LUCK FACTOR
Kru GFRESH! beruntung bisa dengerin khotbah
dari Pak Yakoeb Ezra waktu ikutan seminar Imparting God’s Kingdom in The
Marketplace beberapa waktu yang lalu. Dia ngebagiin tentang orang-orang yang
berkomitmen kuat bukan buat dirinya sendiri saja tapi buat Tuhan. Orang-orang
kayak gini nih disebut orang yang beruntung, alias lucky. Kalau kita mulai
memikirkan kesuksesan orang lain dan kesuksesan kerajaan Surga maka apa yang
kita butuhkan akan Tuhan cukupkan dengan luar biasa. Orang-orang yang
memikirkan kepentingan kerajaan Surga maka kepentingan dirinya sendiri akan
diurus oleh Tuhan. Beruntung banget kan?
Ada 4 faktor yang akan membuat kita selalu
beruntung dalam setiap aspek kehidupan kita:
1.
Optimis.
Orang yang beruntung selalu percaya ada hal yang baik yang selalu datang pada
dia.
Orang yang
hidup dalam kerajaan Allah selalu optimis, kalo ada persoalan maka hal itu dianggap
sebagai kesempatan untuk belajar. Selalu punya pandangan yang positif dan punya
intuisi. “Karena iman kita mengerti,
bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita
lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.” (Ibrani 11:3).
Ada yang bisa
dilihat dengan kasat mata dan ada yang bisa dilihat dengan imajinasi. Kalau
bangun rumah pasti ada blue printnya.
Darimana kita bisa melihat? Kita bisa melihat lewat mata imajinasi, mata
intuisi. Kalau kita mengandalkan Tuhan dan Firman Tuhan maka Tuhan akan
memimpin intuisi kita sesuai dengan kehendakNya. Kita nggak bisa mengasihi
Tuhan dengan otak kiri kita, kita mesti pake otak kanan kita. "Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu”. (Matius 22:37). Akal
budi adalah dianoia, alias pikiran imajinatif yakni otak kanan.
Kita nggak bisa
mengasihi Tuhan tanpa imajinasi bahwa
Tuhan itu ada. Waktu murid Yesus diminta untuk memberi makan 5000 orang, yang
diminta membuat mujizat adalah murid-muridNya. Yesus nggak pernah menyuruh
sesuatu yang nggak bisa kita kerjakan. Tuhan melakukan mujizat karena didorong
oleh belas kasihan, sedangkan murid-muridNya nggak punya belas kasihan. Mujizat
itu nggak bisa diterima oleh otak kiri, tapi otak kanan.
2.
Selalu
punya harapan.
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah
bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
menimbulkan pengharapan.Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah
telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita.” (Roma 5:3-5). Pengharapan seperti apa yang seharusnya
dimiliki oleh anak Tuhan? Pengharapan yang berasal dari penderitaan,
kesengsaraan yang bukan berasal dari kesalahan kita tapi karena kita hidup
benar.
3.
Dikasihi.
Lukas 2:52 “Dan
Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin
dikasihi oleh Allah dan manusia.”
Ukuran kasih
hanya dua yaitu dikasihi Allah dan dikasihi manusia/sesama. Dua-duanya harus
seimbang. Ketika kita dikasihi Tuhan dan dikasihi sesama, hidup kita akan
beruntung. (Baca Fresh!er kali ini!)
4.
Hidup
takut akan Tuhan.
Amsal 14:27 “Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan
sehingga orang terhindar dari jerat maut”. Bahasa aslinya orang yang
terjerat maut itu orang yang sial. Kalau ingin terhindar dari kesialan maka
kita harus hidup takut akan Tuhan.
Dari keempat hal di atas, tidak ada satupun
yang menyebutkan kepentingan kita sendiri, tapi kepentingan Tuhan dan orang
lain. Lukas 19:17-19 “Katanya kepada
orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia
dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.
Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota”. Tuhan sedang
mencari pemimpin-pemimpin kota. Dan tugas itu hanya bisa dilakukan oleh orang
yang punya luck factor, yang bisa melihat apa yang nggak bisa dilihat dengan kasat
mata, dengan mata intuisi, yang bisa melihat penderitaan sebagai awal yang
pasti, yang memiliki persahabatan vertikal (Tuhan) dan horizontal (sesama) dan
diberikan pada orang-orang yang hidupnya benar dan tidak pernah terkena jerat. Kalau kita mempercayai 4 hal tersebut diatas,
maka kita bakalan dipercayai kota-kota, alias hal-hal yang besar. Setia pada
perkara kecil, pasti dikasih perkara besar. Mulai pikirkan kepentingan kerajaan
Surga, sesuatu yang tidak kelihatan kasat mata. (**)