MISTER PEN: CUKUPKAH KALAU CUMA DUA INCI?
Antara Mitos & Kenyataan
Oleh: dr. Handrawan Nadesul
Kebahagiaan yang sudah Tuhan sediakan di depan mata seringkali hancur hanya karena kita mengikuti mitos-mitos yang salah. Banyak suami yang begitu terobsesi sehingga bolak balik bertanya, “Berapa panjang itu seharusnya, Dok? How long must we get?” Mereka risau karena banyak suara burung dan mitos di antara rekan sekerja yang membuat ribuan suami, mungkin juga lebih, jadi tidak percaya diri lantaran sang Mr Pen dirasakan bukan sebagai sosok binaragawan sejati yang bisa dibanggakan di depan istri. Benarkah?
Konon, ada dua tipe suami yang sama-sama bisa dilanda kecemasan luar biasa kalau perkakas miliknya tidak sebagus roti Long John, tapi pendek seperti lidi korek api:
Tipe 1: Mini-Me
Suami tipe ini sering gundah karena Mr. Pen-nya berukuran mini. Ia tertekan ketika menghadapi malam pengantin. Padahal, percayalah, di mata semua istri normal, citra Mr Pen sejati tidak perlu seperti itu. Justru ada banyak istri yang menjadi kaget dan sama sekali tidak kesemsem, kalau melihat betapa king-size-nya punya si Papi. Bukan saja menyeramkan, tapi juga tidak diperlukan, karena spec. Mrs. V punya Mami memang tidak membutuhkan yang sekaliber itu.
Tipe 2: Maxi-Me
Suami tipe ini sebetulnya punya Mr. Pen yang sudah normal, tapi masih selalu merasa kurang panjang juga. Tipe ini sudi buang waktu, tenaga dan uang bertahun-tahun untuk mondar mandir ke sinshe dan tabib, bahkan sampai menggandulinya dengan air seember setiap kali mandi pagi (memangnya otot tukang panco yang bisa bertambah besar dengan cara angkat beban?).
Pesona pria
Sebetulnya, pesona pria dan loyalitasnya kepada istri bukan ditentukan oleh seberapa menakjubkannya ukuran Mr. Pen. Soalnya, memang bukan di situ letaknya kemachoan seorang suami. Yang lebih penting adalah bagaimana setiap suami dapat mengaduk-aduk hati pasangan hidupnya dengan perhatian, cinta, dan pengertian yang diberikan dengan tulus dan segenap hati.
Suami yang ‘hebat’ adalah yang dapat merasa seperti seorang Michael Schumacher, yang kendati mobilnya cuma angkot, namun tetap bisa number one. Tak perlu mimpi punya Formula Satu kalau menjadi sopir saja masih kagok. Lagipula buat kebanyakan istri, yang terpenting bukan apa mobilnya (kehebatan seks suami), tapi lebih kepada pribadi si sopir.
Karena itu Mr Pen cukup berukuran dua inci saja pada detik-detik hidupnya yang paling bersemangat, karena G-Spot istri pun berada tidak sampai dua inci dari kedalaman Mrs. V. Kita tahu, G-Spot itu adalah titik imajiner kasat mata yang ada di daerah di saluran Mrs. V. G-Spot ini sangat peka pada rangsangan dan kedalamannya tak lebih dari setelunjuk saja. Jadi benar juga kata filsuf seks: “yang ideal itu adalah yang tidak terlampau besar untuk bisa memasuki pintu kamar, tapi juga tidak terlalu kecil agar mudah mencarinya kalau hilang di kebun”.
Lagipula, mengamuk sampai jauh ke pedalaman istri malah bisa merusak suasana, karena bisa membuat istri menjerit bukan lantaran takut, tapi karena nyeri tak terperi. Malah mungkin bisa sampai berdarah-darah, sehingga membutuhkan perawatan luka. Dalam beberapa kasus bahkan ada yang sampai perlu dijahit akibat luka pasca-senggama. Alih-alih enak, malah bikin trauma istri seumur hidup. Bukannya untung, malah jadi buntung.
Pecahnya Pembuluh Darah
Selain itu, pembuluh darah pun bisa pecah jika Mr Pen sering ‘diperbesar’ dengan cara disedot vakum secara rutin oleh Sinshe. Pembuluh darah di daerah ini bersifat buntu, sehingga jika rusak akan mengakibatkan kematian jaringan yang diberinya makan. Mr Pen yang rusak pembuluh darahnya akan menjadi cemberut seumur hidup sehingga tidak akan bisa lagi menunaikan tugas dengan sempurna.
Yang jelas, perkawinan akan mudah goyah kalau cuma mengandalkan seks sebagai fondasinya. Seks cuma tiang kecil pondok perkawinan kita, sekadar pelengkap, bukan tujuan perkawinan. Karena itu, jangan andalkan seks kalau yang kita nantikan adalah kebahagiaan yang lebih besar. Kebahagiaan perkawinan lebih ditentukan oleh tepat tidaknya kita memilih teman hidup dan bagaimana kita mau saling mengerti pasangan kita lebih lagi - dan itu bisa terjadi dari buah bimbingan Roh Kudus. **
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar seks, kirimkan e-mail ke <getlife@cbn.net.id> atau layangkan surat ke Redaksi getLIFE!. Dr. Handrawan Nadesul akan secara khusus melayani Anda di bidang ini.
What WOMEN WANT
80% wanita Inggris yang disurvey dalam ‘National Sex & Relationship Survey 2002 ‘ mengatakan bahwa “kasih sayang, perhatian dan pelukan” adalah hal utama yang paling diinginkan dalam sebuah hubungan cinta. Hanya satu dari lima yang mengatakan ‘seks” sebagai yang terpenting..
Dua pertiga dari 2000 wanita yang ditanyai dalam jajak pendapat tersebut juga mengatakan mereka memilih berhubungan seks di dalam ikatan pernikahan. Hanya 22% yang memilih untuk berhubungan seks di luar pernikahan. Hal ini sempat membuat kaget banyak kalangan mengingat masyarakat Inggris terkenal cukup liberal.
“Ini menunjukan para wanita di Inggris membutuhkan rasa aman dan kasih sayang untuk bisa melakukan hubugan seks dengan baik.” kata seorang pengamat dalam thisislondon.com.
“Pendekatan wanita memang berbeda dengan laki-laki. Bagi wanita, untuk bisa doing sex dengan baik, relationship harus beres dulu. Kalau laki-laki ‘khan bisa melakukannya walau tanpa relationship sama sekali.” kata Ev. Hellen Pratama, seorang istri hamba Tuhan dari GKI Anugerah, Bandung.
Menurut Ev. Hellen, kebanyakan masalah keluarga berasal dari hilangnya respek istri pada suami atau sebaliknya, suami yang kehilangan kasih sayang kepada istrinya. “Buat wanita, kebutuhan untuk bisa respek ini mendasar. Jika dia tidak bisa respek tapi dipaksa untuk melakukan hubungan seksual, dia akan merasa seperti dimanfaatkan.” ** (GETLIFE - www.inspirasianda.com)
You can surely see your passion in the articles you write. The world can do with more passionate writers like you who aren't scared to say how they think. Always go after your heart.
ReplyDelete