Friday, April 17, 2009

WE ARE MONSTERS!















Spoiler allert!
Ketika Susan menemukan dirinya dalam sebuah ruangan yang ia sebut penjara, ia menemukan kalo dirinya sudah bukan lagi Susan yang dulu. Tubuhnya membesar 10 kali lipat gara-gara terkena radiasi quantium dari meteor nyasar. Ia menjadi raksasa, jadi monster.

Di ‘penjara’ itulah ia juga berteman dengan monster-monster lainnya: B.O.B., Dr. Cockroach Ph.D., Insectosaurus dan Missing Link. Ternyata penjara itu adalah ruangan fasilitas pemerintah Amrik untuk menyembunyikan monster-monster yang berkeliaran sejak 50 tahun belakangan ini. Nasib mereka berubah ketika ada ancaman serangan alien di muka bumi, para monster ini diberi kesempatan untuk bebas oleh pemerintah dengan syarat bisa mengatasi masalah alien ini.

Dalam menghadapi robot alien raksasa, Susan raksasa –yang kini berganti nama menjadi Ginormica- menemukan bahwa ia punya kekuatan luar biasa yang sebelumnya nggak pernah ia bayangkan. Ginormica yang tadinya ciut melihat robot alien yang kuat dan besar, kini merasa bisa menghadapi alien manapun!

Hal ini mengingatkan kita pada penyertaan Tuhan dalam menghadapi serangan masalah. Kita adalah ‘Susan biasa’, tapi ketika radiasi quantium melingkupi kita, kita menjadi ‘raksasa’. Quantium bagi Susan adalah lambang Roh Tuhan bagi kita. Ingatlah, kalo Roh Tuhan ada dalam kita, kita menjadi ‘raksasa’ di hadapan musuh kita, di hadapan segala masalah kita. “...sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” (I Yohanes 4:4b).

Kalo kita melihat Daud kecil waktu berhadapan dengan raksasa Goliat, dalam dunia roh ukurannya jadi terbalik. Kita akan melihat raksasa Daud melawan kurcaci Goliat. Daud tau kalo Tuhan besertanya, dan ia mengerti kalo Tuhan lebih besar daripada Goliat, bahkan lebih besar daripada apapun! “...Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31b). Jadi stop merengek sama Tuhan: ‘Oh Tuhaaaaan, masalahku gede bangeeeet!’, tapi ayo teriakan: ‘Hai masalah, Tuhanku gede bangeeeet!’.

Kembali pada Susan. Sekalipun sebagai Ginormica ia menemukan hidup dan kekuatan baru, ia harus kehilangan pacar, ortu dan teman-temannya. Bahkan orang-orang yang ia pernah selamatkan dari serangan robot raksasa nggak lagi mau menerimanya. Ya, kadang kita harus menerima kenyataan bahwa kita berbeda dengan dunia sehingga dunia nggak mau menerima kita dan menolak kita. “Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.” (Lukas 6:22).

Bagi dunia, kita dianggap aneh, nggak normal, bahkan jahat. Tapi Tuhan bilang bertahanlah dan justru berbahagialah. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.” (I Yohanes 3:1). Tetap lakukan misi penyelamatan, jangan balas kejahatan dengan kejahatan, dan buktikan pada dunia kalo bersama Tuhan kita bisa lebih baik.

Sekalipun kemudian Susan berkesempatan buat kembali menjadi Susan yang normal, ia menyadari kalo menjadi Ginormica ia lebih bahagia dan berguna. Bagi dia masa lalunya nggak penting lagi. Kadang kita tergoda akan hidup kita yang lama, sebelum kita mengenal Kristus. Tapi yakinilah, semua itu sampah. Pengenalan akan Tuhan dan gaul ama Yesus itu lebih berharga daripada apapun di dunia ini. Kayak yang Paulus rasakan:

“Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Filipi 3:8).

Ginormica dkk akhirnya mengemban tugas dari pemerintah untuk melindungi bumi dari segala sesuatu yang mengancamnya, termasuk serangan alien. Mereka jadi heroes bagi dunia. Ya, kita adalah ‘monster’ yang menakutkan bagi dunia. Tapi buktikanlah kalo kita bisa jadi ‘monster’ yang dibutuhkan oleh dunia. (F! www.kacamata3d.co.cc)

MamaOla