Tuesday, April 27, 2010

NGOBROL BARENG BILLY FUNK

Oleh: Erwin Badudu

Februari kemaren Billy Funk ‘mampir’ ke Jakarta dan bikin seminar musik plus konser. Billy Funk, salah satu hamba Tuhan yang dipakai luar biasa dalam bidang praise & worship, lewat lagu-lagu ciptaannya yang diilhami Roh Kudus, Billy Funk telah memberkati banyak umat Tuhan di seluruh dunia. Beberapa lagu yang sangat diurapi Tuhan: For The Lord Is Good (S’bab Tuhan Baik), Be Glorified, Lift Him Up etc. Berikut hasil obrolan Erwin Badudu bareng Billy Funk untuk Get Fresh!



Kapan kamu lahir baru?

Saya ingat, saya terima Tuhan waktu masih sangat muda, yaitu umur 3 tahun. Ayah saya seorang gembala jemaat dan saya banyak melakukan perjalanan dari gereja satu ke gereja lain. Pada umur 15 tahun saya sudah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri. Sepertinya dalam perasaan saya, masa-masa itu di mata Tuhan saya hanya seperti sampah saja. Tapi masa itupun saya sudah punya keinginan untuk menulis lagu. Kemudian saya mulai berbisnis dan kerja di sebuah kontraktor bangunan beberapa tahun dan menjadi cukup sukses. Suatu hari Tuhan menyatakan bahwa Dia punya rencana lain bagi hidup saya. Itupun masih menunggu beberapa waktu lamanya sampai Tuhan membawa saya ke lingkungan ‘worship music’. Saat itu saya mulai fokus pada apa yang Tuhan ingin untuk saya lakukan. Tapi kemudian saya sempat menjauh dari Tuhan dan melakukan banyak hal yang dilakukan orang lain sebagai anak muda.



Ceritakan soal keluargamu dan apa mereka melayani seperti kamu?

Saya punya dua orang anak, yang sulung Daryn, 23 tahun dan sudah kawin, yang bungsu 21 tahun (lupa tanya namanya, hehe). Dua-duanya suka musik dan Daryn telah menulis cukup banyak lagu-lagu penyembahan. Isteri saya kadang-kadang saja ikut dalam pelayanan saya, tergantung situasi. Dia suka mengajar dan juga kadang-kadang jadi back-up vocal kalau sempat. Kami tinggal Northern Washington – Lindon, 5 menit dari perbatasan Kanada, dekat Vancouver. Saya memang lahir di Kanada dan sekarang tinggal di Amerika selama hampir 5 tahun.

Apa kamu mengajar Daryn gimana cara mencipta lagu?

Sepertinya itu bakat alami. Awalnya saya sering membimbing sehingga mereka bisa belajar lebih cepat, terutama dari kesalahan-kesalahan saya. Mereka betul-betul sangat mirip saya, self-taught! Daryn juga seorang pemimpin pujian sambil main keyboard, dia belajar mengalir dan spontan dari ayahnya… hmmm… maksud saya dari Tuhan, hahaha...

Kamu pernah belajar musik secara khusus ya?

Wah, nggak tuh… saya betul-betul mencari pengetahuan musik sendiri, belajar dari buku-buku, dan cara main (chord, scales, arpeggio). Saya juga belajar nulis partitur dan membuat aransemen back-up vocal untuk rekaman. Tapi bukan ini yang menjadi kesukaan saya. Saya betul-betul seorang otodidak dalam musik, semuanya belajar sendiri.

Kapan mulai nulis lagu dan gimana caranya?

Sekitar umur 13 atau 14 tahun. Bukan lagu penyembahan sih, semacam pop rock. Rasanya tiap lagu saya keluar pada saat penyembahan atau dalam hadirat-Nya, baik di rumah atau di meja kerja, saat saya sedang rsaat teduh. Yang terpenting adalah apa yang ditaruh dalam hatimu, karena itu yang akan menentukan apa yang keluar. Bisa aja kita sedang dalam seminar gereja dan orang yang diurapi Tuhan menyatakan sesuatu hal yang menyentuh kita, sehingga memberi ide tentang suatu tema lagu. Atau saat dengerin radio, nyetir, dan ada sesuatu yang menggugah kita. Jadi ide bisa diperoleh dari berbagai situasi, yang pasti kalau kita terus punya hubungan dengan Tuhan. Boleh-boleh aja bikin lagu yang liriknya dari alkitab, asal diterapkan secara tepat. Kalo sekedar mindahin isi alkitab tanpa ada sesuatu wahyu dari Allah dan tidak ada sesuatu yang menyentuh, mungkin akan sulit.

Kapan mulai nulis lagu buat Integrity Music?

Awalnya saya gak sengaja diminta pimpin pujian di Vancouver, karena gak ada orang lain saat itu. Lalu saya mulai nulis lagu-lagu penyembahan karena kami butuh lagu-lagu baru. Dan saat Tuhan memberi kerinduan untuk menyembah saya mulai tulis banyak lagu penyembahan. Suatu saat gereja menunjuk saya untuk membuat rekaman album Praise & Worship, dengan biaya yang terbatas sekali, yaitu U$ 600. Tapi saya berusaha membuat yang terbaik walaupun hanya dengan musik MIDI programming. Di album tersebut hampir semua lagu saya yang tulis, ditambah 2 buah lagu Integrity. Kemudian Integrity minta copy rekaman kami untuk disimpan dalam file mereka, bukan untuk dipakai atau didengar. Ternyata saat seorang wanita pengurus departemen copyright mendengar kaset tersebut, dia merasakan jamahan Tuhan. Lalu dia memberikan kaset tersebut kepada Don Moen. Selang waktu yang cukup lama, akhirnya Don mengambil kaset yang mungkin sudah berdebu itu dari mejanya, kemudian mendengarkannya di mobil dalam perjalanan pulang ke rumah, I think. Lalu saya dihubungi  mereka dan katanya ada lagu saya berjudul Worship The King, yang mau dipakai untuk album P&W Kent Henry. Gak lama Don Moen & Mike Coleman (pemimpin Integrity) menghubungi saya dan menawarkan untuk membuat proyek rekaman internasional di luar US (Worship Project). Kemudian Mike minta saya untuk membuat kontrak sebagai exclusive writer untuk Integrity Music, dan saya setuju. Itu kira-kira 11 tahun yang lalu. Setelah itu Tuhan mulai mencurahkan lagu demi lagu kepada saya. Ternyata lagu-lagu saya yang nge-groove sangat cocok untuk Ron Kenoly, seperti: Lift Him Up.

Dengan Integrity saya hanya bekerjasama, bukan sebagai staf. Tapi kontrak semua lagu yang saya tulis menjadi hak mereka untuk menerbitkannya.

Apa fokus pelayananmu?

Saya terus mencari apa yang Tuhan ingin saya lakukan lagi. Dia tidak pernah berhenti dan selalu membawa saya ke tempat baru. Yang luar biasa Tuhan taruh dalam hati saya, bahwa dia selalu membuka pintu kepada hal-hal indah seperti saat saya sekarang berada di Indonesia. Saya taat pada perintahNya untuk menolong bangsa lain melahirkan segala hal yang diinginkanNya untuk setiap bangsa, umatNya, pencipta lagu, dalam kebudayaan mereka sendiri. Lalu membimbing setiap bakat yang ada dan memberi dorongan kepada mereka. Inilah fokus pelayanan saya sekarang.

Apa pendapatmu mengenai Christian Contemporary Artist seperti Sandy Patti, Steve Green, MWS, the Winans, dcTalk, Newsboys, Petra, etc?

Saya gak berhak menilai mereka… karena Tuhan bisa bekerja dalam bentuk apa aja. Yang penting kita lihat kehidupan pribadi mereka, bisa jadi berkat gak? Memuliakan Tuhan gak? Sekarang dalam hal worship sudah banyak bentuk kreatif yang bisa diterima orang (creative expression) dibanding 10 tahun yang lalu.

Pertanyaan terakhir, kasih pesan dong untuk pencipta lagu rohani di Indonesia..

Saya mau himbau, jangan hanya meniru apa yang kami buat di Amerika. Pelajari jiwa, hati, dan irama dari kebudayaan kita dan buat lagu-lagu yang benar-benar bisa menjamah hati setiap orang di Indonesia. Dan tulis lagu-lagu yang menyangkut kebutuhan orang-orang di sini, mungkin dengan gaya yang berbeda tapi benar-benar memberkati. Sekali lagi jangan sekedar MENIRU.



I pray that God will show His plan for Indonesia and that you will be encouraged to be obedient to His call and birth a FRESH WAVE OF WORSHIP that will touch the hearts of the people of this great nation.”



God bless,

Billy Funk

No comments:

Post a Comment

copyright majalah GFRESH! www.anakmudanet.blogspot.com


MamaOla