang ia rasakan. Awalnya, baju Spidey yang sudah berubah warna menjadi hitam itu bisa dengan mudah dipakai dan dilepas. Ia menjadi brutal, membunuh, penuh cemburu buta, menyakiti dan penuh kebencian. Ia ‘membunuh’ Sandman, menyakiti MJ, mengucapkan hal-hal yang gak pantas pada Harry Osborne dan ia mempermalukan Eddie Brock. Semakin lama pakaian hitam itu dipakainya, ia menyatu dengan tubuhnya sehingga sulit dilepaskan! Ia gak lagi bisa mengontrolnya, semua perbuatannya gak bisa ia kendalikan. Padahal Peter udah menyesali segala perbuatan buruknya.

Jaga hati dari hal-hal yang gak berkenan. Jauhi benci. Ampuni orang yang bersalah pada kita. Jangan dendam. Soalnya ketika kita membiarkan hati kita diliputi hal yang negatif, dosa sudah mengintip, mencari kesempatan dan celah, sama kayak si alien yang nyari celah menunggu hati Peter penuh benci untuk kemudian ia kuasai. “Hendaklah kalian waspada dan siap siaga! Sebab Iblis adalah musuhmu. Ia seperti singa berjalan ke sana kemari sambil mengaum mencari mangsanya.” (1 Petrus 5:8 BIS)

“Sungguhpun kejahatan manis rasanya di dalam mulutnya, sekalipun ia menyembunyikannya di bawah lidahnya, menikmatinya serta tidak melepaskannya, dan menahannya pada langit-langitnya...” (Ayub 20:12-16). Dosa itu rasanya manis, enak dilakukan. Nonton pilem porno? Enak. Mencuri? Enak. Balas dendam? Enak. Mencontek? Enak. Tapi ketika dosa yang enak itu dilakukan dan dilakukan, akan menjadi kebiasaan. Dan ketika jadi kebiasaan, kita akan sulit melepaskannya! Kita menjadi hamba dosa, dosa yang mengatur kita, dosa yang mengontrol kita. Ujung-ujungnya bisa maut! “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.” (Yohanes 8:34). “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” (Roma 6:12).

Phillip Brooks, seorang penulis, berkomentar tentang film ini, “Berperanglah dengan dosamu, dan biarkan peperangan itu membuatmu jadi rendah hati dan penuh simpati ketika kamu harus bertarung dengan dosa-dosa di dunia ini”.

3. DENDAM
Peter tergoda untuk membalas dendam, tapi Bibi May menasehatinya dengan bijak, “Saya kira gak ada alasan untuk kita bergembira atas kematian orang lain. Pamanmu gak akan mau kamu hidup dengan dendam dalam hatimu walaupun hanya sedetik. Dendam itu seperti racun. Ia dapat menguasai kita. Dan sebelum kita menyadarinya, ia sudah membuat kita jadi jahat!”.

Ketika Peter sadar akan kekhilafannya, ia menyesal dan ingin melepaskan ‘pakaian dosanya’, tapi ternyata ‘pakaian dosa’ itu sudah melekat dengan tubuhnya dan gak bisa dilepas. Peter lalu datang pada Tuhan (digambarkan dengan masuk ke sebuah gereja) dan Tuhan menjawabnya dan melepaskannya dari pakaian itu (jawabannya berupa suara lonceng gereja yang membuat pakaiannya terlepas).

Di malam yang sama, Eddy Brock datang kepada Tuhan, tapi dengan membawa hati yang penuh dendam kesumat pada Peter yang telah mempermalukannya dan merebut pacarnya, “Aku orang baik-baik. Aku datang pada-Mu hari ini dengan rendah hati dan malu. Untuk memohon pada-Mu satu hal: aku ingin Kau bunuh Peter Parker!”. Dan sekalipun ia ada dalam gereja, dengan hati penuh benci, dosa hinggap kepadanya dan mengubahnya menjadi si iblis Venom. “Saya diberikan kekuatan yang belum pernah saya impikan. Seperti turun untukku dari surga!” ujar Venom, dia tidak menyadari bahwa kekuatan itu berasal dari ‘neraka’. Di akhir cerita, Eddy malah memilih untuk gak mau melepaskan pakaiannya, padahal Peter sudah menolongnya melepaskan dirinya dari pakaian alien itu, akibatnya Eddy mati bersama ‘pakaian dosa’ itu. “Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yakobus 1:15)

3. KITA PUNYA PILIHAN
Spider-Man 1-3 selalu menekankan tentang pilihan. Peter menemukan bahwa pembunuh asli pamannya ternyata masih berkeliaran, tapi ia bisa memilih untuk membalas dendam atau mengampuni. Eddy Brock dipermalukan oleh Peter Parker yang mengakibatkan ia dipecat dengan gak hormat, belum lagi pacarnya diserobot sama Peter, tapi ia bisa memilih untuk memaafkan atau membalas dendam. Harry Osborne pun demikian, ia memilih untuk dikuasai amarah dan memburu Spidey demi membalas dendam kematian ayahnya. Bernard, pelayannya Harry, bilang gini: “Aku telah menyaksikan bagaimana kegelapan menguasai ayahmu, angkara murka yang harus ia bayar dengan nyawanya”. Akankah Harry melihat cahaya dan meninggalkan kegelapan itu? “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5).

4. PENGAMPUNAN ADALAH KEKUATAN SUPER SEBENARNYA
Peter pun harus memilih. Di akhir cerita ia memilih yang benar. Ia memilih untuk mengampuni Flint Marko, sang pembunuh pamannya. “… dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3:13). Seperti pepatah cina bilang, “Siapa mencari pembalasan dendam, ia harus menggali dua lubang kuburan. Satu untuk musuhnya, satu lagi untuk dirinya sendiri”.

Sam Raimi bilang Peter harus merendahkan dirinya, “Peter menganggap dirinya ‘tak berdosa’ dibanding para penjahat. Makanya kami (Raimi dan tim) ingin membuat Peter mengerti bahwa hidup itu tidak hitam putih, kita semua adalah manusia, dia tidak lebih baik dari orang lain. ...dia harus belajar bahwa diapun gak luput dari dosa, dan sebaliknya, para ‘penjahat’ itupun punya rasa kemanusiaan. Yang harus kita lakukan adalah untuk tidak membalas dendam, tapi mengampuni”.

Nggak ada penjahat dalam Spider-Man 3. Semua karakter di dalamnya hanyalah manusia yang mencari hidup baru, solusi dan pengampunan. Flint Marko (Sandman) terlibat tindak kriminal karena putus asa mencari biaya untuk pengobatan anaknya, Peter bilang padanya: “Saya pikir, sudah cukup hukuman untukmu”, ia ingin Flint memulai hidup barunya. Nasehat yang sama ia bilang juga pada Eddie Brock, “Jangan menyerah pada angkara, Eddie. Dia hanya membuatmu jadi penuh kebencian”.

“Apa yang kita punya di dunia ini adalah kasih sayang dari sahabat dan keluarga kita, dan kenyataan bahwa mereka layak untuk mendapatkan pengampunan kita” (Peter Parker)

5. NYAWA UNTUK SAHABAT
Dalam film ini, Harry Osborne-lah yang mewakili sosok Kristus khususnya dalam hal pengorbanan. Ketika Harry harus masuk rumah sakit, seorang suster memuji temen-temennya Harry yang baik-baik (Peter dan Mary Jane), dan Harry bilang begini: “Mereka sahabatku, aku rela mati untuk mereka”. Pada akhir cerita, Harry mengorbankan dirinya untuk mati terbunuh oleh Venom untuk melindungi Peter Parker.

Sama persis kan kayak yang dikatakan Yesus, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku…” (Yohanes 15:13-14a). Dan kita tau semua kalo Yesus membuktikan kasihNya dengan memberikan nyawaNya untuk sahabat-sahabatNya, yakni kita semua, sehingga kita beroleh keselamatan. (By Fery!GFRESH! www.budchrist.blogspot.com)

Home

MamaOla