Thursday, March 22, 2012

SEJARAH KEBANGUNAN ROHANI


SEJARAH KEBANGUNAN ROHANI
First of all, gF!ers perlu en harus tau apa aja yang Tuhan udah buat di masa lampau.

·         Sebelum kegerakan kebangunan rohani terjadi, biasanya ada sejumlah Umat Tuhan yang rela melakukan perubahan radikal terhadap setiap kebenaran yang diselewengkan. Setelah Yesus terangkat ke sorga, gereja mula-mula malah tumbuh pesat dibawah tekanan dan penindasan bangsa Romawi. Hingga akhirnya, ketika penguasa kerajaan Romawi menerima bertobat, mulailah agama kristen diresmikan sebagai agama nasional bangsa romawi. Ratusan tahun kemudian, kondisi kerohanian orang-orang Roma mulai berubah dibanding pendahulunya. Pada tahun 1517, seorang Pendeta Augustinian, Martin Luther mengeluarkan  95 dalil yang mencela penjualan surat penebusan dosa yang dikeluarkan oleh gereja Roma pada masa itu. Hal ini dipandang sebagai skandal pemanfaatan kepentingan manusia berkedok institusi keagamaan.

·         Kegerakan rohani di Amerika diawali juga oleh pembaruan-pembaruan yang memakan waktu puluhan tahun, hingga tiba masanya kegerakan yang disebut “Kebangkitan Agung” pada tahun 1725. Waktu itu Amerika masih belum berbentuk negara seperti yang kita kenal sekarang. Gerakan ini mulai surut sekitar tahun 1760.

·         Momentum kegerakan berikutnya terjadi tahun 1780-an hingga sekitar tahun 1820. Hal ini ditandai dengan diadakannya serangkaian kebaktian menggunakan tempat terbuka yang ada di Kentucky, Amerika. Ada 20 ribu orang yang menghadiri kebaktian camp 6 hari yang diselenggarakan oleh Barton Stone, gereja Presbytarian dan gereja Methodist setempat.  Terjadi perubahan secara massal, dengan manifestasi orang-orang yang tersentak dan rebah ke tanah.

·         Tahun 1850 ketika James Turner, seorang pengkotbah methodist berkotbah secara berapi-api di Skotlandia, membuat aktivitas perdagangan terpaksa berhenti. Hal ini karena begitu banyak orang yang ingin memperoleh pembenaran dari Allah. Sejumlah besar para pemabuk telah diubahkan oleh Allah. Kebaktian-kebaktian berlangsung selama 14 hingga 18 jam. Banyak orang yang  yang jatuh secara tak sadar tapi akhirnya bangkit kembali memuji Allah setelah menerimanya.

·         Yang tercatat sebagai kegerakan dahsyat kemudian terjadi pada tahun 1857 di Amerika. Gerakan ini relatif berbeda dengan gerakan-gerakan sebelumnya. Roh Allah menyapu bersih beberapa kota di Amerika dengan pertobatan. Hampir tidak ditemukan orang yang tidak diselamatkan. Baik pemabuk, penjudi maupun jemaat yang duduk di gereja, semuanya dilawat Allah tanpa terkecuali. Gudang-gudang tua, gedung bioskop, gedung dansa, hingga gua-gua tempat orang berjudi, semuanya dijadikan sebagai tempat ibadah. Kebutuhan orang untuk berdoa terjadi dengan dahsyat. Hampir di tiap desa yang ditemui, selalu ada kebaktian di siang hari bolong.

·         Roh Tuhan kembali beraksi di Wales (Welsh) pada tahun 1904. Bagai tornado yang dahsyat, Roh Tuhan menyapu wilayah ini hingga seluruh gunung-gunung, lembah-lembah kota dan desa. Tak terkecuali, semua dilawat oleh Allah. Dr. Campbel Morgan, dalam kotbahnya tentang kegerakan besar ini di Gereja Westminster tahun 1904 berkata. “Inilah kegerakan yang datang dari surga. Nggak ada kotbah-kotbah, aturan-aturan, buku-buku nyanyian, tidak ada paduan suara, tidak ada kolekte!…, Di sana ada organ tapi tak berbunyi. Ada pendeta tapi tak ada kotbah”. Tidak heran, karena saat itu orang sangat larut dalam suasana hadirat Allah. Surat kabar setempat menuliskan berita “ Pengolok-pengolok bertobat, pemabuk-pemabuk, penjudi-penjudi dan pencuri-pencuri selamat. Dan beribu-ribu orang menjadi warga negara yang terhormat. Pengakuan dosa hebat-hebat terdengar, hutang-hutang lama dibayar. Gedung-gedung bioskop dan salon-salon bir dalam kesukaran karena kekurangan pengunjung. Beberapa sidang-sidang kepolisian benar-benar menjadi pengangguran. Dalam lima minggu 20.000 pertobatan diberitakan. “

·         Sekitar tahun 1904 – 1906, Allah kembali melawat ciptaanNya di jalan Azusa, Los Angeles Amerika. Peristiwa ini melahirkan munculnya berbagai macam gerakan pantekosta modern. Menurut orang-orang di sana, gerakan ini diawali pula dari peristiwa yang terjadi di Wales dekat Los Angeles. Seorang pemuda bernama Evan Roberts berdoa memohon kepada Allah, agar negerinya diberi kesegaran rohani. Terkait dengan hal ini, Wiliam Seymour, seorang penginjil dari Afrika-Amerika mengadakan doa di sebuah rumah kecil di Los Angeles. Pada tanggal 9 April 1906, rumah sederhana tempat Seymour dan Timnya berdoa menjadi tempat pentakosta yang kedua. Banyak orang datang ke tempat itu dan menerima karunia berbahasa lidah. Orang berdatangan mencari karunia roh, hingga mereka harus pindah ke Jalan Azusa no 312. Kebangunan rohani ini terus berlanjut selama 3 tahun.

·         Peristiwa jalan Azusa menyebabkan munculnya sejumlah denominasi pantekosta baru, termasuk Assemblies of God yang dibentuk tahun 1914. Kebangunan rohani berikutnya muncul tahun 1947 hingga 1958. Menurut sejarawan David Edwin Harrel, kejadian ini diilhami oleh Charles Parham, dan dipromosikan oleh Oral Roberts. Mereka berkeliling di Amerika dan berkotbah tentang kesembuhan dari Tuhan di tenda-tenda kebangunan rohani yang besar. Banyak orang yang bersumpah bahwa mereka betul-betul mengalami kesembuhan, tapi para wartawan bersikap skeptis. Bahkan para pimpinan denominasipun bersikap kritis.

·         Suatu kelompok yang terdiri dari bermacam-macam pimpinan telah membantu suatu gerakan 1960-an, termasuk Demos Shakarian, pendiri Full Gospel Business Men’s Fellowship. Pada tahun ini juga tingkat keberanian orang-orang muda untuk mengkonsumsi obat-obat terlarang meningkat. Gaya hidup yang cenderung anti agama dan pengaruh agama timur yang menolak kekristenan bermunculan. Karenanya, di kedai-kedai Kristen bermunculan konser musik Kristen kontemporer, yang sangat berbeda dari musik-musik gerejawi klasik.

·         Ketika Jepang menginvasi China pada tahun 1937, kehidupan bangsa dan gereja di wilayah ini menjadi kacau. Walau harus mengalami berbagai macam penganiayaan, namun jumlah orang percaya malah bertambah pesat hingga mencapai 700.000 pada tahun 1945. Puncak kesulitan umat Tuhan diawali pada tahun 1966, ketika terjadi revolusi kebudayaan dibawah pimpinan Mao. Kesulitan demi kesulitan muncul sejak saat itu, dan memuncak pada tahun 1990 ketika pemerintah China secara resmi memberi kebijakan untuk menindas gereja. Namun kegerakan rohani juga bertambah pesat. Kehausan akan Tuhan begitu kuat melanda warga China. Mereka tidak takut menghadapi penganiayaan. Kebaktian dimulai mulai jam 12.00 hingga jam 03.00 dini hari. Mereka rela dibenamkan dalam air es dingin di sungai sebagai tanda baptisan. Mukjizat banyak terjadi, termasuk bangkitnya orang mati.

·         Gerakan kebangunan rohani di akhir abad ke-20 semakin berkembang. Tahun 1995, kota Torronto, Canada dilawat kemuliaan Allah, hingga memunculkan berbagai macam polemik yang terkait dengan peristiwa itu. Pada tahun yang sama banyak orang berduyun-duyun menuju Brownsville Pensacola karena mereka memiliki kehausan akan Tuhan. Deborah Sharp, penulis USA today di dalam artikelnya yang diterbitkan tahun 1997 menulis”Anggota-anggota jemaat dari berbagai denominasi telah mengalir ke Pensacola dalam dua tahun terakhir ini untuk diselamatkan dari kutukan : orang katholik, Methodist, baptis. Orang Indian Amerika berlutut di sebelah orang Amish, orang Afrika Selatan di sebelah orang Korea.”

·         Hingga awal abad 21 ini, semakin banyak kebangunan rohani yang terjadi, termasuk di Cali di Colombia, Kiambu di Kenya, Almolonga di Guatemala dan Hemet di California, India dan tempat-tempat lain. Pertobatan massal dalam sebuah kota pernah dialami oleh Yunus di kota Niniwe. Saat itu Raja merasa hancur hatinya. Dia memerintahkan semua manusia dan ternak di wilayahnya untuk berkabung dan berpuasa serta merendahkan diri di hadapan Allah. Maka Allahpun memberi belas kasihan kepada kota ini. Kebangunan rohani terjadi, satu kota bertobat karena Tuhan melawat mereka.

You see? Keren banget kan apa yang Tuhan udah bikin untuk manusia! Padahal kita suka nggak tau diri, udah bertobat bikin dosa lagi, tapi Tuhan sayang sama ciptaannya. Kalo kita rindu dilawat Tuhan, DIA lebih rindu daripada kita! Dan itu masih berlaku sekarang! Tuhan bisa buat itu untuk gF!ers dan untuk bangsa ini! BUT HOW?

ARTI KEBANGUNAN ROHANI
·         Charles Finney, yang dikenal sebagai bapak kebangunan rohani (revival), menyebut revival sebagai sauatu “kesadaran akan dosa, pertobatan yang diperbarui, yang diikuti dengan keinginan yang kuat untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah; suatu penyerahan kehendak pribadi kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati
·         Kebangunan rohani merupakan karya Allah yang berdaulat sebagai jawaban doa, dampaknya seperti bom atom rohani – Bill Bright

REVIVAL DI INDONESIA? OF COURSE!

Urbanus Kuser, Dobo, Maluku Tenggara
Dulu saya pelayanan di Jakarta. Dalam rangka kunjungan keluarga, saya pulang ke Irian. Waktu saya balik ke Jakarta, Tuhan berencana lain. Mulai terjadi revival dalam pribadi saya. Allah menyuruh saya untuk melayani di Maluku Tenggara, Kepulauan Aru. Keadaan mereka di sana dibatasi adat istiadat. Sebagai generasi penerus, harus ada yang menerobos. Visi saya adalah Dobo harus jadi terang bagi Maluku.

Yahya, Lampung
Lawatan Tuhan di Lampung saat ini masih sangat kurang bisa terlihat. Kesuaman di sana lebih dominan. Kami sangat perlu adanya kesatuan antar gereja. Visi saya, di sana ada generasi yang penuh kemuliaan, radikal buat Tuhan. Saya rindu lawatan yang dahsyat sampai setiap anak muda di sana punya hati yang terbeban untuk menjangkau generasi mereka sendiri. Ada persatuan di sana, meninggikan panji Kristus.

Fenny, GBI Getsemani, Ambon
Keadaan rohani di Ambon menurun karena kerusuhan yang terjadi selama tiga tahun terakhir. Sehingga memacu pemuda di sana untuk cenderung melakukan hal-hal yang kriminal, suka berkelahi. Dibanding tahun sebelumnya, revival-nya bagus sekali. Di gereja kami, jumlah jemaat mengalami penurunan drastis. Kami berharap kalau keadaan agak tenang, akan ada pemulihan dan semua pemuda di sana punya impian untuk memulihkan kerohanian mereka.

Lita, GBI Eben Haezer, Sukabumi
Buat saya, situasi di Sukabumi monoton. Saya rindu anak muda di Sukabumi mengalami lawatan Tuhan lebih lagi.

Selly, Papua
Kegerakan Allah yang terjadi di Papua saat-saat ini sungguh dahsyat. Tapi masih banyak yang belum tahu kebenaran di sana. Kalau kita berdoa menyembah, kita rasakan kasih Allah sungguh nyata. Saya rindu supaya di sana diadakan KKR. Pemuda di sana baru dalam taraf mulai bertumbuh, kurang lebih jumlahnya 35 orang. Baru-baru ini di salah satu kota, jauh dari Kota Manokwari, ada kerusuhan, tapi bisa dibilang aman. Kami percaya karena kemurahan Tuhan, kota kami aman. Saya minta dukungan doa agar Papua lebih maju dalam kehendak Tuhan. Kami juga sangat membutuhkan buku-buku. Kekurangan akan buku menyebabkan pemahaman akan Firman Tuhan sangat kurang. Anak-anak sekolah minggu juga sangat kekurangan bacaan.

Pdt. Ir. Timotius Arifin, Denpasar
Cara anak muda mempersiapkan diri terima lawatan Tuhan adalah dengan personal holiness dan holiness lingkungan. 2 Korintus 6&7. Pisahkan dirimu baru Tuhan akan dwell di tengah-tengah kita. Buat anak muda atau orang tua berlaku sama. Itu saja. 2 Timotius 2, kita harus melarikan diri, flee from youthful lust, segala sesuatu yang membangkitkan nafsu ya…jangan dilakukan.

Pnt. Eddy Leo, Jakarta

Revival tidak bisa diteruskan tanpa multiplikasi. Multiplikasi terjadi kalau ada figur bapa dalam gereja. Kita nggak usah nunggu revival, sebenarnya revival yang menunggu kita. Kuncinya, gereja mesti memiliki substansinya, yaitu membangun hubungan dan mengalami Kristus. Kalau itu ada, terjadilah revival, setelah itu mesti ada “bapak”. Pembapakan itu tidak berbicara gender, tapi fungsi. Sama seperti Paulus, bisa berfungsi sebagai ibu, demikian juga wanita bisa berfungsi sebagai bapak. Bapak itu mengembangkan potensi orang lain sampai maksimal sehingga bisa menggenapi rencana Allah. Wanita bisa jadi bapak, tapi tentunya harus pria dulu. Menurut saya, di Indonesia kurang sekali “bapak”. Buktinya, orang pindah-pindah gereja sehingga nggak ada kematangan rohani.

Pdt. Bambang Jonan, Medan
Lawatan Tuhan sekarang ini sudah terjadi, hanya scope-nya masih belum terlalu luas, masih sporadis. Kita nunggu, sebentar lagi akan jadi massal. Saya percaya dengan kitab Yoel 2 katakan, bahwa Tuhan akan mencurahkan RohNya yang kudus kepada setiap orang. Anak-anak muda justru akan dipakai di sana. Yang bernubuat kan biasanya orang-orang tua, yang punya “jam terbang” yang cukup tinggi, pemimpin-pemimpin rohani, tapi di Yoel, justru katakan bahwa anak-anak muda yang akan dipakai untuk melihat hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Di Medan sekarang sedang dipersiapkan untuk jadi rumah doa.
George Anadorai, seorang nabi dari Singapura, menyatakan 3 hal yang harus kita lakukan menghadapi lawatan Tuhan. Pertama mendoakan Israel, di Mazmur 122:7, kedua harus ada doa, pujian, penyembahan 24 jam atau sama dengan menara doa. Ketiga rekonsiliasi tubuh Kristus

SEMUA REVIVAL PASTI MENYANGKUT ANAK MUDA
Pdt. Andreas Rahardjo, Yayasan Masa Depan Cerah (MDC), Surabaya
Lahir dari kegerakan yang terjadi di tahun 80-an. Nama MDC lahir dari KKR besar anak muda yang pertama kali diadakan di gedung Go-Skate, Surabaya, namanya “Malam Dermaga  Cinta” disingkat MDC. Maksudnya, anak muda mencari cinta, tapi kemana bisa berlabuh dan tetap, hanya dalam Yesus. Dalam KKR itu seluruh gedung penuh. MDC dipakai kemudian jadi nama yayasan tapi kepanjangannya jadi “Masa Depan Cerah”, pusatnya di Surabaya, untuk seluruh Indonesia, bergerak pertama kali menangani persekutuan doa, pos PI, anak-anak muda. Yayasan ini awalnya interdenominasi, tapi dalam perkembangannya, Yeremia Rim (almarhum, Red) merasa perlu mem-follow-up jiwa-jiwa yang sudah dimenangkan dalam KKR untuk masuk ke gereja. Ibarat seorang anak, dia bisa lahir di mana saja, tapi harus secepatnya dimasukkan dalam satu keluarga. Itulah gereja. Maka GKPB, Gereja Kristen Perjanjian Baru, tahun 1987. Mulai dari Surabaya. Yayasan ini berkembang pelayanan sosial, sekolah dan lain sebagainya.

Pada awal tahun 80-an, waktu saya masih 18 tahun, Tuhan melanda anak-anak muda di Bandung, Surabaya, Jawa Tengah, mungkin di Jakarta juga, saya kurang tau. Terjadi kegerakan besar yang saya alami secara langsung. Yang paling keliatan waktu itu adalah antusiasme anak-anak muda, pertobatan jiwa-jiwa yang luar biasa, dan lalu timbul banyak persekutuan anak-anak muda yang makin lama makin menjamur.
Semua revival pasti menyangkut anak-anak muda. Selain itu juga praise and worship, doa syafaat. Yang perlu diwaspadai adalah kedangkalan dari pertobatan. Yang penting adalah kualitas pertobatan.
Menurut saya, yang serius mau terima lawatan Tuhan banyak. Cuma, pencobaan-pencobaannya jauh lebih banyak daripada dulu. Sehingga ditakutkan kualitasnya agak sulit terdeteksi dibandingkan yang lalu. Apakah cuma sekedar “rame-rame” atau benar-benar bertobat. Yang satu teriak “I love Jesus”, yang lain ikut-ikutan teriak. Padahal belum tentu mereka sungguh-sungguh cinta Yesus. Kita tidak bisa menghalangi trend-trend seperti ini. Peran gereja, pertama nggak boleh batesin. Tetapi kita buat satu foundation, prinsip yang solid, baru mereka bisa menyaring sendiri apa yang mereka anggap baik dan tidak.
Ada 3 hal yang saya mau bagikan:
1.     catch the fire. Karena revival tidak bisa kita usahakan dari diri kita. Jangan berusaha membangkitkan gelombang dari Tuhan, kalau belum waktuNya. Jangan merangsang kebangunan rohani dengan mengundang hamba Tuhan terkenal. Tapi cari wajah Tuhan, sampai api Tuhan itu turun dan kita tangkap. Sekecil apapun kalau itu api, akan bisa bakar hutan. Tapi kalau bukan api, ya nggak bisa bakar apa-apa. Jadi yang penting menangkap api kebangunan rohani. Yakinkan dalam acara apapun, minta supaya api kebangunan rohani itu terpercik dalam hati  kita.
2.     keep the fire. Orang nggak bisa keep the fire of revival kalau nggak ada kesungguhan dan kekudusan. Kalau kita biarkan kepahitan, attitude yang nggak benar, sulit mengampuni, api yang sudah terpercik bisa hilang.
3.     spread the fire. Siapkan diri untuk menyebarkan api. Yang paling penting, kalau kita nggak sungguh-sungguh haus, kita nggak akan dapat api. tapi bukan berarti kalau sudah dapat api sudah puas. Tidak. Kita harus terus menjaganya. Kalau tidak akan hilang. Ada seorang anak muda yang bisa baca 16 pasal sehari. Tapi dia nggak jaga itu. Sekarang ke gereja pun enggak. Hidup rumah tangganya pun hancur. Saat-saat ini sedang terjadi regenerasi pemimpin. Tuhan bangkitkan anak-anak muda untuk taking over the leadership. Tapi untuk jadi pemimpin, nggak cuma bondo nekat. Kita harus siapkan, lengkapi diri kita.

REVIVAL SEKOTA

Pdt. Petrus Agung Purnomo, Semarang

Istilah revival kedengerannya terlalu keren, saya lebih suka menyebutnya kegerakan anak muda. Sebetulnya ini bukan yang pertama. Yang pertama adalah tahun 1979. Waktu itu ada sekelompok anak muda bikin KKR pelajar SMA. Di situ 300 anak muda bertobat terima Tuhan Yesus, termasuk saya, Pastor Jimmy Oentoro, Pak Bambang Budianto yang pendiri Pesat (Pelayanan Desa Terpadu, Red). Jadi tahun itu melahirkan banyak hamba Tuhan. Lalu bulan Agustus 1979, kami KKR lagi dengan Pak Yeremia Rim (almarhum, Red), yang pertama tadi dengan Pak Damaris yang di Bandung. Kira-kira ada dua sampai tiga ribu pelajar yang bertobat, terus nyebar ke Surabaya dan luar negri. Dalam skala lebih kecil, dalam tahun 1991, terjadi lagi tuaian, tapi yang ngalami kebanyakan pelajar-pelajar sekolah negeri. Lalu pada 1999, terjadi lagi dan bertahan cukup lama, jadi nggak sekedar KKR terus ilang. Tapi aneh, kegerakan tidak dimulai dari KKR di Hall yang besar, tapi lewat pelayanan kotbah di sekolah-sekolah. Jadi saya dan tim masuk ke sekolah-sekolah, pelajar itu dikumpulin, kami diberi waktu 2 jam. Memang tiap kali dimulai kebaktian, suasana kacau dan tidak ada respon, tapi ketika di-altar call, hampir semua maju. Diajak terima Tuhan Yesus mereka mau, maju, ditumpangi tangan, nangis seperti anak kecil. Jadi record-nya adalah di atas 95% yang terima Tuhan Yesus waktu di-altar call.

Sekolah apa aja tuh?
Sekolah Katholik, Kristen, Swasta, dan beberapa dari Negeri

Apa waktu itu memang targetnya sekolah-sekolah atau gimana?
Bukan. Saya melihat seperti Tuhan yang  buka pintu dan kita masuk. Jadi bukan kita yang rancang. Beberapa saat kemudian agak tertutup, karena beberapa agak kaget (guru-gurunya) melihat kok ada yang histeris, nangis-nangis, mereka kan nggak mau ngerti kalo itu Tuhan kerja. Nah terakhir ini, pintu terbuka lagi. Bahkan lebih dahsyat dari yang pertama. Karena sekarang ini kita masuk dari TK, Kelas 5, 6, sampai ke SMU. Tapi jalurnya aneh, lewat seminar narkoba. Kami punya tempat rehabilitasi untuk anak-anak narkoba, namanya Rumah Damai. Saya bersyukur, I think kami punya reputasi yang cukup bagus di Jawa Tengah. Sehingga pembimbing yang ada, sekarang jadi salah satu penasehat gubernur di sana untuk urusan narkoba. Cara Tuhan buka jalan buat pelayanan ke sekolah itu aneh. Ada anak dari jemaat kami, masih SMP. Di sekolah dia ditawari obat sama temennya, dia lapor mamanya, lalu mamanya dateng ke kepala sekolah untuk complain. Kepsek bilang, kami tau, tapi nggak bisa buat apa-apa, karena mereka ada club­-nya, dan lain-lain. Lalu ibunya anak ini menawarkan pelayanan untuk anak narkoba. “Boleh nggak kami bersaksi di sekolah-sekolah?” Jadi kami memanggil anak-anak yang sudah dipulihkan dari ketergantungan narkoba untuk bersaksi di kelas-kelas, dan mereka juga yang ngundang anak-anak itu untuk terima Tuhan Yesus. Jadi terjadi lagi kegerakan. Selain itu kami juga punya radio, namanya Rhema FM. Di situ ada jam-jam khusus untuk anak muda, lewat situ juga kami jangkau anak muda. Kalo diliat dari kacamata manusia, seperti rangkaian kebetulan. Bukan rancangan manusia, tapi murni campur tangan Tuhan.

Gimana cara melayani para pelajar, mulai dari TK, SD, sampai SMU?
Itulah hebatnya Tuhan. Kalau Tuhan nyentuh hati orang, kadang-kadang otak kita nggak bisa ngejangkau. Padahal waktu awal kebaktian dimulai, mereka liar sekali, tapi begitu altar call, atmosfer langsung berubah. Mereka tiba-tiba mau terima Tuhan Yesus. Saya sendiri nggak ngerti gimana jelasinnya. Saya beberapa kali ngalami, pernah di hall, mereka sudah begitu liar, kotbah saya udah jadi khotbah paling jelek, bahkan nggak tuntas, tetep saya altar call, dan mereka maju terima Tuhan, didoain, nangis kayak anak kecil sampai guling-guling di lantai. Terus mereka di-counseling dan menceritakan hidup mereka. Di situ saya belajar anak muda kita ini begitu banyak yang rusak kehidupannya tanpa sepengetahuan orang tua. Banyak anak SMP yang sudah gugurkan kandungannya tanpa orang tua mereka tahu. Padahal kami tinggal bukan di Jakarta lho, ini Semarang. Kenyataannya kan makin besar suatu kota, makin mengerikan tantangannya.

Jadi menurut Anda, gimana cara supaya anak muda mengalami kegerakan?
Setiap orang itu butuh kehidupan dari Tuhan, termasuk anak muda, dan mereka sebetulnya lebih responsif, struggle-nya nggak terlalu banyak, paling pasangan hidup, hubungan dengan orang tua, sekolah. Jadi kalo mereka dikenalkan kepada Yesus, dan melihat ini sebagai kehidupan, ini tantangan buat gereja, apakah atmosfernya membuat mereka sungguh-sungguh ketemu Tuhan. Perubahan ini yang membuat mereka jadi radikal. Kalo mereka dibawa ke kebaktian yang “adem ayem”, mereka pikir “ini buat orang tua”. Terus  terang saya nggak punya resep apa-apa, ini murni anugrah Tuhan yang membawa kami ke situ. Ada intervensi Tuhan di dalamnya.

Jadi murni nggak ada program/acara khusus seperti praise and worship, atau lain-lain yang menarik?
Iya. Menurut saya, dimana Tuhan hadir, di situlah ada kehidupan. Tapi kalo ada yang nggak beres di dalam gereja, ada banyak ketidaksehatian, “atmosfer”nya jadi redup. Tapi kalo kita sungguh-sungguh cari Tuhan, maka kehidupan Tuhan itu akan memancar. Jujur saya nggak bisa memberikan resep apa-apa. Tuhan bisa buka pintu dengan berbagai cara. Satu kali dalam kebaktian kami, tiba-tiba orang memuji Tuhan sambil loncat-loncat, itu nggak dibuat-buat lho. Padahal culture kami nggak begitu, saya pun bukan tipe seperti itu. Ini memang murni campur tangan Tuhan.

Apakah kegerakan ini akan bertahan lama?
Tergantung respon kita sebagai gereja. Apakah kita jadi sombong lalu mengklaim kegerakan ini menjadi milik kita atau tetap murni di hadapan Tuhan.  Menurut saya, selama hati kita murni di hadapan Tuhan, itu masalah kepercayaan Tuhan, menurut saya akan terus berkelanjutan. Kami sudah mengalami selama 3 tahun ini untuk kegerakan pelajar.

Tadi Anda bilang kegerakan itu dimulai tahun 1979, 1991, 1999, itu kan berarti kegerakan sempat terhenti?
Di tahun 1979, sebetulnya karena nggak ada follow up-nya. Dulu kita nggak punya gereja, cuma persekutuan, dan nggak punya pemimpin yang ngarahin. Di tahun 1991, kami sudah punya gereja tapi kecil dan movement-nya terbatas sekali. Kami nggak bisa menampung semuanya.

Memangnya nggak ada gereja lain yang mendukung mungkin?
Nggak ada. Yang saya tau, dulu itu masih “kaget”. Itu menyedihkan. Padahal dunia kita ini sebagian besar dipenuhi anak-anak muda. Bagi saya itu anugrah kalau diberi bagian untuk menjangkau mereka.

Apa sih yang disebut dengan pertobatan sejati?
Radikal, jatuh cinta sungguh-sungguh dengan Yesus. Gereja perlu membimbing mereka karena di dalamnya pasti ada unsur emosi, di-maintain supaya nggak memadamkan Roh, dibina, dikasih Firman. Jadi jangan dikasih kegiatan, dan berbagai program, mati mereka. Mereka butuh Firman Tuhan yang kuat, keras.

Gimana ngajar anak muda supaya hidup dalam Roh?
Oh itu perlu waktu dong. Kita ini ada blessing sampingan. Pada waktu kegerakan di antara pelajar ini mulai terjadi, dan kita sudah mengalami selama 3 tahun belakangan ini, Tuhan kirim banyak hamba-hambaNya ke kita, seperti Roberts Liardon, Edwin Louis Cole, dan lain-lain. Bayangin, mereka lahir baru dan terima “makanan” dari hamba-hamba Tuhan tersebut. Itu yang saya sebut blessing tersendiri, jadi mereka terbiasa dengan “makanan keras”. Itu tanpa disengaja lho. Sekarang ditambah kita punya stasiun radio sendiri, dimana semua musiknya menyembah Tuhan, dan ada Firman Tuhan yang dibagikan cukup banyak. Rating tertinggi adalah Firman, bukan musiknya. Lucu ya. Padahal kita pikir anak muda kan suka musik. Radio membuat kita makan Firman tiap hari. Bahkan gereja-gereja lain juga kami tanyai dan rating tertinggi adalah Firman.

Apa Rhema itu satu-satunya radio Kristen?
Enggak, sudah lama sekali kira-kira 20 tahun ada radio Kristen. Kita tidak bersaing karena kami non-komersial. Kami share visi, dan terima banyak masukan juga dari mereka. Kita kerja sama dari waktu ke waktu.

Gimana dengan mati bagi diri sendiri?
Itu kan proses nyangkal daging ya. Kalau itu diajarkan terus, akan mengurangi dampak emosional yang tidak perlu. Karena emosional itu kadang tidak murni dari kenyataan kehidupan rohani orang. Jadi kalau kita ajarkan mati dari daging, yang timbul akan cuma yang murni aja. Manusia itu nggak bisa lepas dari emosi kok. Tetep waktu kita muji nyembah Tuhan, emosi tetep main. Hanya kalo kita mati daging, emosi-emosi kita tidak mengontrol lagi, tapi ditundukkan. Seperti kalo kita cabut rumput, akan tumbuh lagi, jadi harus tekun mencabutnya.

Gimana menghadapi godaan dunia?
Hanya dengan anugrah Tuhan. Kami nggak bilang kalo kami sempurna, hanya atmosfer rohani yang baik, hati yang melekat ke Tuhan, makanan rohani yang sehat bagi mereka, akan memberi lingkungan yang sehat untuk tumbuh dengan Tuhan.

Sekarang apakah ada program tersendiri untuk menjangkau anak muda lebih lagi?
Begini, yang paling efektif adalah teman bawa teman. Jadi mereka yang lahir baru kita dorong untuk bawa teman mereka. Nah, di gereja kita buat altar call secara berkala, siapa yang mau terima Tuhan. Tiap minggu bisa puluhan anak maju ke depan terima Tuhan Yesus. Dengan begitu, sebagian besar gereja diisi anak-anak muda. Mungkin sekarang sudah 70%.

Tanggapan orang tua gimana?
Perubahan yang terjadi pada anak-anak muda dilihat pertama kali oleh orang tua mereka. Pertama mereka kaget. Tapi setelah itu banyak dari para orang tua yang lahir baru karena melihat anak mereka berubah. Kami bersyukur, pelajar-pelajar kami punya record tinggi di sekolah, banyak yang juara. Jadi kita bisa katakan kepada orang tua mereka bahwa hidup mereka berubah, jadi pinter dan baik. Memang masih ada yang menentang, mungkin karena mereka bertahan dengan latar belakang yang bukan Kristen. Itu kita harus bisa mengertilah. Butuh kesabaran juga sampai mereka bisa ikut kenal Tuhan.

Program di gereja untuk anak muda?
Ada mezbah keluarga (kelompok sel), ada waktu dimana mereka buat acara. Tapi begini, sebenernya bukan karena programnya, tapi karena hidup orang dijamah, mereka jatuh cinta kepada Tuhan Yesus. Menurut saya program itu baik, tapi cuma ngikat di jiwa aja. Nantinya akan seperti pasang iklan, yang tiap kali harus ganti model dan sebagainya. Tapi kalo hati mereka tertarik pada Yesus, menurut saya akan luar biasa.

Tapi ada nggak sih yang kehilangan cinta mula-mulanya?
Ada. Biasanya pada masa pertumbuhan selanjutnya, ketika mereka mulai kenal pacar, teman hidup, struggle dengan kehidupan, mulai kehilangan cintanya. The best yang bisa kita lakukan adalah dengan menyiapkan mereka sejak dini. Ada waktu tertentu dimana kami buat kelas-kelas dengan tema-tema yang applicable, seperti misalnya memilih teman hidup, mengatur keuangan rumah tangga, mengatur waktu dengan baik. Selain mereka punya dasar Firman yang kuat, mereka juga dengan gampang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Gimana dengan kota-kota besar lainnya, apakah kegerakan Allah juga terjadi?
Sebetulnya di Semarang  saja tidak semua gereja mengalami.

Dari peristiwa WTC, berita akhir jaman dan antikris mulai gencar lagi, bahkan ada kalimat “hati-hati lho, kamu mesti siap untuk mati martir kalo antikris mulai muncul” . Gimana menurut Anda?
Tentang tragedi itu, saya nggak kepikir kenapa manusia bisa bertindak seperti itu. Soal mati buat Tuhan, saya kok lebih suka berkata cintai Yesus luar biasa, karena kalo mereka sungguh-sungguh cinta Yesus, mereka akan kuat menghadapi apapun. Seperti Petrus, pertama kali dia pake sistem take and give untuk Yesus, tapi setelah itu dia memakai sistem kasih. Tuhan tanya, “Petrus apakah engkau mengasihi aku?”. Istilah mati sahid buat orang tertentu yang belum siap, malah menimbulkan sesuatu yang tidak sehat. Menurut saya kekuatan itu datangnya kelak dari Tuhan.

Gimana kalau memang harus mati sahid?
Pengalaman teman-teman yang dibunuh karena nama Yesus, mereka tidak ada persiapan, tidak ada yang menyiapkan mereka, tapi karena kasih mereka kepada Yesus, mereka jadi siap.

Pesan buat anak muda?
Cintailah Yesus dengan radikal dan habis-habisan.

Pdt. Ronny Daud Simeon, Lombok
Apa sih revival itu?
Menurut saya, revival itu divine attack, serangan surgawi yang ditandai dengan pertobatan yang luar biasa dan perubahan-perubahan karakter yang dampaknya sangat luas. Yang sedang terjadi sekarang ini adalah spiritual awakening, kebangunan secara rohani.

Gimana dengan yang dinamakan KKR, bukankah itu menghasilkan revival?
Memang agak rancu, tapi menurut saya itu hanya spiritual awakening, belum merupakan revival yang sesungguhnya. Ciri revival adalah, apa yang Tuhan kerjakan di dalam gereja terjadi juga di luar. Seperti yang terjadi di Wales. Spritual awakening hanya terjadi dalam lingkup gereja saja, kalau ini kita bawa ke luar gereja sehingga bawa dampak bagi masyarakat, baru bisa dikatakan revival. Jadi revival itu merupakan kumpulan spiritual awakening yang tidak boleh diremehkan, tapi harus kita pelihara sampai jadi revival, dan itu adalah kairos-nya (waktunya, Red) Tuhan.

Berarti ada perbedaan di antara keduanya, jadi ciri-ciri revival itu apa?
Dalam Alkitab, contoh revival ada di Kisah Rasul 2:1 dan seterusnya. Murid-murid menanti-nanti di kamar loteng, lalu turun api dari langit, mereka bukan cuma penuh Roh Kudus, tapi juga berani memberitakan injil. Seluruh kota mendengar injil. Kisah 5:28, akibat dari revival, seluruh kota dipengaruhi oleh ajaran Kristus. Revival dimulai dari keluarga. Belajarlah membangun mezbah keluarga. Pertama harus muncul pemulihan Bapak di dalam keluarga, kalau Bapak dipulihkan, keluarga, gereja, masyarakat, negara dan bangsa akan dipulihkan. Ciri utama adalah membawa dampak yang sangat luas, bukan cuma di dalam gedung tapi mempengaruhi komunitas yang lain.

Apakah harus seperti yang di Wales?
Iya. Akan ada banyak manifestasi. Memang bukan hal yang utama, tapi manifestasi merupakan salah satu tanda revival. Tapi jangan kejar manifestasinya ya, sumbernya yang memberikan semua itu yang harus kita kejar.

Ada yang bilang revival itu dibarengi dengan penganiayaan, seperti di Lombok. Gimana lawatan Allah yang terjadi di sana?
Menurut saya, di sana masih spiritual awakening. Bisa jadi bahwasanya Tuhan ijinkan penganiayaan dulu baru terjadi revival, tapi bisa juga terjadi dari kita membangun hubungan dengan Israel, kita memberkati Yerusalem. Mazmur 122. Gereja harus melihat bahwa Israel itu tidak terpisah dari gereja. Ada tiga pengajaran, pertama mengatakan bahwa Israel sudah hilang, cukup di Perjanjian Lama. Kedua mengatakan, Israel terpisah dari gereja. Ketiga, Israel satu dengan gereja. Saya lebih percaya bahwa israel  itu bicara soal gereja. Sebab itu kita harus berkati, maka kita juga akan diberkati. Kedua kita harus bangun menara doa 24 jam yang bukan cuma di local church, tapi seluruh kota. Kami sedang merintis hal itu di Lombok, beberapa hari lalu kami, seluruh pendeta-pendeta di sana berkumpul dan sepakat untuk bangun menara doa. Mereka akan mengirim pendoa-pendoanya untuk masuk ke menara tersebut  sesuai jadwal yang ditetapkan, berdoa untuk kepentingan orang lain, untuk kota bukan pribadi. Ketiga, membangun persekutuan gereja-gereja sekota. Di Mataram, sejak kerusuhan setahun terakhir ini, kita saling bersekutu, nggak sekedar formalitas, tapi alami. Kesatuan itu secara alami, dimulai dari para pemimpin gereja. Setiap Senin di Mataram ada kelompok sel antar pendeta dari berbagai denominasi. Saya percaya, sebentar lagi, dari kumpulan spiritual awakening yang Tuhan buat di sana, the true revival akan terjadi di Mataram, Lombok, dan seluruh Indonesia.

Tips untuk kita anak-anak muda bisa mengalami lawatan Tuhan secara pribadi?
Christianity is not religion but the relationship with God. Kekristenan bukan agama tapi hubungan dengan Tuhan. Bangun persekutuan pribadi setiap hari dengan Tuhan. Jangan remehkan pembacaan Alkitab, tapi disiplin. Paling nggak sehari 2 pasal, nggak lucu kan jadi Kristen tapi nggak tau di mana kitab Zakaria. Kita harus tau kehendak Allah di jaman ini, yaitu dengan cara, salah satunya, pembacaan Alkitab setiap hari. Saya berpesan, jangan sampai terjerumus dalam 3 dosa generasi:
1.meremehkan generasi terdahulu, tidak hormati mereka.
2.mementingkan diri sendiri dan tidak memperhatikan, bertanggung jawab terhadap generasi yang harus kita layani.
3.jangan sampai tidak mempersiapkan generasi berikutnya.

Apa yang bisa menghambat revival terjadi di negara kita?
Yang pertama adalah dosa. 2 Tawarikh 7:14 berkata, “dan umatKu yang atasnya namaKu disebut mencari wajahKu, lalu meninggalkan jalan-jalanNya yang jahat…”, Tuhan akan lakukan pemulihan. Jadi Tuhan tidak akan memulihkan kalau tidak ada sikap hati yang bertobat. Gereja, orang Kristen harus hidup dalam pertobatan setiap hari. Kedua, harus bayar harga untuk berdoa sungguh-sungguh. Bahkan bukan cuma berdoa, kalau perlu kita tambah dengan berpuasa.

Seperti apa lawatan Tuhan yang akan terjadi di Indonesia?
Saya percaya akan lebih hebat dari Wales. Kitab Zakaria bilang, 10 orang akan memegang punca jubah kita. Kalau dulu Petrus berkotbah dan 3000 orang bertobat, sekarang mungkin pelajar, mahasiswa berdiri di kampus, dan ribuan bertobat. Saya percaya akan terjadi lebih dahsyat karena Allah itu tidak dapat diduga, yang akan membawa kita kepada kuasa yang lebih besar lagi. Setia perkara kecil, Tuhan akan beri perkara besar.

KUNCI REVIVAL: LAPAR DAN HAUS

Pdp. Budi Utomo, ST, Surabaya

Salah satu pemimpin kaum muda di Surabaya ini, ditemui gF! di kantornya di kawasan Nginden, Surabaya. Sebagai saksi hidup yang mengalami kebangunan rohani yang pernah terjadi di

Apa sih kunci dari lawatan Tuhan itu bisa terjadi di tengah-tengah kita? Ada harga yang harus kita bayar untuk itu?
Bukan soal harga yang kita bayar, tapi karena orang itu lapar dan haus akan Tuhan. Bukan soal Tuhan mau atau tidak, tapi hati kita siap atau tidak untuk dilawat. Pernah satu kali kebaktian, waktu ditantang untuk lapar dan haus akan Tuhan, seorang wanita berlari ke depan dengan kecepatan penuh. Sampai di depan, Tuhan benar melawat dia. Saat itu Tuhan seperti bilang bahwa ketika Tuhan melihat seseorang lapar dan haus akan Tuhan, DIA ndak tahan. Sebaliknya, kita nggak dilawat, karena kita berpikir “ah Firmannya bukan untuk aku” atau “sudah cukup”.

Jadi apa yang menghalangi revival?
Yang menghalangi cuma satu, yaitu lawan dari lapar dan haus, kalau kita sudah merasa puas dengan kondisi kita. Menurut saya pribadi, orang sering berpikir bahwa revival  itu terjadi dari gereja. Padahal seharusnya dimulai dari pribadi masing-masing, lalu berkumpul, dan baru terjadi di gereja. Saya percaya revival bisa terjadi setiap saat kita datang kepada Tuhan. Orang nggak mungkin lapar dan haus kalau di dalam dirinya ada dosa. Dia akan mengalami kematian rohani. Kalau dia menyimpan kepahitan, saya rasa dia tidak bisa lapar dan haus akan Tuhan. Orang yang menganggap bahwa ke gereja cukup sekali seminggu, saya pikir orang ini mengalami sakit rohani. Tuhan itu besar, kalau kita nggak cari Dia, kita nggak akan pernah dapat sesuatu, mungkin kita cuma kenal sebagian kecil dari DIA.

Jadi apa anda yakin bahwa kebangungan rohani seperti di Wales akan terjadi lagi?
Saya yakin sekali. Kita sedang mempersiapkan hal itu dengan menjaga kehidupan kita sedemikian rupa, karena kalau tidak kita nggak akan ikut. Mungkin akan cuma jadi penonton. Beberapa kali kita tekankan, jangan jadi penonton, mari terlibat di dalamnya. Pasti ada sesuatu yang lebih besar, nggak hanya sekedar holy laughter. Nubuatan yang diterima Gembala saya mengatakan bahwa lawatan itu akan lebih besar daripada yang terjadi di Toronto dan Pensacola. Lawatan di Toronto dan Pensacola itu kan belum sampai satu kota, kita ndak ngerti, tapi mungkin yang namanya lebih besar itu berarti meliputi satu kota. Temen saya yang akan bekerja di Amerika sempet berpikir menunda kepergiannya, mau menunggu sampai lawatan itu terjadi dulu.

Setelah lawatan Tuhan terjadi, gimana follow-up-nya?
Sebetulnya ini yang paling penting ya. Lawatan terjadi tapi kalau follow-up nggak ada jadi percuma. Yang sekarang lagi kita gencarkan adalah FA. Saya pikir, untuk saat ini gereja sel-lah follow-up yang terbaik. Kalau tuaian besar terjadi, mau diapakan, kalau tidak siapkan wadahnya. Saya pikir FA ini memang dari Tuhan, kita siapkan juga para pembimbing atau gembala FA-nya.

Kenapa begitu, apa karena perbedaan denominasi?
Menurut saya, gereja sel itu memang cenderung dalam lingkup local church. Jadi mungkin memang karena perbedaan yang ada, mereka jadi lebih suka untuk membentuk sel masing-masing sesuai denominasi. Tapi penyebab lain adalah, dengan berkembangnya gereja sel, semakin banyak kegiatan yang harus dilakukan. Ini menyebabkan jadi nggak bisa fokus ke persekutuan mahasiswa. Mereka jadi memilih salah satu. Kalau di gereja sudah banyak kegiatan, pilih gereja, bukan persekutuan kampus. Kalau kita bicara interdenominasi, itu berarti kesatuan. Saya pikir yang namanya kesatuan itu karakter. Misalnya yang karismatik gabung dengan non-karismatik, mereka pasang standar untuk tidak boleh berbahasa Roh pada saat kumpul bersama. Itu bukan kesatuan. Yang namanya kesatuan itu, kalau kamu mau bahasa Roh silahkan, kalau yang nggak mau ya hormati. Kalau ada dua orang yang satu suka gado-gado, yang lain tidak, waktu kumpul sama-sama, yang suka nggak boleh makan. Kan nggak bisa begitu. Kalau mau kesatuan ya terima apa adanya. Selama ini yang karismatik menonjolkan bahasa Roh, kalau nggak, nggak rohani. Yang non karismatik katakan bahasa Roh itu sesat. Saya waktu ikut persekutuan, berusaha untuk kumpul, tapi nggak bisa malah musuhan. Belum kumpul baik-baik, tapi kumpul kok malah musuhan. Saya rasa ini masalah gereja juga.

Pesan untuk generasi muda?
Kalau kita ingin mengalami lawatan Tuhan, tidak perduli siapapun kita, tetaplah merendahkan diri di hadapan Tuhan, lapar dan haus akan Tuhan. Jangan pernah berhenti sebelum kita mengalami lawatan Tuhan, jangan cuma jadi penonton. Lapar dan haus bicara mengenai disiplin, mau ndak mau harus cari Tuhan. Dari sini akan mucul banyak hal, kita semakin kenal Tuhan, hidup kita makin dipulihkan, dan yang lain-lain akan mengikuti, seperti taat akan Firman. Untuk lapar dan haus harus ada yang kita lakukan, misalnya bangun pagi-pagi cari Tuhan. Kekristenan itu hubungan kita dengan Tuhan, bukan agama. Seharusnya semakin lama kita jadi Kristen, kita harus makin cinta Tuhan.


Copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com

1 comment:

  1. Kebangunan Rohani perlu digalakkan untuk terjadinya multiplikasi

    ReplyDelete

copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com


MamaOla