Tuesday, June 15, 2010

SEX: My Experience

Siapa bilang waktu gue pacaran gak pernah mikirin soal seks. Namanya juga anak muda, pikiran kayak gitu banyak muncul juga. Kepengen gini-gitu, ini-ono. Wah... pokoknya macem-mecem. Untungnya waktu itu kita punya banyak kegiatan, masa pacaran seringnya dilewatkan bareng teman-teman yang lain. Ngerjain ini-itu, jalan bareng, pelayanan bareng, maen bareng, dsb.

Tapi sesering apapun kumpul sama teman-teman lain, tetap saja banyak waktu yang dilewati hanya berdua saja. ‘Just you and me’, kata film-film sih. Dan gawatnya juga, waktu lagi berdua itu, rumah sering lagi kosong, alias gak ada siapa-siapa. Nah, yang lebih gawat lagi, pas itu terjadi, pas gue juga lagi gak ada kerjaan apa-apa. Wah.. udah deh, kalau gitu mulai pikiran ini tiba-tiba jadi mikir yang biru-biru. Pokoknya tiba-tiba jadi super kreatif, bisa muncul banyak ide yang seharusnya gak boleh dilakuin. Kelabakanlah jadinya. Seringnya kalau sudah seperti itu, dibuatlah kegiatan dadakan. Pergi ke mall, nongkrong disana sambil gak tahu mau ngapain.

Jujur ya, pernah jugalah kita kebablasan kissing, wah... berhentinya susah banget tuh. Tiba-tiba kami kayak dua magnet yang besar, yang gak bisa lepas. Trus, endingnya gimana? ML gak? Tenang-tenang, nanti diceritain. Sabar dong. Hehe.

Dari situ, saya sadar bahwa kita-kita ini selain diciptain sebagai mahluk sosial, juga sebagai mahluk seksual, baca deh Kejadian 1:27 dan 2:24-25. Jadi wajar banget kalau kita punya keinginan-keinginan seksual, wajar juga kalau pikiran kita sering berpikir ke arah sana.

Seks itu sesuatu yang baik, bahkan seks itu sesuatu yang kudus, karena Tuhanlah yang memberikan seks itu kepada manusia. Karena itulah seks jangan dipakai untuk menyakiti atau mempermainkan perasaan orang lain. Seks jangan dipakai untuk coba-coba pasangan.

Sebuah majalah ternama pernah memuat suatu hasil survey yang mengatakan bahwa orang-orang yang ML before marriage ternyata punya persentase yang lebih tinggi untuk mengalami perceraian. Salah satu penyebabnya: perasaan tidak berharga, lemah dalam komitmen, perasaan saling menyalahkan, dan sadar tidak sadar ternyata ada penyesalan di dalam alam bawah sadar mereka yang terbawa-bawa terus.

Perhatiin gak, film-film holliwood sekarang malah sering banget yang endingnya adalah pernikahan. Sering juga yang menceritakan bahwa orang yang suka gonta-ganti pasangan, hidupnya gak happy dan akhirnya dia berusaha untuk dapat pasangan dan menikah. Itu semua adalah film-film populer, yang dibuat sesuai keadaan dan selera pasar. Dengan kata lain, di dunia yang katanya sudah bebas sebebas-bebasnya itu, ternyata kebebasan seks tidak membuat hidup bisa menjadi seperti yang diharapkan. Dan ternyata harapan tentang pernikahan yang bahagia tetap menjadi harapan yang kuat di tengah-tengah jaman yang sempat disebut ‘anti pernikahan’.

Hhhmmm... we can’t run away from God, can we? Dia Tuhan yang baik, dan sebenarnya semua rencana Dia itu tujuannya baik untuk kita. Kita memang suka merasa Tuhan otoriter, jahat, gak mau mengerti kita, dsb. Trust me, He is not like that. Kita memang sexual being, tapi hidup kan gak hanya tentang itu doang, tul? Dan gak ada orang yang mati karena gak having sex. Kalau kita ngelamun terus, ya piktor datang terus-lah, jadinya hidup ini isinya seakan-akan gak ada keinginan yang lain selain seks. Tapi kalau kita tahu apa yang kita mau raih dalam hidup ini, seks akan tetap menarik, tapi bukan jadi yang paling penting.

Kembali ke cerita gue. Keinginan buat menghargai pasangan, keinginan untuk tidak menyesali masa lalu, keinginan untuk bisa memasuki pernikahan yang kudus, keinginan untuk tidak perlu menyembunyikan apa-apa terhadap orang lain, keinginan untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan, itu semua yang akhirnya bisa membuat kami mengatakan tidak untuk ML before marriage, dan tidak melakukan lebih jauh (gak pernah gampang friends, percayalah “puihh”)

Sekarang gue sudah nikah. Bersyukur, karena apa yang kami jaga dulu, kalau pun kami berantem, gak pernah ada yang bisa merendahkan satu sama lain, menuduh yang satu sebagai ‘murahan’, dsb. Kami akan selalu menghargai pasangan sebagai orang yang memiliki integritas. Gak pernah menyesal untuk menempatkan seks di tempat yang seharusnya. It’s very good. Nah, kalau sudah terlanjur bagaimana? Tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai yang baru, dan Tuhan tidak pernah menolak kita. So, be carefull jek! Set your vision high, do the best you can do, and maximized your self. (**)

4 comments:

  1. boro-bere ML..pacar aja ga ada.

    ReplyDelete
  2. betul2,,, mang banyak yang bilang klo mereka pacaran gak pernah mikirin gitu2an,, tapi nyatanya mahh...... capeee dehh!!! haha

    gue jg setuju sama dj-joe,,, gue aja gak punya pacar,,, mna bs ML... hiks ^^

    ReplyDelete
  3. sm....q jg g pnya pcr...
    tp gua g mau ml sblm nikah...dosa nya double.... he he....pa lg mpe hamil...tmn2 jgn mau ya ML sblm nikah...kshn c cwe nya....he he...Gbu

    ReplyDelete
  4. sex emank gk ada matinya kalo di bahas.
    Hmm...jadi penasaran..Paulus kok tahan amat yah, nggk nikah...hehe...: D

    ReplyDelete

copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com


MamaOla