KOK MUDAH PINDAH AGAMA?
Q: Dear Min2. Ada satu temen aku, dulunya dia itu orang Kristen, sering
dateng ke ibadah, komsel, dsb, pokoknya dia itu
antusias banget deh. Tapi sayangnya
sekarang dia pindah agama hanya karena
dia mau nikah ama orang agama
lain. Aku bingung, kok bisa ya ada
banyak orang yang mau pindah agama, meninggalkan Yesusnya seperti ini? (Tom, Jakarta )
A: Beberapa taon lalu, ada seorang teman yang bertobat dengan cara yang
heboh. Kenapa heboh? Soalnya waktu dia bertobat, roh–roh jahat dalam
diri dia semuanya berontak dan dia kerasukan. Perlu waktu beberapa jam didoakan
sampai semua roh jahatnya keluar. Sesudah bertobat dia sangat aktif di
persekutuan, belajar maen gitar dan apinya menyala-nyala. Tentu
saja kita semua gembira dan menyangka suatu hari nanti dia bakal jadi pelayan Tuhan yang besar. Setaon setelah
bertobat, dia menikah ama seseorang dari latar belakang agama lain dan ikut pindah
agama. Kita pun bingung, buat
seseorang yang udah ngalamin Tuhan secara langsung en jelas–jelas tahu Yesus berkuasa kenapa bisa dengan gampangnya pindah agama?
Teman saya
yang laen juga pernah cerita soal kepala geng di sekolahnya yang bertobat en jadi Kristen karena dia suka pada seorang perempuan di
sekolahnya yang beragama Kristen. Karena kepala gengnya bertobat, anak buahnya
juga ikut datang ke gereja. Waktu
kepala geng ini nyatain cintanya, ternyata dia ditolak. Begitu ditolak, dalam
sehari dia langsung balik lagi plus
semua anak buahnya jadi
geng yang lama yang nggak bertuhan.
Culun banget kan?
Saya ngeliat kalo nggak semua yang
terlihat seperti pertobatan berarti bener–bener bertobat. Cuman gara-gara seseorang aktif di gereja bukan berarti
dia mengenal Tuhannya. Saya rajin sekolah minggu dari kecil dan aktif
di gereja tapi baru bener–bener lahir baru dan mengenal Tuhan waktu SMA.
Sebagian dari kita datang ke gereja karena dari kecil keluarga kita terbiasa ke
geraja, sebagian lagi datang ke gereja karena kewajiban, sebagian lagi datang
karena temen-temen mainnya di gereja dan ada yang ke gereja karena cari temen
bisnis di sana.
Tapi nggak sedikit juga sih pertobatan yang bener–bener bertobat tapi tetep masih ada kemungkinan bisa pindah agama dengan cepat. Kenapa? Yesus juga sadar
hal itu, perumpamaan tentang penabur di Matius 13 nyeritain benih-benih yang ditabur di tanah berbatu, di semak duri dan di tanah
yang subur atau benih yang dimakan burung. Kenyataannya nggak semua benih yang ditabur si penabur itu bisa berkembang dengan baik kan? Sebagian besar cuman bisa berkembang sedikit trus
mati. Tapi apa
yang bikin suatu tanah bisa
subur padahal tanah lainnya berbatu-batu en ditumbuhi semak
duri?
Kalo menurut saya, ada tanah yang subur karena ada petani yang
rajin membajak, membuang batu–batu dan mencabuti semak duri. Dari orang–orang
yang tetap bertahan mengikut Tuhan dan nggak menyerah yang saya
kenal, mereka berkembang dengan baik karena mereka punya pembimbing yang baik.
Pembimbing mereka ngajarin mereka dengan baik dan nemanin mereka sampai mereka cukup dewasa buat nentuin jalan hidupnya sendiri.
Sebenarnya waktu
SMP saya pernah bertobat, tapi karena nggak
ada pembimbing, dengan cepat, hanya dalam itungan bulan, saya udah lupa pertobatan saya. Waktu SMA saya
lahir baru di persekutuan sekolah en pindah jadi anggota gereja yang sama
dengan ketua persekutuan saya. Gereja saya yang baru ternyata sangat
menitikberatkan pemuridan dan saya mendapat seorang pembimbing. Kali ini
pertobatan saya nggak cuman sementara, tapi
terus bertahan sampe sekarang. Pembimbing saya berganti–ganti,
tapi semuanya ngajarin banyak hal en nemanin saya sampe saya bisa berdiri sendiri. Saya udah jarang ketemu ama pembimbing saya, tapi dia nggak kuatir soalnya
dia tahu en percaya ini waktunya buat saya mulai belajar
berjalan sendiri.
Seorang teman saya
awalnya sama sekali nggak mau ikut
persekutuan. Tapi pembimbing di persekutuannya nggak nyerah gitu aja, tiap minggu didatengin rumahnya,
biarpun rumahnya jauh en dia harus naek angkot, buat ngajakin ke persekutuan. Sedikit demi sedikit dia akhirnya
mau ikut persekutuan. Temen saya ini sekarang sekolah dan kerja di Jepang dan
tetep melayani di sana. Semuanya karena pembimbingnya nggak mau menyerah membuang batu dan
mencabuti semak berduri.
Pembimbing adalah
seseorang yang selalu ngejaga supaya nggak
ada burung yang nyuri benih, rajin
ngebersihin batu–batu en nyabutin semak berduri. Waktu benih mulai tumbuh, mereka juga menyiram en kasih
pupuk. Waktu angin bertiup, mereka yang ngejagain pohon kecil yang baru tumbuh ini supaya nggak tercabut.
Seseorang yang baru bertobat, sama kayak bayi yang baru
lahir. Dia butuh orang yang ngerawat en kasih dia susu. Kalo nggak ada orang yang ngerawat, bayi dengan cepat bakal mati.
Pembimbing bisa
datang dalam berbagai bentuk. Mungkin dalam bentuk pendeta atau senior di
gereja yang menjaga kita, kakak
atau saudara kita yang udah dewasa rohani, atau mungkin dalam bentuk buku yang kita baca, atau mungkin
Roh Kudus dan Alkitab saja. Tapi sebagian besar sih pembimbing muncul dalam
bentuk seseorang yang lebih dewasa secara rohani dari kita dan mengajar kita
banyak hal. Kenapa ada seseorang yang dengan gampangnya pindah agama? Karena nggak
ada yang
memperjuangkan orang itu, nggak
ada yang merawat
bayi itu, dan nggak ada petani yang menjaga pohon kecil dari tiupan angin. (min2)
setuju bgt sama jawaban admin...semoga min2 di pake Tuhan lebih lagi...GBU^^
ReplyDelete